• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Peneliti UGM Teliti Efektivitas Nyamuk Wolbachia untuk Menekan Kasus DBD di Indonesia

  • Berita
  • 24 September 2025, 10.39
  • Oleh : shofihawa
Adi Utarini

Indonesia menjadi salah satu negara dengan angka kematian akibat demam berdarah tertinggi di Asia. Kombinasi antara iklim tropis yang panas dan lembab menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama penyebar penyakit demam berdarah dengue (DBD). Melihat tantangan ini, peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D., menginisiasi penelitian tentang implementasi teknologi Wolbachia Aedes aegypti untuk mengendalikan kasus DBD di Indonesia. 

Penelitian tersebut ia presentasikan saat menjadi pembicara kunci dalam Societal Impact Symposium (SIS) 2025 yang berlangsung secara hybrid di Ruang Multimedia FEB UGM dan melalui Zoom Meeting pada Senin (22/9/2025). SIS diikuti sebanyak 16 peneliti dari FEB UGM dan dua peneliti dari University of Southampton. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai wahana untuk mendiseminasikan dan mendorong riset yang berdampak bagi masyarakat.

Nyamuk Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang paling sering ditemukan di Indonesia. Ia tidak hanya menjadi penyebab utama penyebaran demam berdarah, tetapi juga virus lain seperti Zika, Chikungunya, dan yellow fever (demam kuning). Proses penularan virus terjadi saat nyamuk yang terinfeksi virus dengue menggigit manusia. Penyebaran nyamuk ini pun semakin masif dengan perubahan iklim yang menjadikan suhu Indonesia semakin hangat, yang merupakan kondisi optimal untuk nyamuk ini berkembang biak. 

Solusi terhadap peningkatan kasus DBD ini tentunya tidak sesederhana menurunkan populasinya saja. Adi Utarini menjelaskan bahwa untuk menurunkan populasi nyamuk Aedes aegypti di Indonesia adalah tantangan besar. Oleh karena itu, pada 2011 ia memulai penelitian tentang nyamuk ber-Wolbachia, berbekal pendanaan dan kolaborasi dengan World Mosquito Program dari Monash University Australia, Tahija Foundation, serta Universitas Gadjah Mada.

Wolbachia adalah bakteri yang umum ditemukan pada berbagai serangga, seperti nyamuk, kupu-kupu, hingga lalat, dan dapat diturunkan melalui telur ke generasi berikutnya. Pada dasarnya, bakteri ini tidak berisiko bagi manusia. Namun, nyamuk Aedes aegypti di Indonesia secara alami tidak membawa bakteri Wolbachia. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa keberadaan bakteri ini dapat menghambat perkembangan virus dengue di tubuh nyamuk, sehingga menurunkan kemampuannya menularkan virus ke manusia.

Tahap awal penelitian difokuskan pada aspek keamanan dan kelayakan untuk memastikan nyamuk Wolbachia yang dibawa dari Monash University aman diterapkan di Indonesia. Penelitian kemudian berlanjut ke tahap berikutnya melalui pilot project skala kecil di empat perkampungan di Yogyakarta, yaitu Nogotirto, Kronggahan, Jomblangan, dan Singosaren. Adi Utarini mengungkapkan bahwa tantangan terbesar pada fase ini bukan hanya masalah teknis, tetapi juga sosial, yaitu bagaimana meyakinkan warga bahwa pelepasan nyamuk bertujuan menurunkan angka demam berdarah, bukan memperparah penyebarannya. Selain itu, proses regulasi juga cukup panjang karena harus melibatkan persetujuan dari banyak pihak, mulai dari pemerintah, universitas, hingga masyarakat setempat. Untuk membangun pemahaman masyarakat, tim peneliti pun secara rutin mengadakan program edukasi, bahkan mengundang warga berkunjung langsung ke laboratorium mereka. 

Pelepasan nyamuk dilakukan dengan menempatkan kontainer kecil berisi air, telur nyamuk Wolbachia, dan makanan di sekitar rumah warga dengan jarak 75–100 m². Proses ini membutuhkan pengawasan ketat dan dilakukan sebanyak dua kali seminggu hingga setidaknya 60% populasi nyamuk setempat merupakan nyamuk Wolbachia. Diharapkan, melalui pelepasan ini, ke depannya mereka akan melakukan perkawinan dengan nyamuk setempat, sehingga keturunan yang dihasilkan juga akan membawa bakteri ini. “Wolbachia menekan pertumbuhan virus dengue di tubuh nyamuk, sehingga ketika menggigit manusia, risiko penularannya berkurang,” jelas Adi.

Setelah itu, penelitian berlanjut ke tahap uji efektivitas skala besar dengan menggunakan metode Cluster Randomized Trial (CRT). Hasilnya cukup signifikan, dalam enam bulan setelah pelepasan nyamuk Wolbachia di empat perkampungan tersebut, tercatat penurunan kasus demam berdarah sebesar 77% dan penurunan angka rawat inap hingga 86%. “Dengan hasil ini, kami semakin percaya diri melangkah ke tahap berikutnya,” ungkapnya.

Keberhasilan tersebut menjadikan teknologi Wolbachia sebagai salah satu intervensi kesehatan publik paling menjanjikan, sebuah inovasi yang dalam waktu relatif singkat dapat memberikan dampak jangka panjang. Pada 2022, UGM bersama pemerintah dan DPR mulai menyiapkan uji coba skala nasional. Setahun kemudian, pelepasan nyamuk Wolbachia dilakukan di delapan kota, di antaranya Medan, Bandar Lampung, Jakarta Barat, Bekasi, Bandung, Semarang, Gianyar, dan Kupang. Meskipun begitu, Adi menekankan bahwa pada level nasional, tanggung jawab utama berada di Kementerian Kesehatan, sementara para peneliti lebih berperan sebagai penyedia teknologi dan konsultan kesehatan.

Untuk memastikan keberhasilan di tingkat nasional, Adi Utarini menilai perlu adanya penguatan kebijakan dan implementasi melalui pembaruan roadmap nasional dengue serta kolaborasi multisektor. Selain itu, model implementasi juga perlu disusun agar keterlibatan pemerintah dan swasta dapat berjalan beriringan untuk mendukung implementasi yang optimal.

“Riset yang berdampak memerlukan pendekatan jangka panjang dan multidisipliner, hubungan yang terpercaya dengan pemangku kepentingan di berbagai tingkat, terutama dengan masyarakat memerlukan strategi komunikasi yang efektif,” pungkasnya.

Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekaptiningrum

Sustainable Development Goals

SDG 3 SDG 4 SDG 9 SDG 11 SDG 17

Views: 449
Tags: SDG 11: Kota Dan Pemukiman Yang Berkelanjutan SDG 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan SDG 3: Kehidupan Sehat Dan Sejahtera SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 9: Industri Inovasi Dan Infrastruktur SDGs

Related Posts

PKM RSH 2025-Audit Sosial

Mahasiswa FEB UGM Gagas Mekanisme Audit Sosial Untuk Cegah Korupsi di Sektor PBJ

Berita Selasa, 21 Oktober 2025

Korupsi masih menjadi persoalan yang dihadapi sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia.  Data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan bahwa sektor pengadaan barang dan jasa (PBJ) merupakan salah satu sektor yang rentan korupsi.

Seminar Nasional GloBE Rules - PwC Indonesia

Membedah Penerapan Pajak Minimum Global 15 Persen

Berita Jumat, 17 Oktober 2025

Transformasi digital menghadirkan tantangan baru dalam sistem perpajakan global. Banyak negara kehilangan hak pemajakan karena perusahaan lintas negara dapat beroperasi tanpa kehadiran fisik.

Pelatihan Pemadam Kebakaran

FEB UGM Gelar Pelatihan Penanggulangan Kebakaran

Berita Jumat, 17 Oktober 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menyelenggarakan Pelatihan Penanggulangan Kebakaran pada Jumat (17/10) di Kampus Magister Manajemen FEB UGM Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti 90 staf profesional dari berbagai unit kerja dan perwakilan mahasiswa FEB UGM.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan staf profesional maupun mahasiswa dalam menghadapi keadaan darurat, khususnya kebakaran di lingkungan kampus.

Makan Bergizi Gratis

Memenuhi Ambisi, Kurang Presisi: Mengkaji Ulang Program Makanan Gratis Indonesia

Suara Akademisi Kamis, 16 Oktober 2025

Oleh Elan Satriawan & Wisnu Setiadi Nugroho
Departemen Ilmu Ekonomi

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu kebijakan unggulan Presiden Prabowo Subianto dalam visi Asta Cita untuk Indonesia Emas 2045.

Berita Terkini

  • Mahasiswa FEB UGM Gagas Mekanisme Audit Sosial Untuk Cegah Korupsi di Sektor PBJ
    21 Oktober, 2025
  • Membedah Penerapan Pajak Minimum Global 15 Persen
    17 Oktober, 2025
  • FEB UGM Gelar Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
    17 Oktober, 2025
  • Dosen Purna Tugas FEB UGM, Drs. Ibnu Subiyanto, M.Si., Tutup Usia
    17 Oktober, 2025
  • Memenuhi Ambisi, Kurang Presisi: Mengkaji Ulang Program Makanan Gratis Indonesia
    16 Oktober, 2025

Agenda

  • 23Okt Seminar and Public Lecture: Macroeconomic Diagnostics for Indonesia
  • 24Okt The 9th Mubyarto Public Policy Forum (MPPF 2025)
All Events
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju