 
				Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) melalui Sustainability and Strategic Initiatives Unit (SSIU) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dalam upaya pengembangan Sustainable Business School Framework (SBSF) dan penyusunan Sustainability Report FEB UGM, Rabu 19 Oktober 2025.
Kepala SSIU FEB UGM, Luluk Lusiantoro, S.E., M.Sc., Ph.D., (CSP)., menyampaikan kegiatan FGD ini dilaksanakan untuk memperoleh masukan dan penyelarasan dari masing-masing unit terkait implementasi prinsip keberlanjutan dalam kegiatan tridharma perguruan tinggi serta praktik operasional fakultas. Hasil diskusi ini akan menjadi bagian penting dalam penguatan kerangka SBSF dan penyusunan laporan keberlanjutan FEB UGM.
Dalam kesempatan itu Luluk memaparkan kerangka kerja SBSF dan rancangan Sustainability Report FEB UGM. SBSF merupakan inisiatif yang menilai kinerja keberlanjutan sekolah bisnis berdasarkan tiga dimensi utama yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui framework ini, FEB UGM berupaya mendorong praktik keberlanjutan di pendidikan tinggi, khususnya sekolah bisnis.
Luluk turut menjelaskan lima indikator utama yang akan menjadi fokus Sustainability Report FEB UGM. Pertama, Student Wellness yang mencakup inklusivitas, keamanan, dan layanan pendukung yang memastikan seluruh mahasiswa dapat berkembang secara optimal, terutama aspek kesejahteraan di luar lingkungan akademik. Kedua, Student Lifecycle yang menggambarkan perjalanan mahasiswa sejak tahap penerimaan, orientasi kehidupan kampus, kegiatan akademik dan penelitian, hingga persiapan karier dan kelulusan.
Ketiga, Academic Environment meliputi aspek-aspek yang menunjang proses pembelajaran dan kegiatan perkuliahan, termasuk layanan akademik yang komprehensif untuk meningkatkan pengalaman belajar. Keempat, Research for Sustainability berfokus pada kegiatan penelitian yang mengangkat tema-tema prioritas keberlanjutan dan sesuai dengan roadmap penelitian strategis FEB UGM. Kelima, Community Services for Sustainability indikator ini menghubungkan pengetahuan akademik dengan kebutuhan masyarakat untuk menciptakan dampak nyata sekaligus memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa.
Peserta workshop juga mendapatkan penjelasan mengenai berbagai indikator keberlanjutan yang relevan dengan kegiatan fakultas, seperti efisiensi energi, pengelolaan limbah, transportasi, serta aspek kesejahteraan mahasiswa. Selain itu, turut dibahas praktik keberlanjutan yang telah berjalan di lingkungan FEB UGM, termasuk pengelolaan limbah di lingkungan kampus. Beberapa langkah konkret yang telah diterapkan antara lain pengelola kantin dan penyewa diwajibkan mengelola limbahnya secara mandiri. Lalu, pengurangan limbah dari berbagai acara dengan mendorong penggunaan peralatan yang dapat digunakan kembali, seperti kotak makan berbahan stainless steel.
Melalui FGD, perwakilan unit dan program studi memberikan masukan untuk memperkuat penyusunan Sustainability Report serta penyelarasan implementasi prinsip keberlanjutan di tingkat operasional. Hasil dari kegiatan ini akan menjadi bagian penting dalam penyempurnaan kerangka SBSF dan laporan keberlanjutan FEB UGM tahun 2025. Dengan tersusunnya SBSF dan Sustainability Report, FEB UGM menegaskan komitmennya untuk menjadi sekolah bisnis berkelanjutan yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum
 
										





 
			 
			 
			