Arkan Muhammad Khalifamusta tidak pernah menyangka, langkah kecilnya mencoba olahraga berkuda di awal masa kuliah justru mengantarkannya meraih sejumlah prestasi di berbagai ajang kejuaraan. Berawal dari bangku penonton di pinggir arena, terpukau melihat atlet dan kuda melompati rintangan tinggi dengan presisi, perjalanannya di dunia olahraga berkuda pun dimulai.
Meski terbilang sebagai pendatang baru, mahasiswa Program Sarjana Internasional Studi Manajemen angkatan 2023 ini sukses menorehkan prestasi membanggakan. Dalam ajang Porsenigama 2025, Arkan meraih Juara 1 kategori Show Jumping 40–60 cm dan Juara 2 kategori Walk Trot 3 pada cabang olahraga berkuda yang digelar Oktober 2025.
Tak berhenti di sana, Arkan kembali menunjukkan konsistensinya dengan meraih Juara 2 kelas 80 cm Open pada Jateng Classic 2025 Seri 2 di Klaten, Jawa Tengah pada 5–9 November 2025. Selang beberapa pekan kemudian, ia kembali naik podium dengan meraih Juara 2 kelas 50–70 cm Open pada UGM Horse Show yang berlangsung di Stadion Sultan Agung, Bantul pada 22–23 November 2025.
Ketertarikan Arkan pada olahraga berkuda bermula pada awal masa kuliah. Saat itu, ia hanya menjadi penonton dalam sebuah perlombaan berkuda. Namun, pengalaman pertama menunggang kuda menjadi titik balik yang menentukan.
“Saat saya mencoba sendiri, rasanya benar-benar istimewa. Ada sensasi adrenalin, kontrol, dan kebebasan yang muncul bersamaan. Dari momen itulah saya jatuh cinta pada olahraga berkuda,” ungkapnya.
Komitmennya semakin kuat ketika keinginan untuk berprestasi tumbuh dari dalam diri. Latihan yang semula sekadar hobi berubah menjadi tanggung jawab serius. Ia rutin berlatih dua hingga tiga kali dalam sepekan.
“Yang membuat saya bertahan adalah rasa puas ketika melihat progres diri sendiri dan koneksi yang semakin kuat dengan kuda. Setiap kali berhasil melewati batas baru, alasan untuk terus maju terasa semakin besar,” tuturnya.
Dalam perjalanannya, Arkan menilai peran pelatih sangat signifikan. Selain itu, Walter, kuda yang ia tunggangi, menjadi partner penting yang membantunya berkembang. Dari Walter, Arkan belajar tentang disiplin, kesabaran, rasa percaya, hingga kepemimpinan.
“Kuda bukan sekadar alat olahraga. Dia adalah partner. Dari hubungan itulah saya belajar bahwa prestasi tidak lahir dari ambisi semata, tetapi dari ikatan yang kita bangun,” jelasnya.
Menjelang Porsenigama 2025, Arkan secara konsisten berlatih menggunakan kuda yang sama untuk memperkuat koneksi. Tantangan terbesarnya adalah mengelola keraguan diri, terutama saat harus menyelesaikan rangkaian rintangan dalam waktu singkat dengan tetap tenang dan fokus.
“Ketika saya yakin pada diri sendiri dan pada kuda yang saya tunggangi, eksekusi di lapangan menjadi jauh lebih solid,” ujarnya.
Pengalaman bertanding di kategori Show Jumping dan Walk Trot meninggalkan kesan mendalam. Seluruh proses latihan yang panjang diuji hanya dalam hitungan menit. Meski penuh tekanan, Arkan justru menemukan keindahan olahraga berkuda di momen tersebut.
“Saat lompatan terakhir dan kami mendarat dengan bersih, ada rasa lega dan bangga,” kenangnya.
Ke depan, Arkan menargetkan untuk terus berkembang dan mengikuti kompetisi di luar Jawa Tengah. Meski aktif berlatih, ia mengaku tidak mengalami kesulitan berarti dalam membagi waktu antara kuliah dan olahraga, berkat fleksibilitas jadwal latihan, meski harus mengorbankan waktu istirahat dan hiburan demi menjaga fokus.
Menutup ceritanya, Arkan berpesan kepada mahasiswa FEB UGM yang tertarik mencoba cabang olahraga berkuda atau mengikuti Porsenigama pada tahun mendatang agar berani memulai.
“Jika ada sedikit rasa penasaran dalam diri kalian, beranilah untuk mulai. Jangan pernah meremehkan langkah pertama,” pungkasnya.
Reportase: Shofi Hawa Anjani
Penulis: Kurnia Ekaaptiningrum


