Penguasaan keterampilan teknis bukan menjadi satu-satunya modal untuk sukses di dunia profesional. Entrepreneur dan content creator Raymond Chin menegaskan bahwa penguasaan soft skills seperti komunikasi dan empati menjadi fondasi utama yang menentukan keberhasilan seseorang dalam berbisnis. Menurutnya, keduanya adalah kemampuan yang tidak dapat digantikan teknologi, sekaligus penentu apakah seseorang mampu membangun relasi, memimpin, dan bertahan di industri yang terus berubah.
“Memahami orang lain dan tahu caranya menjadi pemimpin, dengan dua skill itu kita tidak akan pernah tergantikan oleh teknologi,” tegasnya.
Dalam sesi Talkshow Career Insight di Grha Sabha Pramana (GSP UGM) pada Sabtu (15/11/2025), Raymond menjelaskan bahwa perjalanan karier kerap dipenuhi ketidakpastian. Ia sendiri mengaku pernah mengalami kebingungan menentukan tujuan hidup.
“Awalnya saya tidak tahu ingin menjadi apa,” ungkapnya.
Semasa kuliah, Raymond mengaku bukan mahasiswa yang aktif dan tidak memiliki portofolio yang menonjol. Namun titik balik datang ketika ayahnya meninggal, membuatnya bertekad untuk berhasil dan membanggakan sang ibu. Momen itu membawanya menemukan “kompas hidup”, pedoman yang memandu setiap langkah kariernya, mulai dari membangun agensi kreatif, merintis start-up, hingga menjadi konten kreator.
Raymond Chin menjelaskan bahwa arah karier bisa berubah kapan saja. Namun kompas hidup akan selalu mengarahkan kita kembali pada titik yang sama. Ia memberi contoh perubahan tren konten digital. Saat minat publik bergeser dari konten edukasi ke konten berbasis berita, ia tidak bertahan pada idealismenya semata. Ia memilih beradaptasi membuat berita dengan gaya edukatif tanpa kehilangan ciri khasnya.
“Sebagai konten kreator, kita akan redup kalau tidak bisa beradaptasi,” ujarnya.
Selain keterampilan teknis, Raymond menekankan pentingnya penguasaan soft skills seperti komunikasi dan empati terutama bagi yang tengah merintis bisnis. Dua keterampilan ini menurutnya menjadi modal karena berhubungan dengan kemampuan membangun relasi dan kepercayaan.
“Memahami orang lain dan tahu caranya menjadi pemimpin, dengan dua skill itu kita gak akan pernah tergantikan oleh teknologi,” tegasnya.
Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekaptiningrum




