Tiada ada kata terlambat untuk menggapai mimpi. Di usia menginjak 34 tahun, Ilham Budi Kurniawan baru mencapai keberhasilan mewujudkan mimpinya kuliah di UGM. Tak tanggung-tanggung ia berhasil meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) sempurna 4,00 dengan masa studi 1 tahun 4 bulan 1 hari sehingga dinyatakan sebagai wisudawan terbaik dari Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Kampus Yogyakarta pada wisuda pascasarjana, Rabu 23 Januari 2024.
Impian yang Tertunda
Keinginan Ilham untuk berkuliah S1 UGM sangat kuat. Ambisinya itu tidak main-main, buktinya putera bungsu dari pasangan Sumidjo dan Suwarni berhasil lolos diterima di Fakultas Kehutanan UGM di tahun 2008 silam. Rupanya takdir tak berpihak padanya. Kala itu, orang tuanya memasuki masa pensiun sehingga dengan berat hati ia harus mengubur mimpi berkuliah di UGM.
“Dengan pertimbangan kondisi keuangan keluarga, saya memutuskan mencari cara lain dengan berkuliah di STAN yang menawarkan kuliah gratis. Jadi, berkuliah di UGM adalah sebuah mimpi yang tertunda bagi saya,” ungkapnya, saat ditemui usai wisuda, Rabu (23/1/2025).
Meskipun begitu, keinginan Ilham untuk melanjutkan pendidikan di UGM tidak pudar. Setelah 12 tahun meniti karir di Kementerian Keuangan, ia berhasil mewujudkan mimpi untuk mengenyam pendidikan di kampus impiannya. Berbekal persiapan selama 5 tahun, Ilham mencari pengalaman dengan aktif berorganisasi dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan. Ia pun berhasil melanjutkan studi magister dengan beasiswa LPDP.
Minat Besar di Bidang SDM dan Organisasi
Memiliki latar belakang pekerjaan di Biro Sumber Daya Manusia di Kementerian Keuangan, Ilham berniat melanjutkan pendidikan untuk mengisi kekurangan kompetensi dalam dirinya. Sebelumnya, ia telah menempuh pendidikan D-3 Akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan S-1 Akuntansi Universitas Hasanuddin.
“Pekerjaan saya lebih berfokus pada manajemen sumber daya manusia, sehingga saya memutuskan untuk mengambil program pascasarjana di MM UGM dengan konsentrasi di Sumber Daya Manusia dan Organisasi. Ini sejalan dengan rencana masa depan saya yaitu menjadi analisis SDM aparatur di Kementerian Keuangan,” jelas Ilham.
Karena latar belakang pendidikan sebelumnya yang sangat berbeda dengan pekerjaan yang diemban, ia menerapkan learning by doing selama bekerja. Berkuliah di MM UGM dapat membantunya untuk memeriksa ulang apakah praktiknya dalam bekerja sudah selaras dengan teori yang dipelajari di kelas.
Pengalaman Belajar di MM UGM
Ilham mengungkapkan bahwa MM FEB UGM memiliki kurikulum yang bagus karena tidak hanya berfokus pada teori. Mahasiswa juga diminta untuk melakukan praktik dengan terjun langsung di lapangan seperti lewat program immmersion dan social project.
“Waktu itu, saya mendapatkan UMKM di Gunung Kidul dan social project di salah satu SD di Bantul. Jadi, selama berkuliah tidak semata-mata hanya belajar secara teori, tetapi banyak pengalaman dan soft skill yang saya dapatkan terutama entreprenuership dan manajemen sumber daya manusia,” jelas Ilham.
Berbicara mengenai pengalamannya belajar di MM UGM, Ilham mengaku saat awal menjalani studi masih merasa belim percaya diri. Ia belum begitu terbiasa untuk melakukan presentasi serta mengungkapkan ide ayauoun gagasannya.
“Saya melakukan presentasi hampir setiap hari ketika berkuliah di MM FEB UGM sehingga menjadi lebih percaya diri. Keterampilan komunikasi dan negosiasi saya kian meningkat karena terbiasa mempraktikkannya,” tuturnya.
Begitu pula ketika ia menjalani proses penyelesaian tugas akhir. Momen ini menjadi hal yang menguras tenaga baginya. Ia menyadari ternyata banyak hal yang belum ia kuasai. Salah satunya, ia kurang menguasai mata kuliah statistik. Sain itu ia juga harus mempelajari metode penelitian kuantitatif dari nol ketika S2 karena ketika mengambil program D3 dan S1 ia menggunakan metode kualitatif.
“Saya membutuhkan orang lain untuk belajar dan berbagi pengetahuan. Jadi, saya memanfaatkan discussion room untuk melakukan sharing dengan teman-teman. Untungnya, para dosen juga suportif sekali ketika diberi pertanyaan mereka akan sangat terbuka untuk menjawabnya,” ungkap Ilham.
Menjalani perkuliahan dengan rutinitas membaca buku dan jurnal serta melakukan presentasi adalah hal yang melelahkan dan menyurutkan motivasinya. Ilham mengatakan bahwa cara mengembalikan semangatnya dengan mencari support system.
“Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Menurut saya, memiliki support system itu penting entah itu orang tua, teman-teman, atau lingkungan sekitar ketika berkuliah maupun di kehidupan pekerjaan,” jelasnya.
Ilham juga mengungkapkan bahwa budaya di Kota Yogyakarta khususnya UGM membuatnya betah untuk berkuliah. Kebersamaan di antara para mahasiswa merupakan hal baru yang ia dapatkan selama berkuliah S2.
“Teman-teman saya tidak pelit ilmu. Mereka sangat terbuka untuk membagikan ilmu dan tidak individualis. Ini adalah momen yang sangat berkesan untuk saya. Saling memberi dukungan dan bersaing secara sehat dengan prestasi masing-masing,” tutur Ilham.
Tips Sukses Studi
Untuk meraih prestasi yang baik, Ilham mengungkapkan ada beberapa hal yang ia lakukan. Hal terpenting yang harus diterapkan adalah berhubungan baik dengan siapapun itu termasuk dosen, senior, junior, dan teman-teman.
“Ada banyak lintas ilmu di MM FEB UGM sehingga ada beberapa mahasiswa yang menguasai ilmu tertentu ada juga yang kurang. Dari sini, saya banyak berdiskusi dan melakukan transfer ilmu dengan mereka,” jelasnya.
Ilham juga menanamkan mindset positif untuk membantunya berpikir secara mindfull. Ia belajar untuk tidak memaksakan diri dengan berfokus pada hal yang dapat dikendalikan dengan tidak memaksakan diri terhadap segala hal.
“Dalam hidup, saya belajar ada lingkaran kendali dan lingkaran di luar kendali saya. Saya mencoba memaksimalkan hal-hal yang dapat saya kendalilkan dan menghiraukan hal-hal yang tidak dapat saya kendalikan. Jika terlalu memikirkan hal yang tidak dapat dikontrol, saya menjadi burn out dan tidak fokus belajar,” uraiya.
Ketika mengambil mata kuliah Strategic Management di awal masa kuliah, Ilham mendapatkan insight menarik dari dosen pengampu mata kuliah tersebut, Dr. Rangga Almahendra, S.T., M.M. “Hidup ini bukan hanya mengejar impian tetapi juga meninggalkan jejak dan bagaimana kita bisa bermanfaat untuk orang lain.”
“Hal ini mengajarkan saya mengenai salah satu nilai FEB, yaitu kepedulian sosial. Saya baru sadar ketika diminta untuk membuat social project dan immersion itu sangat menyentuh hati. Sebuah hal yang tidak murah untuk peduli dengan orang lain dan saling tolong menolong,” tutur Ilham.
Ia mengatakan bahwa teman-teman kuliahnya sangat menginspirasi untuk tidak mudah kehilangan motivasi. Para dosen juga menginspirasi dari sisi keilmuan dan sisi humanis melalui pengajaran yang menyentuh hati dan memberikan pengayoman sehingga membuat mahasiswa menjadi lebih menikmati proses belajar. Pengalaman inilah yang membuatnya untuk tergerak untuk melakukan implementasi kepedulian sosial saat bekerja nantinya.
Mengenai rencana jangka panjang, Ilham ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi sosial, masyarakat, dan negara. Hal ini ia wujudkan dengan kembali Kementerian Keuangan dan mengimplementasikan ilmu yang telah diperolehnya serta memberikan kebijakan yang berdampak.
“Untuk teman-teman yang sudah diberikan kesempatan untuk kuliah di UGM, harapannya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin,”pungkasnya.
Reportase: Shofi Hawa Anjani
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals