
Ada kisah inspiratif dalam wisuda pascasarjana UGM periode III tahun ajaran 2024/2025 kali ini. Diantara ribuan lulusan tersebut terdapat beberapa mahasiswa yang berhasil lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) sempurna. Salah satunya adalah Oryza Novianingtyas (34), mahasiswa Program International Master of Business Administration (MBA) FEB angkatan 80, yang berhasil meraih IPK 4,00 dengan masa studi 2 tahun 5 bulan 8 hari sehingga dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik MBA periode April 2025.
“Perasaan saya tentu sangat bangga dan bersyukur sekali. Sama sekali tidak expect karena ada beberapa subject yang saya sebenarnya tidak terlalu PD untuk dapat A. Tapi alhamdulillah kekhawatiran itu tidak beralasan, dan saya berhasil lulus straight A serta mendapat predikat best graduate,” ungkap Oryza baru-baru ini.
Wanita yang saat ini bekerja di Kementerian Keuangan RI ini menjalani kuliah melalui program dual degree di Melbourne Business School (MBS) University of Melbourne melalui Beasiswa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan. Selama perjalanan studinya, ia mengaku menghadapi berbagai tantangan. Tantangan terbesar bukan dari tugas kuliah yang menumpuk, melainkan saat persiapan keberangkatan untuk program dual degree ke luar negeri. Ia harus bertarung dengan waktu yang sempit untuk melengkapi semua persyaratan administrasi sekaligus mengamankan Letter of Acceptance (LoA) dari universitas mitra. Beruntung, dukungan dari tim akademik MM FEB UGM dan OIA sangat membantunya melewati proses tersebut.
Selama kuliah Oryza banyak mendapatkan pengalaman berkesan terutama suasana kelas yang dinamis dan penuh warna. Mengambil kelas internasional, menjadikannya banyak berinteraksi dengan rekan kuliah dari berbagai negara.
“Bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, termasuk teman-teman internasional dari Jerman dan Belanda di semester awal, membuat kelas terasa seru dan memperkaya pemikiran saya,” ujar wanita asal Klaten, Jawa Tengah ini.
Ia mengaku pencapaiannya saat ini tak lepas dari nilai-nilai yang ditanamkan FEB UGM. Integritas menjadi salah satu nilai yang ia pegang erat. Baginya, integritas adalah prinsip utama yang tidak bisa ditawar.
“Kalau kompetensi masih bisa dikejar, tapi soal integritas, there’s no bargaining. Itu yang memaksa saya untuk selalu konsisten antara perkataan dan perbuatan,” tegasnya.
Meski tidak aktif dalam organisasi kampus karena harus bolak-balik Klaten-Yogyakarta, prestasi Oryza tetap gemilang. Di awal masa matrikulasi, ia terpilih sebagai Mahasiswa Terfavorit Pra-MBA 80 dalam acara MBA Awards Virtufest 4.0. Saat menjalani studi di Melbourne Business School, ia pun menorehkan prestasi internasional dengan menerima Eric J. Ingram Prize in People and Change untuk nilai tertinggi pada mata kuliah “People and Change” tahun 2023 serta masuk dalam Dean’s Honour List tahun 2024 sebagai bagian dari 3% mahasiswa terbaik.
Oryza membagikan kunci menjalani studi dengan lancar, cepat dan meraih hasil terbaik. Menurutnya, jawabannya cukup sederhana.
“Jalani saja semuanya, tetapi jangan cepat puas. Selalu berikan yang terbaik dalam segala hal. Penyesalan itu nggak enak, jadi lebih baik bersiap sebaik mungkin. InsyaAllah, usaha tidak akan mengkhianati hasil,” pungkasnya.
Reportase: Orie Priscylla Mapeda Lumalan
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals