• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Makalah Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Diambang Pro dan Kontra, Ada Apa dengan Cryptocurrency?

  • Berita
  • 6 Desember 2021, 07.33
  • Oleh : Admin
Prof Dian Masyita

Cryptocurrency menjadi fenomena yang menarik banyak perhatian belakangan ini. Pertumbuhannya yang pesat disertai dengan berbagai isu di dalamnya telah menjadi topik yang menarik untuk didiskusikan. sebagai suatu wadah yang menaungi diskusi dan sharing antara akademisi dan praktisi akuntansi. Pusat Kajian Akuntansi dan Regulasi (PAKAR) di bawah Laboratorium Akuntansi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) pada Jumat (03/12/2021) menyelenggarakan webinar bertajuk “Ada Apa Dengan Cryptocurrency?”. Webinar tersebut bertujuan untuk membuka dan menambah wawasan mahasiswa, akademisi, dan praktisi akuntansi pada khususnya, serta masyarakat luas mengenai isu-isu mengenai cryptocurrency. Diskusi isu-isu terkait dengan cryptocurrency, baik dari urgensinya maupun pandangan dari prespektif umum dan syariah. Webinar ini dimoderatori oleh Dosen FEB UGM, Dr. Aprilia Beta Suandi, S.E., M.Ec. dan menghadirkan narasumber yaitu Prof. Dian Masyita, Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Islam Internasional Indonesia.

Dekan FEB UGM Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com., Ak., CA. memberi sambutan pembuka untuk memulai acara. “Saya ucapkan terimakasih kepada kawan-kawan Laboratorium Akuntansi, hari ini kita akan belajar bersama mengenai cryptocurrency yang menarik banyak perhatian akhir-akhir ini, semoga lancar dan menambah wawasan seputar cryptocurrency“, kata Prof. Didi.

Acara setelah sambutan adalah pemaparan dari Prof. Dian Masyita mengenai topik cryptocurrency. Prof. Dian mengatakan bahwa kondisi lingkungan saat ini cenderung memiliki ketidakstabilan tinggi (volatile), dipenuhi oleh ketidakpastian (Uncertaint). Penyebab hal tersebut adalah faktor yang sangat bervariasi, memiliki kompleksitas (complexity) serta ketidakjelasan yang tinggi (Ambiguous).

“Dunia berubah, teknologi berubah, kehidupan jadi berubah juga, orang-orang berprilaku berubah mengikuti perubahan yang terjadi sadar atau tidak sadar. Gaya hidup terpengaruh, pemahaman terhadap instrumen ekonomi dan keuangan pun berkembang mengikuti dinamika perubahan yang tak terelakkan”, kata Prof. Dian.

Prof. Dian menjelaskan bahwa Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran, melarang seluruh penyelenggara jasa sistem pembayaran dan penyelenggara Teknologi Finansial di Indonesia baik bank dan lembaga selain bank untuk memproses transaksi pembayaran dengan virtual currency. Menurutnya, hal ini diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 7 tahun 2020.

“Mata uang Kripto (Cryptocurrency) yang kita ketahui saat ini bukan sebagai alat pembayaran yang sah di Wilayah NKRI, namun sebagai aset Kripto yang dapat diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto.”, jelasnya.

Kemudian yang sering menjadi pertanyaan apakah crypto assets dapat dikatakan sebagai economic assets. Menurut Prof. Dian, Crypto assets dapat tergolong sebagai economic assets, sebab Aset Crypto memiliki nilai moneter sehingga si pemilik Crypto bisa untung dan bisa rugi. Namun, Crypto tidak dapat dikatakan sebagai financial asset.

“Kriteria sebagai financial asset tidak dimiliki oleh Aset Crypto seperti no counterpart liability, suatu mata uang harus dikeluarkan oleh bank sentral dan memiliki legal tender dalam suatu negara.”, terangnya.

Cryptocurrency sendiri menurut Prof. Dian memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, semua informasi tentang transaksi dapat diketahui, namun tidak ada akses informasi mengenai penerima atau pengirim koin, tidak seorang pun dapat menarik crypto kecuali pemiliknya, dan sistem terjamin integritasnya karena koin tidak dapat dipalsukan atau disalin, serta pembayaran yang dilakukan dalam sistem tidak dapat dibatalkan. Sedangkan kelemahannya adalah volatilitas harga yang luar biasa, sering menjadi target dari kejahatan teknologi, dan potensi untuk melakukan Money Laundering karena sifat anonimitasnya.

Dalam perspektif islam, Prof. Dian mengatakan beberapa pendapat mengenai Cryptocurrency tidak shariah compliance dan ada pendapat yang memperbolehkan. Pendapat yang melarang adalah karena Cryptocurrency tidak memiliki landasan hukum beroperasi, dan tidak ada otoritas yang mengatur dan mendukung. Menurut sebagian akademisi Islam yang setuju, semua bisa disebut uang karena dianggap sebagai barang bernilai bagi masyarakat sekitarnya dan diterima sebagai alat tukar bagi sekelompok masyarakat tertentu.

Namun, diantara Pro dan Kontra mengenai Cryptocurrency, ternyata cukup banyak investor yang berinvestasi di Crypto. “6,5 juta orang telah menjadi investor aset kripto sampai Mei 2021 dengan nilai transaksi Rp 370,4 triliun. Melebihi jumlah investor di pasar modal yang Mei 2021 baru berjumlah 5,37 juta”, kata Prof. Dian.

“At the of the day, the winner-nya adalah mata uang digital yang kuat yaitu mata uang yang dimiliki oleh negara yang kuat atau yang memiliki global economic network yang kuat. The winning (digital) assets adalah aset yang kuat menyimpan nilai, yang terbaik keamanannya, yang paling diterima oleh masyarakat, terbaik ekosistemnya, paling stabil, terbaik layanannya dan membawa kebaikan baik dirasakan oleh pemilik maupun orang disekitarnya (social value)”, tutupnya.

Reportase: Sony Budiarso

Webinar video: https://youtu.be/XmEaJCu4B8w 

Related Posts

Kompetisi Vetra Stock 2025

Tim FEB UGM Raih Juara 2 dalam Vetra Stock Competition 2025

Prestasi Rabu, 5 November 2025

Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) berhasil meraih juara dua dalam Vetra Stock Competition (Equity Research Competition) 2025 yang diselenggarakan oleh UPN “Veteran” Jakarta pada 25 Oktober 2025.

icihes 1015

Perkuat Jejaring Riset dan Ekonomi Halal Global, FEB dan SPs UGM Gelar ICIHES

Berita Rabu, 5 November 2025

Dalam satu dekade terakhir, pasar halal menjadi salah satu kekuatan baru yang menggerakkan perekonomian dunia. Pasar halal global menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan nilai perdagangan mencapai USD 3,1 triliun pada tahun 2018 dan diproyeksikan meningkat menjadi USD 5,0 triliun pada tahun 2030.

Purna Bakti

FEB UGM Lepas 3 Staf Purna Tugas

Berita Selasa, 4 November 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM menyelenggarakan Pelepasan Purna Tugas staf profesional yang telah memasuki purnabakti atau pensiun. Acara pelepasan berlangsung Jum’at, 31 Oktober 2025 di Ruang Multimedia, FEB UGM.

Dalam acara tersebut FEB UGM melepas tiga staf profesional yang telah memasuki purna bakti yaitu Ngatimin (MM Kampus Yogyakarta), Wagiman (KAF), dan Subarja (KAF).

Dekan FEB UGM, Prof. Dr.

Benchmarking

FEB UGM Terima Kunjungan UPI, UIN Mataram, dan Universitas Siliwangi Bahas Penjaminan Mutu

Berita Selasa, 4 November 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menerima kunjungan benchmarking dari tiga perguruan tinggi, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi, dan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia pada Jumat (31/10).

Berita Terkini

  • Tim FEB UGM Raih Juara 2 dalam Vetra Stock Competition 2025
    5 November, 2025
  • Perkuat Jejaring Riset dan Ekonomi Halal Global, FEB dan SPs UGM Gelar ICIHES
    5 November, 2025
  • FEB UGM Lepas 3 Staf Purna Tugas
    4 November, 2025
  • FEB UGM Terima Kunjungan UPI, UIN Mataram, dan Universitas Siliwangi Bahas Penjaminan Mutu
    4 November, 2025
  • Dukung Studi Mahasiswa, KAFEGAMA 1995 Kembali Sampaikan Bantuan Laptop
    4 November, 2025

Agenda

  • 06Nov Micro-Economica Talks Series #2
  • 13Nov Pengukuhan Guru Besar: Prof. Gugup Kismono, MBA., Ph.D.
  • 14Nov Public Lecture: Private Equity Introduction
All Events
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju