• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Makalah Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Tantangan dan Peluang ESG Assurance dalam Audit Laporan Keberlanjutan

  • Berita
  • 1 Oktober 2025, 10.47
  • Oleh : shofihawa
Ahmad Zaki

Isu Environmental, Social, and Governance (ESG) semakin menjadi perhatian penting di dunia bisnis. Perusahaan tidak hanya dituntut menyajikan laporan keuangan yang andal, tetapi juga melaporkan upaya keberlanjutan mereka. Namun, muncul pertanyaan besar yakni bagaimana memastikan bahwa laporan keberlanjutan benar-benar kredibel dan dapat dipercaya?

Dosen Prodi Akuntansi FEB UGM, Ahmad Zaki, S.E., M.Acc., Ph.D Ahmad Zaki, S.E., M.Acc., Ph.D., dalam podcast bertajuk Asuran ESG : Perlukah Audit Laporan Berkelanjutan? belum lama ini menjelaskan bahwa laporan keberlanjutan atau sustainability report, termasuk juga CSR report, hingga saat ini belum mendapatkan assurance secara formal dari Kantor Akuntan Publik (KAP).

“Ketika KAP melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan, yang diaudit adalah laporan keuangannya saja. Jika di dalamnya ada disclosure sustainability, maka sustainability report itu sendiri memang tidak diberikan assurance,” terang Zaki yang mendalami kajian akuntansi sosial dan lingkungan ini.

Rijadh Djatu Winardi, S.E., M.Sc., Ph.D., CFE, dosen Prodii Akuntansi FEB UGM menambahkan bahwa assurance atas laporan keberlanjutan tidak serta-merta sama dengan audit laporan keuangan yang menghasilkan opini audit. Menurutnya, assurance dalam konteks ESG lebih bersifat review terbatas terhadap aspek pengungkapan. Ia menekankan bahwa meningkatnya permintaan dari investor telah mendorong perusahaan semakin aktif dalam mengungkapkan informasi ESG. 

“Investor kini ingin melihat sejauh mana perusahaan taat pada prinsip-prinsip ESG, terutama dalam kaitannya dengan pembiayaan. Selain itu, ada juga tekanan dari regulator di negara maju. Uni Eropa sudah punya CSR Directive, sementara di Amerika Serikat, SEC bahkan mengusulkan climate disclosure rules,” ujar Rijadh.

Sementara Zaki menyebutkan di level internasional terdapat standar pelaporan keuangan yakni IFRS S1 dan IFRS S2. Indonesia juga telah membentuk Dewan Standar Akuntansi Keberlanjutan, yang diharapkan mampu mengadopsi standar global tersebut.

“Ketika nanti standar itu sudah ada, bentuk assurance atas disclosure akan lebih sistematis karena ada rujukannya yang jelas,” kata Zaki.

Namun, Zaki juga mengingatkan potensi masalah jika standar tersebut hanya dijadikan “kotak-kotak” yang harus dipenuhi perusahaan. Ia menekankan pentingnya standar yang adaptif. Menurutnya, jangan sampai perusahaan hanya mengejar standar untuk dipenuhi, tetapi kehilangan substansi dari aktivitas sosial, lingkungan, dan tata kelola yang seharusnya dilakukan. 

“Dewan standar harus bekerja keras membuat standar yang terus berkembang, sehingga benar-benar membantu mempercepat tujuan, seperti penurunan emisi gas rumah kaca atau mitigasi dampak perubahan iklim,” tegasnya.

Rijadh menambahkan bahwa salah satu inisiatif global yang penting adalah hadirnya ISA 5000 (International Standard Sustainability Assurance). Standar ini, menurutnya, bersifat principle-based, bukan rule-based. Artinya, bukan berupa langkah-langkah prosedural kaku, tetapi lebih menekankan pada prinsip dan outcome. Dengan begitu, ruang lingkup assurance lebih fleksibel, sekaligus menuntut professional judgement dalam perencanaan dan pelaksanaan engagement assurance. 

“Inilah yang menarik dari ISA 5000. Assurance bisa berbentuk limited assurance atau reasonable assurance, tergantung kebutuhan,” jelas Rijadh.

Zaki menambahkan bahwa keberadaan ISA 5000 sangat relevan karena perusahaan bisa menggunakan berbagai framework dalam menyusun laporan keberlanjutan baik Global Reporting Initiative (GRI), IFRS S1 dan S2, maupun kerangka lain. Artinya, pemberi assurance harus memahami spektrum framework yang luas.

“Kadang ini bisa membuat praktisi assurance merasa terbebani karena klien bisa datang dengan standar berbeda-beda. Tapi jika dilihat secara substansi, pada akhirnya topiknya tetap sama yaitu isu lingkungan, isu sosial, dan isu governance. Bedanya hanya di bahasa dan penekanan,” katanya.

Menurut Rijadh, inilah tantangan yang harus dipahami mahasiswa akuntansi maupun calon praktisi assurance. Pengetahuan tentang berbagai framework menjadi penting agar mereka siap menghadapi kompleksitas di lapangan.

Namun, Zaki juga menerangkan bahwa perbedaan framework seharusnya tidak menimbulkan kekhawatiran ketakutan kepada mahasiswa atau praktisi. Sebab substansi didalamnya tetap sama meski dengan framework berbeda. 

ESG Assurance, lanjut Zaki, memberikan banyak manfaat seperti membuat laporan keberlanjutan lebih kredibel, meningkatkan compliance, dan menumbuhkan kepercayaan investor.

“Tantangan memang ada, mulai dari kompleksitas industri yang berbeda-beda, kualitas data, hingga ketersediaan informasi. Perusahaan masih menghadapi isu kesenjangan data. Tapi disinilah peran assurance professional dibutuhkan,” jelasnya.

Video Podcast Asuran ESG selengkapnya dapat diakses melalui: AsuranESGPerlukahAuditLaporanBerkelanjutan

Reportase: Orie Priscylla Mapeda Lumalan
Editor: Kurnia Ekaptiningrum

Sustainable Development Goals

SDG 4 SDG 7 SDG 9 SDG 12 SDG 13 SDG 15 SDG 17

Views: 575
Tags: SDG 12: Konsumsi Dan Produksi Yang Bertanggung Jawab SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim SDG 15: Ekosistem Daratan SDG 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 7: Energi Bersih Dan Terjangkau SDG 9: Industri Inovasi Dan Infrastruktur SDGs

Related Posts

Fajar Munichputranto

Kisah Fajar Munichputranto, Mahasiswa Double Degree MBA FEB UGM Penerima Beasiswa LPDP

Berita Jumat, 24 Oktober 2025

Tidak semua orang berani meninggalkan zona nyaman demi mengejar panggilan baru. Fajar Munichputranto, mahasiswa Program Magister Manajemen FEB UGM sekaligus penerima Beasiswa LPDP, memilih langkah itu.

Mubyarto Public Policy Forum 2025

FEB UGM dan ANU Gelar Forum Kebijakan Publik Mubyarto, Soroti Reformasi Kesejahteraan di Indonesia

Berita Jumat, 24 Oktober 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) bekerja sama dengan Australian National University (ANU) kembali menyelenggarakan Mubyarto Public Policy Forum 2025 yang berlangsung  pada Jumat (24/10/2025) di Function Hall, lantai 8 Gedung Learning Center FEB UGM.

FEB UGM

FEB UGM Melakukan Program Menabung Air Untuk Dukung Keberlanjutan

Berita Jumat, 24 Oktober 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) terus menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan melalui berbagai inisiatif ramah lingkungan. Salah satu langkah nyata yang saat ini tengah dilakukan adalah pembangunan 17 sumur resapan di area kampus, terdiri atas 10 sumur resapan di Plaza FEB untuk menampung air hujan yang jatuh di halaman dan 7 sumur resapan yang terhubung dengan talang air gedung-gedung FEB yang menampung pembuangan air hujan dan air dari pendingin ruangan.

Wisnu Setiadi Nugroho

Ekonom FEB UGM: Anak Muda Sulit Cari Kerja, Kebijakan Pemerintah Masih Jangka Pendek

Berita Rabu, 22 Oktober 2025

Kebijakan pemerintah dalam mengatasi persoalan ketenagakerjaan dinilai masih bersifat tambal sulam dan berorientasi jangka pendek. Ekonom sekaligus Dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM, Wisnu Setiadi Nugroho, S.E., M.Sc., M.A., Ph.D., menyoroti semakin sulitnya anak muda, termasuk lulusan universitas ternama, mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi mereka.

“Banyak kebijakan pemerintah saat ini cenderung tambal sulam dan short term.

Berita Terkini

  • Kisah Fajar Munichputranto, Mahasiswa Double Degree MBA FEB UGM Penerima Beasiswa LPDP
    24 Oktober, 2025
  • FEB UGM dan ANU Gelar Forum Kebijakan Publik Mubyarto, Soroti Reformasi Kesejahteraan di Indonesia
    24 Oktober, 2025
  • FEB UGM Melakukan Program Menabung Air Untuk Dukung Keberlanjutan
    24 Oktober, 2025
  • Ekonom FEB UGM: Anak Muda Sulit Cari Kerja, Kebijakan Pemerintah Masih Jangka Pendek
    22 Oktober, 2025
  • FEB UGM Lepas 312 Wisudawan Pascasarjana
    21 Oktober, 2025
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju