Jesita Wida Ajani, Mahasiswa Berprestasi FEB UGM 2018
- Detail
- Ditulis oleh Alan
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4799
"Menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) UGM bukan merupakan suatu yang direncanakan sejak awal," begitulah ujar Jesita Wida Ajani (Economics-IUP 2016), atau yang akrab dipanggil Jesita oleh temannya. Mahasiswa kelahiran Semarang, 1 Juni 1998 ini merupakan salah satu mahasiswa Program Sarjana Internasional (IUP) FEB UGM yang brilian.
Mahasiswi berusia dua puluh tahun ini awalnya tidak menduga bahwa dirinya bisa mendapatkan penghargaan Mahasiswa Berprestasi UGM di tahun 2018. Kemenganannya dalam 14 (empat belas) lomba yang diikutinya pada kurun waktu 2016 hingga 2018 membuatnya berhasil menjadi kandidat mahasiswa berprestasi, yang kemudian berujung penganugrahan Mapres UGM 2018 pada hari Rabu malam, 14 November 2018 di Graha Sabha Pramana. Dalam semua kompetisi yang dia ikuti sepanjang menjadi mahasiswa FEB UGM hanya 1 (satu) kekalahan yang dia ikuti, yaitu JOIN MUN 2016. Tentu 14 (empat belas) kemenangan dalam kompetisi tersebut tidak luput dari bimbingan orang tua yang membentuk dirinya menjadi pribadi yang kompetitif. Kompetisi demi kompetisi telah telah ia ikuti sejak dirinya masih belia. Mulai dari kompetisi mewarnai, fashion show hingga debat ketika dirinya menginjak masa SMA.
Mengenai perjalanan lombanya ketika kuliah, dirinya memulai dari JOIN MUN 2016 dan menerima kekalahan. Gagal di JOIN MUN 2016 tidak membuatnya menyerah, dirinya lantas mencoba kembali dengan mengkuti lomba paper dalam kontestasi Youth Economic Conference 2018 dan menerima penghargaaan sebagai Best Delegate. Pencapaiannya tersebut kemudian menjadikannya semakin semangat dalam mengikuti kompetisi selanjutnya. Salah satu puncaknya ketika dirinya mampu menembus lomba tingkat Internasional dalam kompetisi Asian Pasific Model United Nation 2017. Kompetisi tersebut memberikannya penghargaan Best Position Paper. Kemenangan demi kemenangan diperolehnya dalam berbagai model kompetisi, baik paper, business case, maupun investment analysis.
Mengenai pendapatnya tentang animo mengikuti lomba mahasiswa FEB UGM, dirinya berharap mahasiswa FEB mau mencoba berbagai kompetisi. Menurutnya, banyak mahasiswa FEB UGM yang mampu secara kemampuan namun enggan mecoba. Dalam benaknya kegagalan di awal tentu akan terjadi apabila kita masih belum mengerti keadaan yang dihadapi, namun pengalaman seperti itulah yang menurut Jesita perlu untuk sebanyak mungkin didapatkan. Memahami atmosfer lomba yang kita hadapi maka kita dapat mengambil pelajaran yang didapatkan. Akumulasi dari kekalahan demi kekalahan tersebutlah yang membentuk mental dan meningkatkan kemampuan kita baik dari sisi pengetahuan maupun mental.
Pengalaman dalam menghadapi banyak kompetitor tersebut semakin lama akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih rendah hati. Oleh karena sesungguhnya banyak orang di luar lingkungan sekitar kita yang memiliki kemampuan diatas kita.
Dirinya berpandangan jika kita tidak pernah melakukan eksplorasi dan menantang diri kita maka tentu kita selalu merasa selalu hebat. Namun jika kita berani keluar dari lingkup kita maka akan muncul pribadi yang rendah hati dalam diri kita. Selain memberbaiki kepribadian, berkompetisi dan menantang diri kita juga membawa wawasan dalam prespektif lain.
Dalam tuturnya, dia mengatakan bahwa bekerja keras selagi muda adalah keharusan. Baginya hal tersebut merupakan bentuk tanggung jawabnya atas kepercayaan orang tua yang telah diberikan kepada kita. Tuturnya tersebut merupakan salah satu refleksi kita agar terus bergerak dan berkarya sebagai mahasiswa.
Sumber: Alan Naufal