Tantangan Sekolah Bisnis untuk Bertahan dalam Ekonomi Digital di Era Revolusi Industri 4.0
- Detail
- Ditulis oleh Sony
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2131
Seperti yang dikutip dalam Laporan McKinsey yang bertajuk "Unlocking Indonesia’s Digital Opportunity", meskipun kedepan Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan, pengaruh perkembangan teknologi digital terhadap perekonomian Indonesia sangatlah besar. Dengan jumlah Sumber Daya Manusia yang melimpah, Indonesia diperkirakan memiliki potensi kuat dalam pengembangan ekonomi digital yang berbasis revolusi industri 4.0. Berbekal isu ini, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) bekerja sama dengan Michigan State University mengadakan Kuliah Tamu dengan tema "Ekonomi Digital dan Industri 4.0". Kuliah umum diadakan sore hari pada hari Rabu (20/11) di Ruang Kertanegara FEB UGM dengan menghadirkan narasumber yaitu Dekan dari Sekolah Bisnis Michigan State University, Prof. Dr. Sanjay Gupta.
Gupta menjelaskan materi tentang bagaimana tantangan dan kesempatan untuk sekolah bisnis dalam bertahan di era ekonomi digital dan revolusi industri 4.0. Gupta memberi pengantar dengan meninjau kembali apa itu Industri 4.0 dan apa implikasi dari penerapannya. Menurutnya, ekonomi digital dan industri 4.0 memunculkan disrupsi skala besar yang mampu memangkas biaya pembuatan, informasi, dan eksperimen. Kedua, adanya ekosistem digital juga mengarah pada industri yang konvergen dan meningkatkan ekspektasi pelanggan.
Untuk mewujudkan Indonesia 4.0, Gupta menambahkan bahwa Indonesia perlu menggandakan rasio produktivitas terhadap biaya, meningkatkan nilai ekspor bersih hingga 10% lebih, dan menciptakan 7 juta pekerjaan baru.
Berbekal hal itu, Gupta kemudian masuk pada diskusi tentang tantangan sekolah bisnis di era ekonomi digital. Diantaranya adalah seberapa siap siswa sekolah bisnis untuk berhasil di lingkungan baru ini, sejauh mana kurikulum itu dapat menangani fenomena ekonomi digital. Kemudian, apa yang seharusnya menjadi tujuan dan harapan kurikulum kita dalam mengatasi fenomena ekonomi digital, dan yang terakhir adalah sejauh mana staf pengajar memiliki latar belakang, atau kesadaran tentang fenomena ekonomi digital?
Sumber: Sony Budiarso/Leila Chanifah Z.