Bisnis tidak melulu soal laba. Di tengah ketidakmerataan akses pendidikan, kesehatan, hingga peluang kerja, wirausaha sosial hadir sebagai jalan baru untuk mengubah tantangan sosial menjadi solusi berkelanjutan.
Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang selama ini menopang lebih dari separuh perekonomian Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam transisi menuju praktik bisnis ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Istilah pariwisata berkelanjutan (responsibility tourism) dan pariwisata hijau (green tourism) sering digunakan dalam dunia bisnis, khususnya dalam industri pariwisata.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) membagikan 586 kotak bekal makan atau lunch box bagi mahasiswa baru program sarjana FEB UGM angkatan 2025.
Sektor pariwisata memegang peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta pelestarian budaya, perlindungan lingkungan, dan penguatan inklusivitas sosial.
Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali menorehkan prestasi di kancah nasional.
Masih ingat dengan Apia Dewi Agustin? Namanya sempat mencuri perhatian publik beberapa waktu lalu karena kisah inspiratifnya.
Perubahan besar tengah terjadi di industri pariwisata global. Wisatawan saat ini, terutama generasi muda dan wisatawan internasional, semakin peduli terhadap dampak lingkungan dari aktivitas perjalanan mereka.
Pakar Kewirausahaan dan Ekonomi Sirkular dari Nanyang Technological University Singapura, Prof. Lerwen Liu mendorong generasi muda untuk mengambil peran aktif dalam mendukung keberlanjutan khususnya ekonomi sirkular.
Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022 yang juga alumnus FEB UGM Anies Rasyid Baswedan, Ph,D., hadir kembali di kampus FEB UGM menyampaikan kuliah inspiratif tentang narrative leadership atau kepemimpinan berbasis narasi untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan dalam rangkaian Global Summer Week 2025. Kegiatan berlangsung Senin, 14 Juli 2025 diikuti 57 mahasiswa dari delapan universitas yang berasal dari sembilan negara.
Anies menyebutkan kepemimpinan berbasis narasi memiliki kekuatan untuk menyatukan visi, membangun kepercayaan dan menggerakkan aksi kolektif.
Bisakah kami membantu Anda?