• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Dongkrak Dana Zakat, BAZNAS Lakukan Digitalisasi

  • Berita
  • 16 November 2018, 09.18
  • Oleh : Admin
ICONZ BAZNAS 2018

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tengah melakukan proses digitalisasi dalam rangka meningkatkan jumlah dana zakat. Proses digitalisasi dilakukan dari penyediaan sistem aplikasi untuk memperluas jangkauan, layanan penghimpunan zakat, hingga pendistribusian dana zakat ke mustahik. “Kita harapkan dana zakat yang akan dikelola akan meningkat secara signifikan,” kata Ketua BAZNAS Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA kepada wartawan usai membuka Konferensi Internasional tentang Zakat yang ke-2 di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Kamis (15/11).

Bambang Sudibyo mengatakan BAZNAS merupakan lembaga keuangan syariah yang dikelola oleh pemerintah pusat dan daerah. Sebagaimana lembaga keuangan pada umumnya, katanya, tren yang terjadi sekarang ini di seluruh dunia, hampir semua lembaga keuangan melakukan proses digitalisasi. Sehingga mau tidak mau BAZNAS pun melakukan hal yang sama. “Apabila tidak melakukan digitalisai maka akan tersingkir termasuk BAZNAS dan Laz sehingga perlu melakukan digitalisasi,” ungkapnya.

Ia menyebutkan dalam beberapa tahun terakhir BAZNAS telah melakukan perubahan secara internal untuk mendorong proses digitalisasi tersebut. Proses digitalisasi ini tidak mudah apalagi SDM BAZNAS di daerah sangat terbatas baik secara kuantitas dan maupun kualitas. Namun dengan adanya proses digitaliasi ini justru mendukung proses transparansi dan akuntabilitas ke masyarakat. “Banyak BAZNAS di daerah yang SDM terbatas dan banyak yang belum bisa buat laporan keuangan, kita akan membangun membangun sistem laporan keuangan daerah tanpa harus minta ke mereka, tapi lewat sistem,” katanya.

Menanggapi soal jumlah dana zakat yang dikelola BAZNAS sekarang ini, Bambang menyebutkan dana yang dikelola BAZNAS dari dana zakat yang dihimpun tahun 2017 lalu mencapai Rp 6,244 triliun. Menurutnya dana tersebut masih sedikit dibandingkan dengan peluang potensi dana zakat yang menurutnya bisa naik menjadi 3 persen dari nilai produk domestik bruto. “Masih jauh dari nilai potensi intensif pajak yang seharusnya bisa Rp 203 triliun,” katanya.

Menurut Bambang apabila mengacu dari insentif pajak maka seharusnya dana zakat yang bisa dihimpun mencapai 203 triliun sebab dana zakat yang disalurkan ke BAZNAS selama ini bisa mengurangi nilai pajak. Namun dalam pelaksanaannya ternyata tidak semudah itu.

Ia berpendapat, apabila pemerintah meniru kebijakan dari pemerintah Malaysia yang mewajibkan masyarakat membayar zakat sama halnya kewajiban membayar pajak maka dana zakat yang dihimpun akan jauh lebih besar. “Seharusnya zakat dikelola seperti pajak, terutama dalam pengumpulannya. Apabila sudah bayar zakat maka akan mengurangi pembayaran pajak secara langsung,” katanya.

Untuk menuju ke arah itu menurut Bambang Sudibyo perlu dilakukan revisi UU nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dan UU no 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan. Apabila kedua UU tersebut direvisi maka jumlah zakat akan naik sekitar lebih dari 3 persen dari PDB nasional atau sekitar Rp 400-an triliun.

Seperti diketahui, konferensei internasional tentang zakat ini berlangsung selama dua hari, 15-16 November di Gedung Learning Center FEB UGM. Menghadirkan para peneliti, praktisi dan otoritas zakat diantaranya Umar Munshi dari EthisCrowd, Urip Budiarto dari Kitabisa.com, Umi Waheeda selaku co-founder Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School, Akademisi zakat dari Malaysia Prof. Abdul Ghaffar Ismail dan Letua Lembaga Zakat Nigeria Lawal Muhammad Maidoki.

Sumber: Gusti/UGM

Views: 141

Related Posts

Seminar Nasional GloBE Rules - PwC Indonesia

Membedah Penerapan Pajak Minimum Global 15 Persen

Berita Jumat, 17 Oktober 2025

Transformasi digital menghadirkan tantangan baru dalam sistem perpajakan global. Banyak negara kehilangan hak pemajakan karena perusahaan lintas negara dapat beroperasi tanpa kehadiran fisik.

Pelatihan Pemadam Kebakaran

FEB UGM Gelar Pelatihan Penanggulangan Kebakaran

Berita Jumat, 17 Oktober 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menyelenggarakan Pelatihan Penanggulangan Kebakaran pada Jumat (17/10) di Kampus Magister Manajemen FEB UGM Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti 90 staf profesional dari berbagai unit kerja dan perwakilan mahasiswa FEB UGM.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan staf profesional maupun mahasiswa dalam menghadapi keadaan darurat, khususnya kebakaran di lingkungan kampus.

Ibnu Subiyanto

Dosen Purna Tugas FEB UGM, Drs. Ibnu Subiyanto, M.Si., Tutup Usia

Obituari Jumat, 17 Oktober 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali kehilangan satu putra terbaiknya, dosen purna tugas Departemen Ilmu Ekonomi Drs. Ibnu Subiyanto, M.Si., meninggal dunia pada hari Selasa, 14 Oktober 2025 di usia 77 tahun pukul 20.30 WIB di kediaman Perum Sidoarum, Godean, Sleman.

Drs.

Makan Bergizi Gratis

Memenuhi Ambisi, Kurang Presisi: Mengkaji Ulang Program Makanan Gratis Indonesia

Suara Akademisi Kamis, 16 Oktober 2025

Oleh Elan Satriawan & Wisnu Setiadi Nugroho
Departemen Ilmu Ekonomi

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu kebijakan unggulan Presiden Prabowo Subianto dalam visi Asta Cita untuk Indonesia Emas 2045.

Berita Terkini

  • Membedah Penerapan Pajak Minimum Global 15 Persen
    17 Oktober, 2025
  • FEB UGM Gelar Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
    17 Oktober, 2025
  • Dosen Purna Tugas FEB UGM, Drs. Ibnu Subiyanto, M.Si., Tutup Usia
    17 Oktober, 2025
  • Memenuhi Ambisi, Kurang Presisi: Mengkaji Ulang Program Makanan Gratis Indonesia
    16 Oktober, 2025
  • Rasa Kagum di Restoran Buffet Hotel Bisa Mendorong Mindful Consumption
    16 Oktober, 2025

Agenda

  • 23Okt Seminar and Public Lecture: Macroeconomic Diagnostics for Indonesia
  • 24Okt The 9th Mubyarto Public Policy Forum (MPPF 2025)
All Events
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju