Potensi Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Blockchain di Berbagai Sektor
- Detail
- Ditulis oleh Sony
- Kategori: Berita
- Dilihat: 9857
Perkembangan teknologi yang begitu cepat di era revolusi industri 4.0 menyebabkan munculnya berbagai teknologi baru, salah satunya adalah Blockchain (Rantai Blok). Menyikapi perkembangan tersebut, pada Jumat (2/7/2021), Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menyelenggarakan Webinar Forum Manajemen ke-5 dengan topik "Teknologi Blockchain untuk Bisnis: Revolusi Industri Baru?". Webinar ini diselanggarakan melalui platform Zoom dan dimoderatori oleh Rocky Adiguna, Ph.D, Dosen Departemen Manajemen FEB UGM. Dihadiri oleh Mahasiswa, Dosen, Peneliti dan Praktisi, webinar ini mengangkat topik mengenai blockchain dan menghadirkan narasumber yaitu Nofie Iman, Ph.D. , Eddy Junarsin, Ph.D., dan Rangga Almahendra, Ph.D. yang ketiganya merupakan Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Sesi pertama adalah penjelasan mengenai pengertian dan sejarah blockchain oleh Rangga Almahendra, Ph.D. Rangga menyampaikan bahwa saat ini kita berada pada Revolusi Industri 4.0 dimana semua terhubung dengan internet. Hal ini memberikan dampak positif, akan tetapi juga memunculkan serangkaian masalah, dimana terdapat problem of trust, security dan authenticity. Untuk itu, menurutnya, perlu ada intermediary sehingga menyelesaikan masalah tersebut. Namun, menurut Rangga intermediary justru juga menambah problem baru.
"Data kita diambil dan perilaku kita dipelajari, so if you are not paying the product, then you are the product", kata Rangga.
Rangga berpendapat bahwa perlu untuk adanya demokratisasi data, dimana individu dapat mengontrol data, transaksi, dan aset mereka sendiri. Hal ini menuruntya, dapat diwujudkan melalui Blockchain, dimana didalamnya terdapat suatu teknologi yang menghilangkan pihak ketiga dalam transaksi. Terkait Blockchain, ia mengatakan bahwa aplikasi yang familiar adalah dalam crypto currency, yang salah satunya adalah Bitcoin. Rangga berpendapat karena di Indonesia tidak dapat digunakan sebagai pembayaran, maka Bitcoin diklasifikasikan sebagai Crypto Asset.
"Kita di Indonesia menggunakan mata uang Rupiah, untuk itu lebih tepat jika Bitcoin dikatakan sebagai komoditas (Crypto Asset), bukan currency", ucap Rangga.
Aplikasi Blockchain yang lain, Rangga memberi gambaran dalam pembuatan buku besar transaksi yang terdistribusi (Distributed Ledger). Buku besar transaksi yang tersimpan dalam rantai blok yang terdistribusi bisa diakses secara terbuka untuk menjamin akuntabilitas, sehingga tidak bisa dimanipulasi dan diintervensi oleh otoritas tertentu. Penerapan lainnya adalah dalam tanda tangan digital, blockchain diterapkan menggunakan kriptografi yang menggunakan enkripsi dan deskripsi data.
Sesi selanjutnya adalah pemaparan dari Nofie Iman, Ph.D. mengenai Blockchain dan Teknologi Distributed Ledger. Nofie menjelaskan bahwa fungsi ledger digunakan sebagai pencatatan yang terdistribusi, sulit diubah, tapi disisi lain tersedia untuk seluruh pemangku kepentingan.
"Mau diakses kapan saja, dimana saja itu mudah dan nyaman", kata Nofie.
Nofie mengatakan bahwa buku besar yang terdistribusi ini menjadi sangat popular karena sebelumnya kita terpaku pada sesuatu yang tersentralisasi, dan hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu, sehingga membutuhkan adanya pihak yang independen sebagai mediator. Adanya krisis ekonomi menimbulkan krisis kepercayaan kepada perbankan sehingga gagasan mengenai distributed ledger digaungkan kembali.
"Bagaimana jika pihak yang dijadikan intermediary tidak bisa dipercaya atau gagal menjalankan tugasnya? itulah kenapa muncul distributed ledger menggunakan blockchain".
Distributed ledger menjadi menarik karena sifatnya yang anonim, menggunakan konsensus bersama, limitable, sifatnya permanen, ada time stamp dan catatan, dan sifatnya sangat aman. Nofie mengatakan teknologi ini bisa dibuat sistem yang sulit untuk diubah, dan bisa diandalkan tanpa pihak ketiga. Aplikasi dari blockchain di sektor bisnis dan organisasi ada dua jenis, yang pertama smart contracts dan yang kedua adalah Decentralized Autonomous Organization (DAO).
"Bagaimana jika blockchain itu tidak hanya soal transaksi, tapi disisipkan rules, program, dan data yang berbeda sehingga membuat blockchain menjadi berguna. Aplikasi blockchain sebagai smart contract misalnya dalam kontrak berjangka, kesepakatan transaksi dapat diletakkan dalam blockchain sehingga blockchain dapat mengeksekusinya secara otomatis", ungkap Nofie.
Sementara pada Decentralized Autonomous Organization, Nofie mengatakan bahwa aplikasi hal tersebut ditentukan menggunakan rules. Misalnya untuk manajemen transplantasi donor, data tersebut rahasia, sehingga data dikumpulkan melalui aplikasi menggunakan matching algorithm sehingga menyediakan pasien yang cocok untuk dapat melakukan transplantasi.
"Tak hanya sekedar currency, blockchain dapat digunakan dalam banyak hal menggunakan smart contracts dan DAO baik itu di pemerintahan, Pendidikan, Kesehatan, dan akan menciptakan potensi yang besar dan global", tutup Nofie.
Sesi terakhir adalah penjelasan mengenai teknologi blockchain oleh Eddy Junarsin, Ph.D. Eddy menjelaskan bahwa blockchain memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah platform yang aman, menciptakan contributive economy yang lebih baik, dan mencegah payment scams.
"Blockchain memungkinkan sertifikasi digital dan sertifikasi kepemilikan atas kekayaan intelektual menyediakan platform yang tepercaya dan transparan bagi pemasok dan pembeli untuk berdagang tanpa keterlibatan pihak ketiga, serta mencegah payment scams, karena setiap transaksi yang terjadi memiliki tanda tangan digital.", kata Edy.
Selain itu, menurut Eddy, aplikasi layanan keuangan berbasis teknologi Blockchain dapat mengakomodasi transaksi lintas batas yang memungkinkan pemrosesan transaksi lintas batas menjadi lebih cepat dan lebih murah. Selain itu, sistem Point of Sales melalui teknologi Blockchain dapat memungkinkan pedagang untuk menerima cryptocurrency sebagai pembayaran, menghilangkan biaya transaksi kartu yang mahal dan membantu dalam pengelolaan uang tunai.
Reportase : Sony Budiarso/Kirana Lalita Pristy
Video: https://youtu.be/PSnR-wY-YhI