Cetak
Kategori: Berita
Dilihat: 7121
repesea ugm

Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM menjadi tuan rumah dari workshop Erasmus+ Capacity Building in Higher Education: Assessing and Improving the Research Performance at South East Asian Universities (REPESEA), konsorsium yang berisi 11 perguruan tinggi dari tujuh negara.

Workshop yang diadakan pada 20-24 November 2017 ini diisi dengan joint management meeting yang mengevaluasi pelaksanaan satu tahun lalu, dan merencanakan aktivitas konsorsium tersebut pada tahun kedua. Selain itu, acara juga diisi dengan open workshop tentang pengukuran dampak riset.

"Workshop ini termasuk dalam strategi diseminasi kami. Kami berharap sebanyak mungkin universitas mendapatkan manfaat dari proyek ini," ungkap Anetta Caplanova, koordinator proyek dari University of Economics in Bratislava, dalam jumpa pers yang dilaksanakan Selasa (21/11) di Perpustakaan Universitas Islam Indonesia.

Kegiatan ini diadakan sebagai sarana untuk memetakan kondisi masing-masing universitas yang tergabung dalam REPESEA, agar mosul yang dihasilkan dapat relevan dengan konteks yang ada. Sebelum diselenggarakan di UGM, workshop serupa telah dilakukan di Bratislava, Slovakia, pada Maret 2017, serta di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Agustus 2017. Pada tahun ini, tema yang diangkat adalah "Measuring Impact of Research."

Selain UGM, perguruan tinggi yang tergabung dalam konsorsium REPESEA adalah University of Economics in Bratislava, Matej Bel University in Banská Bystrica (Slovakia), Warszaw School of Economics (Polandia), University of Bath (Inggris), University of Clermont Auvergne (Prancis), Universiti Teknologi Malaysia, Universiti Teknologi MARA (Malaysia), International College of National Institute of Development Administration (ICO NIDA), Burapha University (Thailand), dan Universitas Islam Indonesia.

"Proyek ini didukung dengan pembiayaan dari Uni Eropa, dan berlangsung selama tiga tahun. Inisiatif ini masuk dalam skema pendaan Erasmus+ Capacity Building in Higher Education, yang secara rutin ditawarkan oleh Uni Eropa,” imbuh Anetta.

Kesebelas perguruan tinggi ini menginisiasi pembentukan konsorsium pada Oktober tahun lalu dalam rangka peningkatan kinerja riset. Nurul Indarti, koordinator lokal UGM, menyatakan bahwa hasil akhir proyek ini adalah pembuatan material pelatihan tentang evaluasi kinerja dan strategi peningkatan riset.

"Kita berharap modul ini menjadikan proyek lestari," ujarnya.

Untuk mendukung pelatihan peningkatan riset, Uni Eropa juga mendukung pengadaan alat, seperti komputer dan fasilitas konferensi video. Inisiatif penting bagi universitas yang masih tertinggal dalam kinerja riset.

Pengadaan infrastruktur ini diharapkan dalam menjamin keberlangsungan transfer keterampilan dalam riset dan menjangkau sebanyak mungkin penerima manfaat, termasuk dosen dan mahasiswa. Kita berharap ini dapat mempercepat universitas di Indonesia untuk mengejar ketertinggalan dari universitas dunia yang sudah maju.

Sumber: Gloria/UGM