• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Dosen FEB UGM Ungkap Penyebab di Balik Anjloknya IHSG

  • Berita
  • 25 Maret 2025, 11.23
  • Oleh : shofihawa
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Ungkap Penyebab di Balik Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan tajam menyebabkan pasar modal Indonesia mengalami tekanan besar dan diberlakukannya trading halt atau penghentian sementara perdagangan saham. Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), I Wayan Nuka Lantara, Ph.D menyatakan bahwa fenomena ini mencerminkan krisis kepercayaan investor domestik dan asing terhadap situasi politik dan ekonomi di Indonesia.

“IHSG yang anjlok menunjukkan perspektif yang negatif dari pelaku pasar modal. Ketika indeks turun drastis, harga-harga saham di perusahaan dengan kapitalisasi terbesar terutama di sektor perbankan mengalami penurunan signifikan dan membuat para investor kehilangan kepercayaan disusul dengan tindakan menjual saham cepat-cepat,” jelasnya.

Pengamat perbankan, keuangan dan investasi ini mengatakan bahwa akar dari pesimisme ini dapat ditelusuri dari berbagai faktor. Faktor utamanya adalah ketidakpastian di sektor politik dan ekonomi yang memunculkan persepsi bahwa pemerintah tidak serius dalam menangani potensi krisis di Indonesia.

“Hal ini terlihat dari sejumlah kebijakan yang kurang bisa menenangkan pasar. Sebagai contohnya, ketidakkonsistenan pemerintah dalam menerapkan efisiensi. Masyarakat diminta untuk menerapkan efisiensi sedangkan pemerintah tidak konsisten melakukannya, misalnya dalam ukuran kabinet yang jumbo” ujarnya.

Selain itu, hal yang memperkeruh kondisi ekonomi adalah daya beli masyarakat melemah dan adanya target pertumbuhan ekonomi yang tidak realistis. Defisit anggaran yang semakin besar serta peningkatan beban utang negara yang jatuh tempo pada Juni tahun 2025.

Dari sisi politik, stabilitas dan penegakan hukum juga menjadi perhatian utama dengan adanya pengesahan beberapa undang-undang yang memicu kontroversi dan ketidakpuasan masyarakat. Ketidakjelasan arah kebijakan dan minimnya gebrakan nyata mengikis kepercayaan publik.

Dampak Pada Perekonomian Nasional

Wayan menyebutkan bahwa ketidakpastian ini berdampak luas pada perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah kerugian besar yang dialami oleh investor domestik pemula dan berusia muda yang baru belajar berinvestasi.

“Ini dapat menurunkan semangat mereka untuk berinvestasi. Bahkan, bagi mereka yang telah mengumpulkan dana bertahun-tahun untuk investasi membuat nilai aset mereka anjlok,” tambahnya.

Lebih luas lagi, kondisi ini berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi, menurunnya investasi baru dan menyebabkan peningkatan angka pengangguran dengan masifnya gelombang pemutusan hubungan kerja. Jika tidak kunjung membaik, hal ini akan membuat negara berpotensi bangkrut.

“Beban utang yang jatuh tempo semakin besar sementara penerimaan negara dari pajak justru mengalami penurunan dapat berujung pada meningkatnya ketidakpuasan masyarakat dan berujung pada gejolak sosial yang bukan mustahil berpotensi memicu kerusuhan,” ujarnya.

Belajar dari Pandemi Covid-19

Dalam menghadapi situasi ini, Wayan menegaskan bahwa pemerintah harus menunjukkan keseriusan dalam menangani krisis termasuk cara berkomunikasi dengan publik yang dinilai sangat buruk bahkan terkesan bercanda dan menciptakan ketidakpastian lebih lanjut. Menurutnya, pembelajaran dari masa pandemi COVID-19 dapat menjadi referensi dalam mengatasi kepanikan pasar yang pada saat itu pemerintah menerapkan kebijakan Asymmetric Auto Rejection dengan membatasi penurunan harga saham maksimal hanya 7% dalam sehari. Selain itu, komunikasi kebijakan yang lebih jelas mengenai arah pemulihan ekonomi juga dapat membantu mengembalikan kepercayaan pasar.

Wayan menawarkan tiga hal utama yang perlu diperbaiki untuk memulihkan IHSG dalam jangka panjang. Pertama, kebijakan pemulihan ekonomi yang jelas dan realistis. Lalu, penegakan hukum yang lebih tegas dan adil, bukan tebang pilih. Selanjutnya, mewujudkan stabilitas politik yang lebih baik dengan mengurangi pembentukan kebijakan yang kontroversial.

Bagi para investor, Wayan menyarankan untuk lebih berhati-hati dalam berinvestasi. Apabila memungkinkan, investor perlu menahan aset tunai, mencari sumber penghasilan tambahan, dan kembali mengevaluasi pola pengeluaran.

“Jika memungkinkan, tahan aset tunai dan perkuat cadangan dana darurat. Tetap lakukan investasi ke instrumen yang lebih stabil seperti obligasi pemerintah, deposito, atau emas,” katanya.

Meski kondisi pasar saat ini masih penuh tantangan, Wayan tetap optimis bahwa dengan langkah yang tepat, Indonesia dapat kembali memulihkan kepercayaan di pasar modal.

“Setipis apa pun harapan, tetap harus ada. Tapi harapan saja tidak cukup, perlu tindakan konkret dari semua pihak, terutama pemerintah,” tutupnya.

Reportase: Shofi Hawa Anjani
Editor: Kurnia Ekaptiningrum

Sustainable Development Goals:

SDG 1 SDG 4 SDG 8 SDG 9 SDG 10 SDG 16 SDG 17

Views: 2,928
Tags: SDG 1: Tanpa Kemiskinan SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan SDG 16: Perdamaian Keadilan Dan Kelembagaan Yang Tangguh SDG 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 8: Pekerjaan Layak Dan Pertumbuhan Ekonomi SDG 9: Industri Inovasi Dan Infrastruktur SDGs

Related Posts

Hiram Ting

Prof Hiram Ting Serukan Transformasi Pariwisata Bertanggung Jawab

Berita Jumat, 8 Agustus 2025

Istilah pariwisata berkelanjutan (responsibility tourism) dan pariwisata hijau (green tourism) sering digunakan dalam dunia bisnis, khususnya dalam industri pariwisata. Presiden Responsible Borneo (Reborn), Prof. Dr.

Elizabeth Christy Go

Alumni FEB UGM Bagikan Tips Bertumbuh dan Bangun Karier 

Berita Jumat, 8 Agustus 2025

Rangkaian Pionir Sosialisasi dan Inisiasi Mahasiswa Baru Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (Simfoni) menggelar Sesi Pembelajaran Mahasiswa (SPM) untuk mahasiswa baru FEB UGM tahun 2025 pada Rabu (6/8) di Plaza FEB UGM.

Duck syndrome

Mengenal Fenomena Duck Syndrome di Kalangan Mahasiswa

Berita Jumat, 8 Agustus 2025

Di lingkungan kampus yang penuh semangat dan pencapaian, ada satu fenomena yang sering tak terlihat, namun diam-diam dirasakan banyak mahasiswa yaitu duck syndrome.

Abang Edwin Syarif Agustin

Meningkatkan Nilai Jual Produk dengan Desain yang Menarik 

Berita Kamis, 7 Agustus 2025

Ketika dihadapkan dengan dua produk yang sama-sama baru, mana yang lebih menarik untuk dipilih, produk dengan tampilan visual yang menarik atau yang tampak biasa saja? Sebagian besar orang akan cenderung memilih produk dengan tampilan visual yang lebih menarik.

Berita Terkini

  • Prof Hiram Ting Serukan Transformasi Pariwisata Bertanggung Jawab
    8 Agustus, 2025
  • Alumni FEB UGM Bagikan Tips Bertumbuh dan Bangun Karier 
    8 Agustus, 2025
  • Mengenal Fenomena Duck Syndrome di Kalangan Mahasiswa
    8 Agustus, 2025
  • Meningkatkan Nilai Jual Produk dengan Desain yang Menarik 
    7 Agustus, 2025
  • Kurangi Sampah Plastik, FEB UGM Bagi 586 Lunch Box Bagi Mahasiswa Baru
    6 Agustus, 2025

Artikel Terkait

  • Prof Hiram Ting Serukan Transformasi Pariwisata Bertanggung Jawab
    8 Agustus, 2025
  • Alumni FEB UGM Bagikan Tips Bertumbuh dan Bangun Karier 
    8 Agustus, 2025
  • Mengenal Fenomena Duck Syndrome di Kalangan Mahasiswa
    8 Agustus, 2025
  • Meningkatkan Nilai Jual Produk dengan Desain yang Menarik 
    7 Agustus, 2025
  • Kurangi Sampah Plastik, FEB UGM Bagi 586 Lunch Box Bagi Mahasiswa Baru
    6 Agustus, 2025
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Departemen

  • Akuntansi
  • Ilmu Ekonomi
  • Manajemen

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan