
Sebanyak 57 mahasiswa yang berasal dari delapan universitas di sembilan negara mengikuti kegiatan Global Summer Week (GSW) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. Mereka akan belajar tentang model bisnis inovatif yang berkelanjutan dan inklusif selama dua minggu, mulai 14 hingga 25 Juli 2025.
Program summer course yang mengusung tema “Innovative Business Models for a Sustainable and Inclusive Future ini diselenggarakan melalui kolaborasi antara FEB UGM dengan Nanyang Technological School (NTU), Singapura dan University of Canterbury (UC), New Zealand. Beberapa mahasiswa peserta GSW 2025 antara lain berasal dari University of Canterbury, Copenhagen Business School, University of Brunei Darussalam, University of Glasgow, Kyoto University, Nanyang Technological University, University of Sussex, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Negeri Surabaya.
Dekan FEB UGM, Prof. Didi Achjari, dalam sambutannya menyampaikan Global Summer Week adalah program unggulan musim panas tahunan di FEB UGM. Program ini lebih dari sekadar kegiatan akademik, tetapi juga menjadi ruang untuk dialog yang bermakna, pertukaran budaya, dan pembelajaran kolaboratif. Tema tahun ini yaitu “Innovative Business Models for a Sustainable and Inclusive Future,” mencerminkan keprihatinan bersama terhadap tantangan global seperti ketimpangan, degradasi lingkungan, dan kebutuhan mendesak akan inovasi yang bertanggung jawab.
“Selama dua minggu ke depan, Anda akan terlibat dalam eksplorasi dan pemecahan masalah bersama, mencari solusi yang tidak hanya kuat secara teori, tetapi juga relevan secara praktis. Kita akan merefleksikan bagaimana bisnis dapat menjadi katalis bagi kebaikan sosial dan pelestarian lingkungan,” jelasnya, Senin (14/07/2025) di Function Hall Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM.
Didi juga menegaskan komitmen FEB UGM terhadap pendidikan internasional sebagai fondasi dalam membentuk pemimpin masa depan yang tidak hanya cakap secara keilmuan, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan perspektif global.
“Kami percaya bahwa pendidikan internasional memainkan peran penting dalam membentuk para pemimpin masa depan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial, empatik, dan berwawasan global,” ucapnya.
Ia berharap nantinya para peserta bisa memperoleh pengalaman baru selama mengikuti GSW 2025. Waktu yang akan dilalui selama dua minggu kedepan diharapkan akan menjadi pengalaman yang memperkaya secara intelektual, bermakna secara pribadi, dan tak terlupakan secara budaya.
“Semoga pengalaman mengikuti GSW 2025 menyenangkan, penuh makna, dan memberikan hasil yang bermanfaat bagi kita semua,” pungkasnya.
Dalam kegiatan kali ini mahasiswa akan mengikuti berbagai kegiatan meliputi Expert-led Talks & Discussions yang menjadi sesi pembelajaran bersama para ahli dan praktisi industri. Pada sesi ini menghadirkan alumnus FEB UGM yang juga tokoh publik, Anies Rasyid Baswedan yang menyampaikan paparan mengenai model bisnis berkelanjutan. Peserta GSW juga akan mengikuti sesi pembelajaran terkait bagaimana menciptakan Creating Social Business Opportunities, Circular and Collaborative Economy, dan Innovation, Technology, and Practical Skills. Peserta juga akan mengikuti workshop bertajuk Design Thinking yang berfokus pada penerapan dan penyempurnaan solusi berbasis pendekatan design thinking untuk mengatasi permasalahan sosial yang kompleks. Dalam Expert-led Talks & Discussions turut menghadirkan sejumlah narasumber yaitu Dr. Catherine Wu (NTU), Prof. Liu Lerwen (NTU), Dr. Nadeera Ranabahu (University of Canterbury), Veronica Colondam (YCAB), Eddiwan Danusaputra (BNI Venture), Ridzky Novasandro (Kopi Calf), Prof. Nurul Indarti (FEB UGM), serta Dr. Rimawan Pradiptyo (FEB UGM).
Peserta GSW juga akan mengikuti Business Immersion & Summer Project yang menjadi wahana mengimplementasikan ilmu dalam proyek kewirausahaan sosial, serta kegiatan budaya. Program musim panas selama dua minggu ini bernilai setara dengan 3 SKS (5 ECTS) per kegiatan yang seluruhnya diadakan di Yogyakarta.
Reportase: Kurnia Ekpatiningrum