Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah menjadi bagian penting dalam strategi pemasaran modern. Dr. Sahid Susilo Nugroho, M.Sc., dosen FEB UGM sekaligus pakar pemasaran digital menyebutkan bahwa AI berperan dalam proses kreatif dan mempercepat proses produksi konten promosi tanpa mengurangi relevansi emosional dan estetika visualnya.
Sahid memaparkan saat ini terdapat beragam tools berbasis AI digunakan dalam industri kreatif. Ia mencontohkan ChatGPT, Claude AI, DeepSeek, dan Jenni.ai dapat digunakan dalam membantu pencarian ide dan penulisan konten seperti copywriting. Sementara untuk keperluan narasi suara, tersedia platform seperti TTSMaker dan ElevenLabs. AI juga dimanfaatkan untuk mengubah suara menjadi video animasi menggunakan layanan seperti Adobe Express atau Hailuo.
“Dalam pengolahan visual dan editing konten, beberapa tools yang dapat digunakan antara lain product-photos.com, CapCut, Polish, Pika, dan Runway,” jelasnya di hadapan puluhan pelaku UMKM di wilayah DIY dan Jawa Tengah dalam Pelatihan Penggunaan AI untuk Desain Konten Pemasaran belum lama ini di FEB UGM.
Dalam kegiatan itu, peserta diajak untuk mencoba membuat desain logo dan poster dengan Canva dan BrandCrowd, serta mendesain kemasan produk menggunakan platform mockupbro.com dan pacdora.com. Seluruh teknologi tersebut dirancang untuk mendukung efisiensi produksi konten sekaligus menjaga kualitas dan daya tarik visual yang sesuai dengan karakter brand.
Sahid memberikan tips terkait prompt engineering, yaitu cara menyusun perintah yang tepat kepada AI agar mampu menghasilkan keluaran yang sesuai harapan. Sebuah prompt yang baik biasanya memuat unsur-unsur penting seperti konteks, instruksi yang jelas, contoh output, format hasil yang diinginkan, dan batasan tertentu.
Lebih jauh lagi, peserta juga dibekali dengan kemampuan menyusun penawaran produk yang efektif dan tidak membosankan. Informasi teknis seperti ukuran, warna, bahan, serta izin edar tetap penting, namun disarankan agar dikemas dalam format naratif yang menekankan pada manfaat dan solusi yang diberikan produk terhadap kebutuhan konsumen. Sahid juga membahas strategi penggunaan tagar atau hashtag secara lebih spesifik. Tahar sebaiknya disesuaikan dengan kategori produk, lokasi target pasar, segmentasi konsumen, hingga nilai-nilai desain dan fungsi produk yang ditawarkan.
Sahid juga menjelaskan cara membuat konten yang berpotensi viral, baik secara organik maupun melalui metode berbayar. Untuk metode organik dengan rutin membuat dan membagikan konten melalui fitur reels, feed, atau story di Instagram, serta aktif berinteraksi dengan akun lain guna meningkatkan algoritma eksposur. Di sisi lain, metode berbayar semakin efektif dan terjangkau berkat kehadiran fitur iklan di Instagram, Facebook, dan TikTok, yang kian mudah diakses termasuk pelaku UMKM.
Dalam kesempatan itu Sahid juga memberikan panduan teknis tentang cara mengoptimalkan akun Instagram agar lebih efektif dalam mendukung promosi bisnis. Beberapa cara yang dapat diambil mulai dari mengubah akun menjadi akun bisnis, mengatur fitur crossposting, meningkatkan kualitas media yang diunggah, hingga mengaktifkan fitur pencarian publik agar konten mudah ditemukan oleh calon konsumen.
Reportase: Orie Priscylla Mapeda Lumalan
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals
