Dalam satu dekade terakhir, pasar halal menjadi salah satu kekuatan baru yang menggerakkan perekonomian dunia. Pasar halal global menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan nilai perdagangan mencapai USD 3,1 triliun pada tahun 2018 dan diproyeksikan meningkat menjadi USD 5,0 triliun pada tahun 2030. Hal ini menunjukkan ekonomi halal tidak lagi dipandang sebagai isu keagamaan semata, tetapi telah menjadi strategi ekonomi global yang mencakup pangan, farmasi, kosmetik, keuangan, pariwisata, hingga tata kelola rantai pasok global.
Namun demikian, tantangan utama pasar halal terletak pada kolaborasi internasional yang lebih intensif untuk mendorong inovasi, memperkuat ekosistem lintas negara, serta membangun masa depan ekonomi halal yang progresif, dinamis, dan berkelanjutan. Menjawab tantangan tersebut Universitas Gadjah Mada melalui Program Studi Perekonomian Islam dan Industri Halal Sekolah Pascasarjana dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis bekerja sama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia menyelenggarakan 3rd International Conference on Islamic and Halal Economic Studies (ICIHES) 2025. Konferensi internasional akan digelar pada 4–5 November 2025 di Hotel Marriott Yogyakarta, mengusung tema Halal Economy: A Way Forward Towards a More Progressive, Dynamic, and Viable Future.
Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., saat membuka acara menyampaikan bahwa ekonomi halal mencerminkan pandangan hidup di mana kesejahteraan dicapai seiring dengan martabat, inovasi, dan sistem ekonomi dibangun di atas dasar kepercayaan, keadilan, serta tanggung jawab. Di tengah dunia saat ini, yang ditandai oleh ketidakpastian, disrupsi digital, dan ketimpangan yang semakin melebar, prinsip-prinsip yang terkandung dalam ekonomi halal menawarkan bukan hanya stabilitas, tetapi juga arah dan harapan. Namun, masa depan industri halal tidak dapat bergantung pada perluasan pasar semata. Ia harus dibangun dengan kesengajaan melalui landasan intelektual yang kuat, integritas dalam tata kelola, praktik teknologi dan bisnis yang bertanggung jawab, serta kolaborasi yang lebih menekankan pembelajaran bersama daripada kompetisi.
Indonesia, lanjutnya, dengan warisan budaya yang kaya dan masyarakat Muslim yang dinamis, memiliki potensi besar untuk berkontribusi signifikan terhadap transformasi ekonomi halal. Namun, kepemimpinan tersebut harus dibangun melalui riset yang kuat, sinergi antara akademisi dan industri, serta pengembangan generasi ilmuwan yang berintegritas.
“Kami berharap konferensi membawa wawasan yang bermakna, kerja sama yang berkelanjutan,
dan komitmen baru untuk membangun masyarakat global yang lebih adil, etis,
dan sejahtera,” ucapnya.
Ketua Panitia ICIHES 2025, Dr. Reni Rosari, M.B.A., menyampaikan konferensi ini menjadi wadah bagi akademisi, peneliti, praktisi, dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia untuk mendiskusikan perkembangan riset, kebijakan, dan praktik ekonomi syariah dan industri halal.
Tidak hanya itu, melalui konferensi ini juga menjadi sarana untuk mengeksplorasi ide baru, serta mempresentasikan penelitian terkait peran ekonomi halal dalam pembangunan berkelanjutan, pengentasan kemiskinan, kesehatan, pertumbuhan ekonomi, dan inovasi.
“Lewat ICIHES 2025 diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi strategis antara akademisi, industri, dan pembuat kebijakan. Disamping itu juga, menghasilkan rekomendasi berbasis riset untuk pengembangan kebijakan ekonomi halal yang efektif,” urai Ketua Program Doktor Perekonomian Islam dan Industri UGM ini.
Dalam konferensi ini hadir Prof. Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc. (Ketua Dewan Komisioner LPS) sebagai pembicara kunci. Selain itu, konferensi ini turut mengundang Prof. Emeritus Dr. Kosugi Yasushi (Ritsumeikan University, Jepang), dan Prof. Dr. Abdul Ghafar Ismail (Universiti Kebangsaan Malaysia) sebagai pembicara utama.
Selama dua hari, konferensi diisi dengan pidato kunci, sesi pleno, panel diskusi, serta presentasi makalah paralel yang membahas isu-isu aktual seperti keuangan syariah dan halal fintech, pariwisata halal, rantai pasok halal, inovasi digital, hingga regulasi dan tata kelola halal. ICIHES 2025 merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada dan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), bersama sejumlah mitra internasional seperti Ritsumeikan University dan Kyoto University dari Jepang. Kegiatan ini juga mendapat dukungan berbagai lembaga, antara lain Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY, Global Gotong Royong Tetrapreneur Indonesia (G2RT), dan World Halal Industry and Trade Alliances (WHITA).
ICIHES diselenggarakan secara berkala sebagai platform pertukaran ilmu pengetahuan, penguatan jejaring riset, dan pembentukan rekomendasi strategis untuk pembangunan ekonomi halal yang inklusif dan berkelanjutan. Event ICIHES pada tahun ini yang diselenggarakan di Yogyakarta merupakan event ketiga sekaligus perdana di Indonesia, setelah event pertama dan kedua diselenggarakan di Malaysia.
Rangkaian ICIHES 2025 dilaksanakan dalam tiga tahap utama. Road to 3rd ICIHES, pada Februari – November 2025, meliputi Halal Cooking Demo & Talkshow (Halal CDTS); Komitmen Kawasan Halal (KKH) bersama MES DIY dan Desa/Kampung G2RT se- DIY; Duta Halal MES DIY; Tokoh Penggerak Halal, dan Halal Business Plan Competition (HBPC). Selanjutnya, PhD Colloquium pada 3 November 2025, menghadirkan dialog ilmiah peneliti doktor dari Indonesia, Malaysia, dan Jepang dalam suasana akademik yang menjunjung adab ilmiah. Puncaknya adalah Konferensi Utama ICIHES pada 4–5 November 2025 di Hotel Marriott Yogyakarta, dengan sesi keynote, panel kebijakan tingkat ASEAN, dan diskusi riset internasional.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum





