• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Perolehan WTP Belum Disertai Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

  • Berita
  • 29 Februari 2016, 08.23
  • Oleh : Admin
Harry Azhar Aziz

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Dr. H. Harry Azhar Azis, M.A., mengatakan saat ini semakin banyak instansi pemerintah yang memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Namun demikian, belum terlihat adanya korelasi linier antara perolehan opini WTP dengan peningkatan kesejahteraan rakyat.

“Sayangnya, opini WTP sepertinya tidak berdampak kepada peningkatan kemakmuran rakyat,” katanya, Jum’at (26/2) saat menjadi pembicara utama dalam CEO Talk The Walk di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.

Harry mencontohkan pada Provinis Nusa Tengga Timur pada tahun 2012-204 mendapatkan opini WDP. Meskipun dalam waktu tiga tahun mendapat opini wajar dengan pengecualian, ternyata tidak diikuti dengan peningkatan indikator kemakmuran. Selama 2012-2014 tingkat pengangguran terbuka berurut 3,04 %, 3,25%, dan 3,26%. IPM menunjukkan angka 60,81, 61,68, 62,26 dan tingkat kemiskinan mengalami penurunan tetapi tidak signifikan, yaitu 20,41%, 20,24%, dan 19,60%. Sementara indeks Gini Rationya adalah 0,36, 0,36, dan 0,352.

Demikian pula di Provinsi Bengkulu pada tahun 2012-2014 mendapat WTP. Namun, dari indikator kemakmuran dalam tiga tahun terakhir justru tidak membaik. Tingkat pengangguran fluktuatif, yaitu 3,62%, 4,61%, dan 3,47%. Sementara dilihat dari persentase penduduk miskin menunjukkan data 17,50%, 17,51%, dan 17,75%. Dengan kata lain masih banyak penduduk yang miskin.

“Dari contoh-contoh tersebut menjelaskan bahwa saat ini belum ada korelasi yang jelas antara perolehan opini yang semakin baik dengan peningkatan kesejahteraan rakyat,” tuturnya.

Kondisi serupa juga terjadi di daerah Indonesia lainnya. Perkembangan opini atas laporan keuangan tidak selalu dibarengi dengan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat.

“Idealnya, upaya meraih WTP juga dibarengi dengan upaya mencapai kinerja yang baik dalam pengelolaan keuangan. Setiap program dan kegiatan dilakukan secara ekonomis, efisien, tidak terjadi korupsi, dan rakyatnya semakin sejahtera,” jelas Harry.

Saat menyampaikan pidato berjudul “Fungsi BPK Dalam Pengelolaan Keuangan Negara dan Kesejahteraan Rakyat”, Harry menyampaikan bahwa saat ini BPK mulai memperkuat kemampuan dalam pemeriksaan kinerja. Salah satunya dengan mendorong pencapaian opini laporan keuangan dengan kemampuan instansi dalam melaksanakan program-program peningkatan kesejahteraan rakyat.

Selain melakukan pemeriksaan keuangan, dikatakan Harry, pihaknya akan meningkatkan pemeriksaan kinerja untuk bisa menilai kemampuan entitas dalam melaksanakan program-program pembangunan, terutama yang berkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Selain itu, nantinya juga akan dilakukan evaulasi terhadap penganggaran yang dibuat, apakah sudah diarahkan dengan tepat pada upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.

Harry menambahkan BPK akan memprioritaskan pemeriksaan kinerja atas program-program yang mampu menekan tingkat kemiskinan, menekan angka pengangguran, dan mengurangi angka kesenjangan pendapatan. Selain itu, program yang bisa meningkatkan indeks pembangunan manusia meliputi kesehatan, pendidikan, dan peningkatan daya beli masyarakat.

“Dengan begitu, BPK dapat mempertegas manfaat hasil pemeriksaannya dengan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat,” pungkasnya.

Sumber: ugm.ac.id

Views: 141

Related Posts

Wisuda Pascasarjana FEB UGM Periode ! TA 2025:2026

FEB UGM Lepas 312 Wisudawan Pascasarjana

Wisuda Selasa, 21 Oktober 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) melepas 312 wisudawan program magister dan doktor pada Wisuda Pascasarjana Periode I Tahun Akademik 2025/2026 pada Selasa (21/10/2025).

PKM RSH 2025-Audit Sosial

Mahasiswa FEB UGM Gagas Mekanisme Audit Sosial Untuk Cegah Korupsi di Sektor PBJ

Berita Selasa, 21 Oktober 2025

Korupsi masih menjadi persoalan yang dihadapi sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia.  Data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan bahwa sektor pengadaan barang dan jasa (PBJ) merupakan salah satu sektor yang rentan korupsi.

Seminar Nasional GloBE Rules - PwC Indonesia

Membedah Penerapan Pajak Minimum Global 15 Persen

Berita Jumat, 17 Oktober 2025

Transformasi digital menghadirkan tantangan baru dalam sistem perpajakan global. Banyak negara kehilangan hak pemajakan karena perusahaan lintas negara dapat beroperasi tanpa kehadiran fisik.

Pelatihan Pemadam Kebakaran

FEB UGM Gelar Pelatihan Penanggulangan Kebakaran

Berita Jumat, 17 Oktober 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menyelenggarakan Pelatihan Penanggulangan Kebakaran pada Jumat (17/10) di Kampus Magister Manajemen FEB UGM Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti 90 staf profesional dari berbagai unit kerja dan perwakilan mahasiswa FEB UGM.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan staf profesional maupun mahasiswa dalam menghadapi keadaan darurat, khususnya kebakaran di lingkungan kampus.

Berita Terkini

  • FEB UGM Lepas 312 Wisudawan Pascasarjana
    21 Oktober, 2025
  • Mahasiswa FEB UGM Gagas Mekanisme Audit Sosial Untuk Cegah Korupsi di Sektor PBJ
    21 Oktober, 2025
  • Membedah Penerapan Pajak Minimum Global 15 Persen
    17 Oktober, 2025
  • FEB UGM Gelar Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
    17 Oktober, 2025
  • Dosen Purna Tugas FEB UGM, Drs. Ibnu Subiyanto, M.Si., Tutup Usia
    17 Oktober, 2025

Agenda

  • 23Okt Seminar and Public Lecture: Macroeconomic Diagnostics for Indonesia
  • 24Okt The 9th Mubyarto Public Policy Forum (MPPF 2025)
All Events
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju