Cetak
Kategori: Berita
Dilihat: 3746

Perwakilan Universitas Gadjah Mada berhasil menjadi juara 1 dalam "Competition of National Economic Research and Innovation Paper (CONCERNS)" yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) Universitas Diponegoro yang diselenggarakan pada tanggal 7-10 September 2016. Tim ini terdiri dari Muhammad Hanzala (Akuntansi 2014), Tika Nilamsari (Akuntansi 2014) dan Farisa Puspita Adila (Ilmu Ekonomi 2014).

Kompetisi ini memiliki empat tahapan, yaitu seleksi abstrak, seleksi fullpaper, presentasi dan debat. Pada seleksi absrak dipilih 31 tim yang berhak lolos ke tahap seleksi fullpaper. Kemudian tahapan selanjutnya dari seleksi full paper diperoleh 7 peserta terbaik yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia, yaitu Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY dan Universitas Sultan Hasanudin Makassar (Unhas). Ketujuh tim tersebut berkompetisi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang untuk melakukan seleksi presentasi.

Selanjutnya, dipilih 4 tim terbaik untuk mengikuti tahapan debat dengan mosi yang telah ditentukan. Sesi pertama, berlangsung debat antara tim UGM melawan tim UI dengan judul mosi "Tax Amnesty Sebagai Solusi Tepat Untuk Meningkatkan Pendapatan Negara". Kemudian dilanjutkan debat sesi kedua, antara tim UMY melawan tim ITS dengan judul mosi "Pemerintah Membangun Bandara Internasional di Kulon Progo, Yogyakarta".

Dari kesekian tahapan tersebut, akhirnya diperoleh 3 tim terbaik yaitu Juara 1 dari tim UGM, juara 2 dari tim UI dan juara 3 dari tim ITS. Kompetisi ini melatih mahasiswa untuk dapat memunculkan suatu gagasan ide yang kreatif dan inovatif serta memberikan manfaat bagi masyarakat melalui berbagai jenis riset yang dibuat. Selain itu, juga dapat mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dalam menanggapi isu-isu sosial dan ekonomi yang sedang terjadi.

Sumber: Dep Akuntansi