Industri Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) terus berkembang dengan kecepatan yang menuntut adaptabilitas tinggi dan pola pikir pembelajar sepanjang hayat. Dalam diskusi Inspiring Unileader Goes to Yogyakarta–Semarang, yang digelar oleh Unilever Indonesia bersama BPM FEB UGM dan LinkToWork, para pemimpin Unilever membagikan pandangan mendalam mengenai apa yang dibutuhkan untuk menjadi future-fit talent di dunia industri masa kini.
Indonesia Head of Modern Trade and Personal Care Unilever Indonesia, Prawita Raharja menyebutkan bahwa talenta masa depan bukan hanya diukur dari kemampuan akademik, melainkan dari kesiapan mental dan karakter yang kuat. Ia menyoroti empat kualitas utama yang perlu dimiliki generasi muda agar mampu berkembang di dunia profesional.
Pertama, judgement yaitu kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Kedua, drive yaitu inisiatif dan motivasi untuk terus maju dan berkontribusi dalam pekerjaan. Ketiga, influence, yakni kemampuan membawa pengaruh positif bagi lingkungan sekitar. Keempat, leadership yaitu kemampuan dalam memimpin.
Sementara itu, HR Lead for Customer Development Unilever Indonesia, Armansyah Adhityo, menekankan pentingnya bagi ketanggapan terhadap perubahan. Menurutnya, dunia bisnis FMCG bergerak cepat dan dinamis menuntut setiap individu untuk tanggap terhadap perubahan dan mampu beradaptasi dalam berbagai situasi.
Hal senada disampaikan President Director Unilever Indonesia, Benjie Yap, yang menegaskan pentingnya kemampuan beradaptasi yang tinggi dan kolaborasi lintas fungsi agar dapat berkembang ditengah persaingan global. Ia menyebutkan bahwa di Unilever talenta muda akan langsung ditantang untuk adaptif sejak hari pertama. Oleh sebab itu pihaknya terus mendorong karyawan untuk belajar lintas bidang dan bekerja sama dengan berbagai tim sebab kemampuan ini menjadi fondasi kesuksesan.
Vice President Human Resources Unilever Indonesia, Hendri Widiarta menambahkan bahwa belajar dari kegagalan adalah bagian penting dari pertumbuhan profesional. Ia menilai bahwa justru dari pengalaman yang kurang sempurna, seseorang belajar memahami realitas kerja dan memperkuat kemampuannya.
Melalui acara ini, Unilever juga memperkenalkan beragam program pengembangan karier yang dapat diikuti oleh mahasiswa ataupun fresh graduates, mulai dari Engineering Women Unilever Leadership Fellowship (WULF) untuk mahasiswi teknik, Unilever’s Future Leaders’ League (UFLL) yang merupakan ajang kompetisi bisnis tahunan, Unilever Leadership Internship Program (ULIP) dan ULIP Customer Development untuk program magang mahasiswa berdurasi enam bulan, hingga U-FRESH dan Unilever Future Leaders Program (UFLP) yang ditujukan bagi talenta muda (fresh graduates) yang ingin berkarier di bidang penjualan dan manajemen.
Kolaborasi antara Unilever dan BPM FEB UGM yang berlangsung di Auditorium Pusat Pembelajaran FEB UGM pada Jumat (17/10/2025) ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk memahami dunia kerja secara lebih realistis. Wakil Dekan FEB UGM Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bayu Sutikno, S.E., M.S.M., Ph.D., menilai kemitraan ini merupakan bentuk nyata keterlibatan organisasi kemahasiswaan dengan dunia industri. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu menjembatani mahasiswa untuk melangkah ke dunia industri sekaligus sebagai wadah untuk mempersiapkan calon pemimpin di masa depan.
Ketua BPM FEB UGM, Sabiq Muhammad Al Ghozi menyampaikan kerja sama antara Unilever dan BPM FEB UGM menunjukkan transformasi organisasi mahasiswa yang kini tidak hanya berfungsi sebagai wadah pengembangan diri dan berorganisasi, tetapi juga sebagai jembatan antara mahasiswa dan dunia profesional. Ia pun berharap nantinya BPM FEB UGM dapat terus secara aktif menjadi organisasi yang membantu mengembangkan karir mahasiswa.
Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekaptiningrum



