
Ratusan pakar, akademisi, dan profesional dari berbagai belahan dunia hadir di 4th Biennial Emerging Scholars Colloquium and Conference on Accounting and Accountability in Emerging Economies (AAEE) yang berlangsung pada 25–27 Juni 2025 di Bali. Dalam konferensi ini sebanyak 155 peserta dari 5 benua dan 17 negara mempresentasikan dan mendiskusikan bersama hasil riset terkait akuntabilitas dan pembangunan berkelanjutan di negara berkembang. Beberapa pakar diantaranya berasal dari Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Filipina, Kanada, Korea Selatan, Inggris, Irlandia, Jepang, Malaysia, Nigeria, Papua Nugini, Palestina, Saudi Arabia, Uganda, serta Yordania.
AAEE 2025 menjadi momen bersejarah karena untuk pertama kalinya forum ini digelar di Indonesia, yang biasanya diselenggarakan di Inggris. Pada tahun ini Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) dan Universitas Udayana menjadi tuan rumah penyelenggara melalui kolaborasi dengan Centre of Accountability and Global Development, University of Essex, Inggris.
Sorot Isu Akuntabilitas dan Pembangunan Berkelanjutan
Ketua Komite Konferensi AAEE, Prof. Shahzad Uddin dari University of Essex, menyampaikan AAEE 2025 mengangkat tema “Sustainable Development and Accountability in Emerging Economies” yang menyoroti pentingnya transparansi akuntansi tidak hanya dalam aspek keuangan, tetapi juga dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dan transformasi sosial di negara-negara berkembang.
“AAEE telah berkembang menjadi platform global penting bagi para ilmuwan dan praktisi dari negara berkembang untuk menyuarakan perspektif mereka dan menantang narasi dominan yang sering kali berakar pada konteks Anglo-Amerika atau Eropa Barat,” ucapnya saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan AAEE yang berlangsung Kamis (26/06/2025) di Sanur Prama Sanur Beach Hotel, Bali.
Tahun ini, lanjutnya, AAEE mencetak rekor jumlah partisipasi terbanyak yaitu 200 paper yang dikirimkan sejak konferensi ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2018. Dari jumlah paper tersebut sebanyak 96 paper terpilih yang dipresentasikan pada forum ini.
AAEE 2025 menghadirkan tiga pembicara kunci yaitu Prof. Dr. Anggito Abimanyu (Ekonom dan Wakil Menteri Keuangan RI), Prof. Christopher Napier, (Pakar akuntansi dari Royal Holloway, University of London), serta Prof. Susela Devi K. Suppiah (Peneliti di bidang akuntansi berkelanjutan dan tata kelola, Universiti Selangor).
Konferensi ini mendapat dukungan penuh dari Emerald Publishing dan Journal of Accounting in Emerging Economies (JAEE), yang kini telah masuk dalam peringkat Q1 di Scopus. Rencananya, seperti pada konferensi sebelumnya, sejumlah makalah terpilih akan diterbitkan dalam edisi khusus jurnal ini.
“AAEE memfasilitasi diskusi yang konstruktif dan interdisipliner. Kami berharap semua peserta bisa mendapatkan umpan balik yang bermanfaat dan menjalin kerja sama baru,” jelasnya.
Prof. Teerooven Soobaroyen, Co-Chair AAEE Committee dari Aston University menyampaikan bahwa AAEE adalah wadah penting bagi akademisi, peneliti muda, praktisi, dan pembuat kebijakan untuk bertukar ide, membangun jaringan, dan menghasilkan kolaborasi lintas negara.
“Konferensi ini dirancang untuk mendorong umpan balik yang konstruktif, membangun jaringan, dan menciptakan kolaborasi yang melibatkan negara-negara berkembang. Ada beragam tema yang membahas berbagai aspek akuntansi dan akuntabilitas yang banyak mengadopsi pendekatan interdisipliner. Apa pun latar belakang dan fokus riset Anda, kami berharap diskusi yang berlangsung di konferensi ini bermanfaat dan dapat membantu dalam mengembangkan penelitian Anda,” harapnya.
FEB UGM Tegaskan Komitmen dalam Inisiatif Global
Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com., Ak. CA., saat menyampaikan sambutannya menegaskan bahwa partisipasi FEB UGM dalam AAEE 2025 merupakan bagian dari komitmen untuk terus berperan aktif dalam inisiatif akademik global dan membangun dialog serta kemitraan yang bermakna. Sebagai institusi yang berkomitmen pada keunggulan akademik, FEB UGM terus memainkan peran strategis dalam mendorong kolaborasi riset internasional di bidang akuntansi dan akuntabilitas, khususnya dalam konteks negara berkembang.
Prof. Didi mengatakan bahwa konferensi ini selaras dengan misi FEB UGM untuk berkontribusi pada kemajuan akademik global dan mempromosikan pertukaran pengetahuan lintas batas. Sementara tema konferensi tahun ini yaitu “Sustainable Development and Accountability in Emerging Economies” sangat tepat di tengah berbagai tantangan sosial, lingkungan, dan ekonomi yang semakin kompleks.
“Akuntansi dan akuntabilitas menjadi alat penting untuk memperkuat tata kelola, transparansi dan pembangunan berkelanjutan,” tegasnya.
Prof. Didi berharap melalui konferensi ini dapat menjadi wahana untuk bertukar gagasan, membangun jejaring riset, serta mendorong kolaborasi interdisipliner dan lintas negara. Ia pun mendorong para peneliti muda dan akademisi untuk berani mengangkat isu-isu kontemporer dengan pendekatan inovatif dan relevan secara kebijakan. Selain itu, ia juga mengajak peserta untuk mempublikasikan riset mereka di jurnal-jurnal internasional seperti Journal of Accounting in Emerging Economies (JAEE) – Scopus Q1 dan Journal of Indonesian Economy and Business (JIEB) – Scopus Q3. Kontribusi tersebut akan semakin memperkaya pengetahuan dan memberikan dampak yang signifikan di bidang yang menjadi perhatian bersama.
“Kami berharap konferensi ini berjalan lancar dan menghasilkan wawasan serta rekomendasi yang bermanfaat bagi komunitas akademik maupun praktisi. Mari kita terus bergerak maju dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan tujuan bersama,” pungkasnya.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum
SDG: 4,8, 9,10, 16,17