Meminimalkan Dampak Buruk Covid-19 Atas Kesehatan dan Ekonomi melalui Modal Sosial di Era Digital
- Detail
- Ditulis oleh Kirana
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3511
SONJO (Sambatan Jogja) merupakan sebuah gerakan kemanusiaan inspiratif yang beroperasi sejak 24 Maret 2020 dan berbasis grup WhatsApp (WAG). Kini, SONJO telah terdiri dari 2000 anggota yang tergabung dalam 20 grup WhatsApp internal dan 4 grup WhatsApp untuk kerjasama kolaboratif dengan berbagai komunitas lain di Jawa Barat, Jakarta, dan Jawa Tengah. SONJO bertujuan untuk membantu masyarakat yang berisiko dan rentan dari dampak buruk COVID-19 di DIY. SONJO bergerak di tiga sektor: kesehatan, ekonomi, dan pendidikan, serta telah mengembangkan 21 program yang terdiri dari 7 program di bidang ekonomi dan 14 program di bidang kesehatan.
Pada Selasa (12/10) SONJO merilis sebuah webinar presentasi bertajuk "Minimizing the Adverse Health and Economic Impacts of COVID-19 through Social Capital in the Digital Era" untuk The Humlog Challenge Global Business School Network (GBSN) sekaligus menjadi rangkaian terakhir Dies Natalis ke-66 FEB UGM. Sesi presentasi webinar ini tidak hanya dapat menstimulasi pengembangan solusi, tetapi juga dapat memberikan inspirasi untuk menciptakan gerakan kemanusiaan lainnya.
Dalam webinar ini, bagian pertama merupakan pembahasan mengenai bidang kesehatan yang disampaikan oleh Rimawan Pradiptyo, Ph.D, Kepala Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, dengan judul "SONJO: Minimizing the Health Impacts of the Covid-19 Through Social Capital". Berdasarkan literatur, modal sosial (social capital) memiliki peran esensial pada saat situasi kritis dan Indonesia telah mengadopsinya sebagai strategi pemulihan bencana alam. Menurut Rimawan, modal sosial jika diutilisasikan dengan tepat akan dapat meminimalisasi dampak merugikan dari pandemi Covid-19 yang telah hampir 2 tahun ini kita hadapi. Covid-19 sejatinya dapat kita anggap sebagai musuh bersama yang bersifat seperti public goods, yaitu non rival dan tidak dapat dikecualikan, sehingga semua orang akan terdampak dan perlu adanya sinergi kerjasama bersama dalam menanganinya.
SONJO pun hadir membantu dengan fokus menargetkan orang-orang yang rentan terdampak pandemi Covid-19 dengan berpegang pada nilai integritas, transparansi, empati, serta sinergi. Sinergi dan pemecahan masalah oleh SONJO dilakukan melalui grup WhatsApp dengan memunculkan demand kemudian mempertemukannya dengan supply antar anggotanya. Setelah itu, prosesnya berlanjut menuju pengembangan sebuah program melalui beberapa tahapan, yaitu SONJO Angkringan yang merupakan webinar mingguan untuk memformulasikan program, SONJO Migunani yang merupakan suatu media pelatihan, dan melakukan sinergi antara pihak-pihak yang terlibat.
Kini, SONJO memiliki 21 program yang terbagi ke dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Pada bidang kesehatan, program pertama yang diinisiasi oleh SONJO bernama SONJO Rewangan. Program ini menciptakan sistem rujukan pasien Covid-19 antar rumah sakit dan berhasil membantu 150 pasien mendapatkan penanganan yang layak. Program kedua di bidang kesehatan adalah pembangunan multilevel shelter bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Bantul yang bertujuan mengelompokkan pasien Covid-19 berdasarkan tingkatan kekritisannya. Dengan menggunakan cara ini, hanya pasien dengan gejala sedang ke atas yang dapat diprioritaskan untuk ditempatkan di rumah sakit.
Bagian kedua dari webinar ini adalah sesi presentasi yang membahas bidang ekonomi oleh Gumilang Aryo Sahadewo, Ph.D., Pengajar FEB UGM, dengan judul "Community-Based Initiatives to Mitigate the Covid-19 Effect among Micro and Small Enterprises". Gumilang menjelaskan bahwa dampak pandemi Covid-19 pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mendatangkan banyak tantangan yang harus diatasi dan diadaptasi. Sebagai contoh, sebelum pandemi umumnya lebih mudah bagi kita untuk pergi ke toko untuk membeli sebuah barang dan membayar secara tunai, tetapi kini telah terjadi adaptasi dalam melakukan transaksi dengan menggunakan internet serta pembayaran non-tunai.
Inisiatif pertama yang digagas oleh SONJO adalah dengan mendukung UMKM untuk mencapai transformasi digital. Tetapi, tentu tak semudah itu untuk diterapkan karena adanya hambatan seperti rendahnya literasi digital pelaku UMKM, terbatasnya dana untuk mengadopsi teknologi, dan kurangnya pengetahuan akan strategi pemasaran daring. SONJO kemudian menciptakan empat inisiatif berbasis komunitas. Yang pertama adalah tutorial pemasaran online bagi para pelaku UMKM melalui YouTube misalnya mengenai kiat-kiat pembuatan logo bisnis, foto produk, dan poster produk. Yang kedua, SONJO menciptakan aplikasi website (web-app) progresif bernama Etalase Pasar Sonjo untuk menampilkan berbagai produk dari para UMKM berbasis Google Sheets, tanpa biaya, dan mudah dioperasikan. Yang ketiga, pemasaran berbasis komunitas melalui media sosial Instagram dengan melakukan kolaborasi salah satunya bersama Departemen Ilmu Politik UGM untuk menumbuhkan kesadaran akan produk-produk UMKM tersebut. Inisiatif yang terakhir adalah upaya peer learning atau saling berbagi ilmu melalui jejaring sosial yang dilakukan antar anggota SONJO, terutama dari para anggota yang telah sukses mengadopsi suatu strategi untuk mengurangi biaya secara signifikan.
Reportase: Kirana Lalita Pristy/Sony Budiarso.