• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Ekonom Indonesia Sampaikan Tujuh Desakan Darurat Ekonomi

  • Berita
  • 22 September 2025, 15.42
  • Oleh : shofihawa
Diskusi Publik Equitas dan AEI

Bidang Kajian Pengentasan Kemiskinan dan Ketimpangan/EQUITAS (Equitable Transformation for Alleviating Poverty and Inequality) bekerja sama dengan Aliansi Ekonom Indonesia (AEI) menggelar diskusi publik bertajuk Tujuh Desakan Darurat Ekonomi pada Jum’at (19/9/2025) di FEB UGM. Diskusi ini diselenggarakan untuk membahas berbagai upaya strategis dalam menghadapi kondisi perekonomian nasional yang kian kompleks.

Ekonom sekaligus dosen FEB UI, Rizki Nauli Siregar, Ph.D., menyebutkan bahwa tujuh desakan darurat ekonomi ini disampaikan karena keprihatinan akan kondisi bangsa saat ini dengan ketimpangan sosial di masyarakat kelas menengah-bawah yang kian meningkat. Meskipun pertumbuhan ekonomi sejak 2022 stabil di sekitar 5 persen, kualitas dan inklusivitas pertumbuhannya justru semakin menurun. Upah riil cenderung stagnan dan hanya naik tipis sebesar 1,2 persen, sementara penciptaan lapangan kerja berkualitas pun terus menyusut. Tercatat, sejak 2018, 80 persen pekerjaan baru muncul di sektor berbasis rumah tangga (home-based enterprises) yang memiliki rata-rata upah di bawah nasional. Akibatnya, peningkatan kesejahteraan kelas menengah-bawah pun stagnan, sedangkan kelas atas justru tumbuh semakin cepat. Masalah lain yang tak kalah serius, seperti pungutan liar, maraknya judi online yang memperburuk ekonomi kelompok rentan, hingga berbagai pelanggaran terhadap pemenuhan hak warga negara, juga semakin memperburuk ketimpangan yang ada. 

Ia mengatakan kondisi ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan hasil akumulasi dari berbagai proses bernegara yang kurang amanah sehingga mengakibatkan ketidakadilan di masyarakat.

“Kami sebagai ekonom merasa memiliki tanggung jawab bersama untuk menyuarakan amanah dari rakyat,” ujar Rizki. 

Menjawab persoalan tersebut, para ekonom di Indonesia merumuskan tujuh desakan utama. Pertama, memperbaiki tata kelola anggaran secara wajar dan proporsional. Kedua, mengembalikan independensi, transparansi, serta fungsi dari berbagai institusi negara. Ketiga, menghentikan dominasi negara yang menekan ekonomi lokal. Keempat, memangkas birokrasi yang menghambat investasi. Kelima, memprioritaskan kebijakan yang menangani ketimpangan. Keenam, menghidupkan kembali proses kebijakan berbasis bukti. Ketujuh, memperkuat kualitas institusi untuk membangun kepercayaan publik dan demokrasi yang sehat.

Ekonom dan Dosen Prodi Ilmu Ekonomi FEB UGM, Elan Satriawan, Ph.D., menegaskan bahwa tujuh desakan darurat ekonomi bukanlah rekomendasi teknis yang siap dijalankan, melainkan sebuah gerakan dorongan untuk perubahan. Ia menjelaskan bahwa ada sejumlah persoalan yang berada di luar kapasitas para ekonom dan memerlukan kolaborasi dengan lembaga pemerintah yang lebih memahami kondisi di lapangan. Kendati demikian, isu-isu yang diangkat, seperti kurangnya independensi lembaga negara, terbukti memberi dampak langsung pada laju pertumbuhan ekonomi.

“Masalah institusi ini sebenarnya adalah instrumen penting dalam memajukan perekonomian. Harapannya, pemerintah dapat mendengar desakan ini dan segera bergerak. Setelah itu, barulah kami bisa bergabung dan berkolaborasi untuk merumuskan rekomendasi yang lebih konkret,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa pada masa pemerintahan baru yang bahkan belum genap setahun berjalan, masih terdapat harapan besar untuk mendorong kemajuan. Menurutnya, meski permasalahan ini tidak akan bisa diselesaikan dalam waktu singkat, memulainya sejak periode pemerintahan sekarang akan membuat hasil perbaikan dapat terlihat dalam beberapa tahun mendatang.

Sementara itu, Dosen Prodi Ilmu Ekonomi FEB UGM, Sekar Utami Setiastuti, Ph.D., menyoroti stagnasi rasio pajak Indonesia. Menurutnya, kondisi ini dipengaruhi oleh ketidakseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan sektor yang dapat dipajaki, terutama karena dominasi sektor informal dalam perekonomian nasional. Selain itu, banyaknya insentif pajak yang diberikan untuk menarik investasi justru semakin memperbesar beban pengeluaran negara. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya strategi jangka panjang agar penerimaan negara dapat tumbuh seiring dengan meningkatnya belanja pemerintah.

Pada salah satu poin desakan terkait transparansi kelembagaan, Dosen Prodi Ilmu Ekonomi FEB UGM, Gumilang Aryo Sahadewo, Ph.D., mengangkat masalah ketidakjelasan dalam prediksi ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal lalu. Ia menilai, hasil prediksi tersebut berbeda cukup jauh dibandingkan kuartal sebelumnya. Padahal, biasanya, proyeksi yang dilakukan oleh lembaga maupun para ekonom relatif sejalan dengan angka yang dikeluarkan oleh BPS.

“Yang menarik adalah perbedaan prediksi di kuartal kemarin dibandingkan kuartal sebelumnya. Biasanya, lembaga dan rekan-rekan ekonom memiliki perkiraan yang tidak jauh berbeda dari BPS. Jadi, apakah ada indikator baru yang tidak disampaikan sebelumnya hingga hasilnya berbeda, itu masih belum jelas,” ungkap Gumilang.

Wisnu Setiadi Nugroho, Ph.D., Koordinator Bidang Kajian EQUITAS FEB UGM menegaskan bahwa desakan ini merupakan hasil konsolidasi 415 anggota AEI serta dukungan dari 241 non-ekonom. Dengan forum seperti ini, mereka berharap semakin banyak pihak yang bersimpati dan ikut mendukung desakan tersebut. Adapun dukungan terbuka dapat disampaikan melalui bit.ly/dukungdesakandaruratekon. 

Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals
SDG 1 SDG 3 SDG 4 SDG 5 SDG 8 SDG 10 SDG 11 SDG 17

Views: 187
Tags: SDG 1: Tanpa Kemiskinan SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan SDG 11: Kota Dan Pemukiman Yang Berkelanjutan SDG 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan SDG 3: Kehidupan Sehat Dan Sejahtera SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 5: Kesetaraan Gender SDG 8: Pekerjaan Layak Dan Pertumbuhan Ekonomi SDGs

Related Posts

Societal Impact Symposium 2025

FEB UGM dan University of Southampton Gelar Societal Impact Symposium 2025 untuk Dorong Riset yang Berdampak bagi Masyarakat

Berita Selasa, 23 September 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB UGM) bekerja sama dengan University of Southampton, Inggris, menggelar Societal Impact Symposium 2025 yang bertajuk “From Ivory Tower to Community Square: Making Business and Economics Research Matter.” Acara ini diselenggarakan secara hybrid pada Senin (22/09), dengan pelaksanaan luring di Ruang Multimedia FEB UGM dan Pertamina Tower Ruang 5.3, serta daring melalui Zoom Meeting.

Simposium ini diadakan untuk menjawab ekspektasi bahwa sekolah bisnis tidak hanya menghasilkan riset inovatif, tetapi juga mampu memberi dampak sosial yang nyata.

Ahmad Zaki

Peran Strategis Akuntansi dalam Menjawab Tantangan Emisi Karbon

Berita Senin, 22 September 2025

Gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida telah lama menjadi isu global yang berkaitan erat dengan keberlanjutan.

Sustainable Business School Framework

Perkuat Komitmen Keberlanjutan, FEB UGM Luncurkan Sustainable Business School Framework 

Berita Jumat, 19 September 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM)  meluncurkan Sustainable Business School Framework (SBSF), sebuah kerangka kerja yang dirancang untuk mendorong praktik  keberlanjutan di pendidikan tinggi, khususnya sekolah bisnis.

Rapat Senat Tahunan 2025

70 Tahun FEB UGM Komitmen Perkuat Dampak Bagi Masyarakat dan Keberlanjutan

Berita Jumat, 19 September 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) merayakan 70 tahun kiprahnya sejak berdiri pada 19 September 1955. Mengangkat tema “70 Years of Impact: Advancing Economics and Business Knowledge for Society and Sustainability”, peringatan Dies Natalis ke-70 (Lustrum XIV) merefleksikan misi fakultas yaitu menumbuhkembangkan calon pemimpin masa depan dalam bidang ekonomika dan bisnis untuk mengembangkan aspek keberlanjutan.

Dekan FEB UGM, Prof. Didi Achjari, S.E., M.Com, Ak., CA., menyampaikan bahwa perjalanan tujuh dasawarsa FEB UGM menegaskan komitmen untuk terus menghadirkan ilmu pengetahuan dan praktik ekonomi serta bisnis yang bermanfaat nyata bagi masyarakat sekaligus berorientasi pada keberlanjutan.

Berita Terkini

  • FEB UGM dan University of Southampton Gelar Societal Impact Symposium 2025 untuk Dorong Riset yang Berdampak bagi Masyarakat
    23 September, 2025
  • Ekonom Indonesia Sampaikan Tujuh Desakan Darurat Ekonomi
    22 September, 2025
  • Peran Strategis Akuntansi dalam Menjawab Tantangan Emisi Karbon
    22 September, 2025
  • Perkuat Komitmen Keberlanjutan, FEB UGM Luncurkan Sustainable Business School Framework 
    19 September, 2025
  • 70 Tahun FEB UGM Komitmen Perkuat Dampak Bagi Masyarakat dan Keberlanjutan
    19 September, 2025

Agenda

  • 24Sep Pembukaan Konsentrasi Accounting and Sustainability di Prodi Magister Sains Akuntansi
All Events
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju