
Anas Khan tak pernah menyangka perjalanan diplomatiknya di Jakarta akan membawanya kembali ke bangku kuliah. Diplomat muda asal Pakistan itu kini menjadi salah satu mahasiswa penerima Diplomat Scholarship Program di MBA FEB UGM Kampus Jakarta. Di sela tugas kenegaraannya, ia memperdalam pengetahuan soal manajemen bisnis.
Keputusannya mengambil program MBA karena program manajemen yang bersifat universal, tidak hanya mengembangkan pemahaman tentang manajemen bisnis tetapi juga membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat. Sebagai seorang diplomat, ia melihat pendidikan yang diperoleh di UGM dapat menjadi bekal untuk menjembatani hubungan bisnis antara Pakistan dengan negara tempatnya bertugas. Anas juga berharap dapat menguasai dunia bisnis serta beradaptasi dengan cepat terhadap dinamika perubahan di sektor korporasi.
“Sebagai seorang diplomat, saya dapat memanfaatkan pendidikan yang saya peroleh di sini untuk menghubungkan dunia bisnis antara Pakistan dan negara tempat saya bertugas. Harapannya setelah lulus saya bisa lebih mahir dalam dunia bisnis dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap dinamika perubahan yang terjadi di dunia korporasi,” tuturnya.
Anas merupakan satu dari empat diplomat yang mendapatkan Diplomat Scholarship Program, inisiatif baru MBA FEB UGM Kampus Jakarta pada 2025. Pada periode penerimaan Agustus 2025, empat diplomat dari Chile, Kamboja, Pakistan, dan Papua Nugini resmi tercatat sebagai mahasiswa International Executive MBA (IEMBA) di Kampus Jakarta. Inisiatif ini menjadi wujud nyata diplomasi pendidikan Indonesia sekaligus strategi membangun jejaring internasional melalui jalur akademik.
“Diplomat Scholarship Program memberi ruang bagi perwakilan asing untuk memahami Indonesia lebih dekat, bukan hanya lewat ritus kenegaraan, melainkan juga melalui disiplin manajemen dan bisnis yang dibutuhkan era modern,” papar Ketua Program Studi MBA FEB UGM Kampus Jakarta, Prof. Eduardus Tandelilin.
Menurutnya, beasiswa ini bukan sekadar dukungan finansial, melainkan sebuah investasi jangka panjang untuk memperkuat diplomasi publik. Dengan belajar di jantung ekonomi Indonesia, para diplomat diharapkan dapat memahami Indonesia dari sisi budaya, dinamika ekonomi, sekaligus kekuatan akademiknya.
“Sebagai institusi pendidikan terkemuka, MBA FEB UGM Jakarta tidak hanya mendidik profesional, tetapi juga merawat ekosistem pengetahuan yang inklusif dan relevan global,” tambahnya.
Selain Anas, ada pula Ray Vicheasophea, diplomat muda dari Kedutaan Besar Kamboja. Baginya, kesempatan menempuh studi di MBA FEB UGM Jakarta adalah kebanggaan sekaligus tantangan.
“Saya memiliki minat besar pada dunia bisnis dan ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi saya untuk terus belajar sambil tetap menjalankan tugas diplomatik di Jakarta,” ungkap Ray.
Ray meyakini pengalaman belajar di UGM, berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang, serta berjejaring dengan komunitas bisnis Indonesia akan menjadi bekal berharga. Ia yakin gelar yang akan diraihnya kelak akan membantu dalam upaya mempererat kerja sama bisnis antara Kamboja dan Indonesia.
“MBA ini tidak hanya bernilai akademis, tetapi juga akan saya wujudkan dalam praktik nyata untuk mempererat kerja sama bisnis antara Kamboja dan Indonesia,” imbuhnya.
Diplomat Scholarship Program merupakan inisiatif baru MBA FEB UGM Jakarta yang diluncurkan pada 2025. Inisiatif ini menjadi wujud nyata diplomasi pendidikan Indonesia sekaligus strategi membangun jejaring internasional melalui jalur akademik.
“Diplomat Scholarship Program memberi ruang bagi perwakilan asing untuk memahami Indonesia lebih dekat, bukan hanya lewat ritus kenegaraan, melainkan juga melalui disiplin manajemen dan bisnis yang dibutuhkan era modern,” papar Ketua Program Studi MBA FEB UGM Kampus Jakarta, Prof. Eduardus Tandelilin.
Menurutnya, beasiswa ini bukan sekadar dukungan finansial, melainkan sebuah investasi jangka panjang untuk memperkuat diplomasi publik. Dengan belajar di jantung ekonomi Indonesia, para diplomat diharapkan dapat memahami Indonesia dari sisi budaya, dinamika ekonomi, sekaligus kekuatan akademiknya.
“Sebagai institusi pendidikan terkemuka, MBA FEB UGM Jakarta tidak hanya mendidik profesional, tetapi juga merawat ekosistem pengetahuan yang inklusif dan relevan global,” tambahnya.
Sumber: Humas MBA FEB UGM
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals