• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Membangun Akuntansi Berkelanjutan Lewat Cerita dan Budaya Populer

  • Berita
  • 28 Juni 2025, 06.03
  • Oleh : shofihawa
Prof. Dr. Susela Devi K Suppiah memaparkan climate storytelling dalam akuntansi di AAEE 2025 Bali.

Krisis iklim global telah mendorong perubahan besar dalam berbagai bidang, termasuk akuntansi. Peneliti di bidang akuntansi berkelanjutan dan tata kelola dari Universiti Selangor, Prof. Dr. Susela Devi K Suppiah menyebutkan krisis iklim global menuntut bentuk akuntabilitas baru. Laporan akuntansi yang dilakukan selama ini masih sering kali gagal membangun keterlibatan emosional.

“Melalui angka-angka dalam laporan, akuntansi dapat mengungkap emisi yang berhasil dicegah, sumber daya yang dilindungi, hingga risiko yang berhasil diminimalkan. Di sinilah pentingnya siapa yang berperan untuk menceritakan dan bagaimana narasi itu disampaikan. Ini juga menjadi faktor penentuan arah kebijakan dan prioritas iklim di masa depan,” ungkap Susela, Kamis (25/06/2025) saat menjadi pembicara kunci dalam konferensi internasional 4th Biennial Emerging Scholars Colloquium and Conference on Accounting and Accountability in Emerging Economies (AAEE) yang berlangsung di Sanur Prama Sanur Beach Hotel, Bali.

Menyampaikan pemaparan yang bertajuk “Accounting Beyond Numbers: Climate Storytelling and Popular Culture as Critical Frontiers in Accounting Research”, Susela menjelaskan bahwa laporan ESG (Environmental, Social, and Governance) dan keberlanjutan tidak hanya cukup informatif, namun juga menyentuh emosional. Melalui pendekatan climate storytelling accounting, ia menunjukkan bagaimana melalui narasi dan budaya populer dapat membumikan isu-isu lingkungan dalam laporan keberlanjutan dan ESG.

“Melalui cerita seperti film, lagu, dan media sosial dapat menyampaikan isu iklim dengan lebih menarik dan menggugah perasaan. Visualisasi dan narasi yang kuat dapat memperkuat pesan dalam laporan akuntansi dan meningkatkan kesadaran publik terhadap isu keberlanjutan. Misalnya, film seperti Don’t Look Up dan Erin Brockovich menyoroti pentingnya akuntabilitas perusahaan,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa akuntansi tidak lagi dapat dipandang sebagai praktik teknis semata. Akuntansi telah menjadi bagian dari proses penciptaan makna budaya yang membentuk realitas dan menetapkan nilai.

“Akuntansi berfungsi sebagai infrastruktur naratif yang artinya membentuk apa yang terlihat, apa yang dianggap penting, dan nilai yang dapat dipercaya. Dalam konteks krisis iklim, akuntansi juga berperan sebagai bahasa keberlanjutan, kompas yang menavigasi risiko iklim, dan arsip atas tanggung jawab kolektif manusia terhadap planet ini,” tambahnya.

Lebih lanjut, Susela menjelaskan bahwa keberadaan akuntansi harus diposisikan ulang dari sekadar alat pencatatan menjadi agen akuntabilitas ekologis. Paradigma lama terkait akuntansi yang hanya berfokus pada keuangan dan keuntungan harus digantikan oleh narasi yang baru dengan mengedepankan akuntabilitas dampak lingkungan, keadilan antar generasi, serta perhitungan biaya karbon.

Susela menyebutkan peran akuntansi sebagai infrastruktur iklim dapat dilakukan melalui beberapa praktik. Beberapa praktik yang dapat dilakukan antara lain akuntansi karbon untuk melacak emosi, pelaporan keberlanjutan untuk membingkai apa yang dinilai berharga oleh organisasi, dan pengungkapan ESG untuk mengarahkan aliran investasi.

“Pada akhirnya, praktik akuntansi akan menentukan bagaimana kita akan mengukur, membayangkan, dan bertindak terhadap masa depan iklim,” imbuhnya.

Menutup paparannya, Susela menyoroti berbagai implikasi penting di dunia akademik dan praktik profesional untuk mulai mengeksplorasi melalui pendekatan interdisipliner yang lebih terbuka. Selain itu juga bagaimana menyampaikan laporan serta data akuntansi dengan kesadaran budaya, dan memanfaatkan media populer sebagai alat pengajaran yang relevan dengan perkembangan zaman.

“Pendekatan climate storytelling ini bukan hanya dapat memperkaya praktik akuntansi, namun juga mendorong refleksi kritis dan menjadi kunci untuk merespons tantangan lingkungan global saat ini,” pungkasnya.

Reportase: Shofi Hawa Anjani
Editor: Kurnia Ekaptiningrum

Sustainable Development Goals

SDG 2 SDG 4 SDG 6 SDG 7 SDG 8 SDG 9 SDG 11 SDG 12 SDG 13 SDG 15 SDG 16 SDG 17

Views: 431
Tags: SDG 11: Kota Dan Pemukiman Yang Berkelanjutan SDG 12: Konsumsi Dan Produksi Yang Bertanggung Jawab SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim SDG 15: Ekosistem Daratan SDG 16: Perdamaian Keadilan Dan Kelembagaan Yang Tangguh SDG 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan SDG 2: Tanpa kelaparan SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 6: Air Bersih Dan Sanitasi Layak SDG 7: Energi Bersih Dan Terjangkau SDG 8: Pekerjaan Layak Dan Pertumbuhan Ekonomi SDG 9: Industri Inovasi Dan Infrastruktur SDGs

Related Posts

Hiram Ting

Prof Hiram Ting Serukan Transformasi Pariwisata Bertanggung Jawab

Berita Jumat, 8 Agustus 2025

Istilah pariwisata berkelanjutan (responsibility tourism) dan pariwisata hijau (green tourism) sering digunakan dalam dunia bisnis, khususnya dalam industri pariwisata. Presiden Responsible Borneo (Reborn), Prof. Dr.

Elizabeth Christy Go

Alumni FEB UGM Bagikan Tips Bertumbuh dan Bangun Karier 

Berita Jumat, 8 Agustus 2025

Rangkaian Pionir Sosialisasi dan Inisiasi Mahasiswa Baru Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (Simfoni) menggelar Sesi Pembelajaran Mahasiswa (SPM) untuk mahasiswa baru FEB UGM tahun 2025 pada Rabu (6/8) di Plaza FEB UGM.

Duck syndrome

Mengenal Fenomena Duck Syndrome di Kalangan Mahasiswa

Berita Jumat, 8 Agustus 2025

Di lingkungan kampus yang penuh semangat dan pencapaian, ada satu fenomena yang sering tak terlihat, namun diam-diam dirasakan banyak mahasiswa yaitu duck syndrome.

Abang Edwin Syarif Agustin

Meningkatkan Nilai Jual Produk dengan Desain yang Menarik 

Berita Kamis, 7 Agustus 2025

Ketika dihadapkan dengan dua produk yang sama-sama baru, mana yang lebih menarik untuk dipilih, produk dengan tampilan visual yang menarik atau yang tampak biasa saja? Sebagian besar orang akan cenderung memilih produk dengan tampilan visual yang lebih menarik.

Berita Terkini

  • Prof Hiram Ting Serukan Transformasi Pariwisata Bertanggung Jawab
    8 Agustus, 2025
  • Alumni FEB UGM Bagikan Tips Bertumbuh dan Bangun Karier 
    8 Agustus, 2025
  • Mengenal Fenomena Duck Syndrome di Kalangan Mahasiswa
    8 Agustus, 2025
  • Meningkatkan Nilai Jual Produk dengan Desain yang Menarik 
    7 Agustus, 2025
  • Kurangi Sampah Plastik, FEB UGM Bagi 586 Lunch Box Bagi Mahasiswa Baru
    6 Agustus, 2025

Artikel Terkait

  • Prof Hiram Ting Serukan Transformasi Pariwisata Bertanggung Jawab
    8 Agustus, 2025
  • Alumni FEB UGM Bagikan Tips Bertumbuh dan Bangun Karier 
    8 Agustus, 2025
  • Mengenal Fenomena Duck Syndrome di Kalangan Mahasiswa
    8 Agustus, 2025
  • Meningkatkan Nilai Jual Produk dengan Desain yang Menarik 
    7 Agustus, 2025
  • Kurangi Sampah Plastik, FEB UGM Bagi 586 Lunch Box Bagi Mahasiswa Baru
    6 Agustus, 2025
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Departemen

  • Akuntansi
  • Ilmu Ekonomi
  • Manajemen

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan