Perkembangan teknologi termasuk kemunculan artificial intelligence (AI) telah membawa perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan termasuk praktik akuntansi. AI banyak digunakan untuk mengotomatisasi berbagai tugas rutin dalam akuntansi.
Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), Tarkosunaryo, MBA., Ak., CA., CPA, menyebutkan perkembangan AI telah mengubah praktik akuntansi secara mendasar. Meski demikian, nilai-nilai inti profesi, khususnya integritas dan penilaian etis tetap menjadi aspek yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.
“AI akan mengambil alih banyak tugas rutin. Namun, hanya akuntan berintegritas yang mampu menafsirkan output AI secara kritis, membuat pertimbangan etis, dan menjaga kepercayaan publik,” tegasnya saat menyampaikan orasi ilmiah dalam Wisuda Program Profesi Akuntan (PPAk) FEB UGM ke-23, Jum’at (14/11/2025) di FEB UGM.
Menyampaikan orasi berjudul “Menjadi Akuntan Berintegritas di Era Artificial Intelligence: Memimpin Keberlanjutan dan Inovasi” dihadapan 37 akuntan baru, ia menekankan pentingnya bagi para akuntan untuk memperkuat beberapa kompetensi kunci agar tetap relevan di era digital dan keberlanjutan saat ini. Kompetensi yang wajib dikuasai akuntan antara lain skeptisisme profesional, kompetensi digital, independensi, dan objektivitas.
Sebelumnya, Wakil Dekan FEB UGM Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bayu Sutikno, S.E., M.S.M., Ph.D., berpesan agar para akuntan baru mampu mengaplikasikan ilmu, nilai integritas, dan etika profesi yang telah diperoleh selama masa studi.
“Jadilah akuntan yang tidak hanya cerdas secara teknis, tetapi juga memiliki integritas tinggi dan memahami isu-isu global,” pesannya.
Sumber: PPAk FEB UGM
Editor: Kurnia Ekaptiningrum




