Jumat (20/10), Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menyelenggarakan kegiatan FEB Invinity dengan tema “Sharing Session: Seputar KIP-Kuliah”. Kegiatan ini diikuti oleh para mahasiswa FEB UGM penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K). Pada kesempatan ini, hadir tiga narasumber yang mengisi kegiatan, antara lain Desi Yulianti, S.E., M.Acc., Wieda Herdiana, S.S., M.Sc., dan Atikah Dian Rahmawati, M.Si., Psikolog.
Desi memaparkan serba-serbi KIP-Kuliah, antara lain tujuan, dasar hukum, persyaratan mendaftar, manfaat yang akan diperoleh, hingga alur pendaftaran dan penerimaan KIP-K. Untuk rincian lebih lanjut dapat mengunjungi laman KIP Kuliah Merdeka melalui https://kip-kuliah.kemdikbud.go.id dan Simaster UGM. Pada tahun 2023, terdapat sebanyak 1.847 mahasiswa yang mendaftar KIP-K. Berdasarkan Persesjen No. 10 Tahun 2022, sebanyak 1.006 mahasiswa lolos kuota reguler, 46 mahasiswa lolos jalur aspirasi, 67 mahasiswa tidak lolos administrasi, dan 728 mahasiswa tidak diterima.
Wieda memaparkan seputar perkuliahan dan pengembangan diri bagi mahasiswa KIP-K di FEB UGM. Terdapat serangkaian administrasi akademik yang harus diperhatikan oleh mahasiswa, antara lain biaya pendidikan, nilai minimum untuk lulus mata kuliah, rencana studi, tugas mata kuliah, KKN, skripsi, hingga kemudian wisuda. Wieda juga membahas upaya FEB UGM dalam mendukung pengembangan diri mahasiswa, antara lain dengan menyediakan soft skills training, MBKM, aktivitas organisasi, part time job, magang, hingga exchange program.
Atikah membahas perihal bagaimana mahasiswa KIP-K dapat meningkatkan self-esteem. Individu dengan self-esteem yang tinggi tidak meyakini bahwa dirinya lebih superior dibandingkan orang lain. Menurutnya, self esteem yang tinggi tidak sama dengan narsistik. Kita dapat meningkatkan self-esteem dengan membangun sense of courage, sense of compassion, serta sense of connection. Sebagai upaya mendukung peningkatan kesehatan mental, FEB UGM membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan sesi konsultasi psikologis melalui program Pojok Bahagia dari SWPDC.
Reportase: Adella Wahyu Pradita
