SONJO: Rasa Kemanusiaan dalam Keterpurukan
- Detail
- Ditulis oleh Merisa
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3267
Memiliki ekonomi yang sejahtera merupakan impian setiap orang. Beberapa orang harus berjuang keras untuk mencari nafkah, membuka usaha, dan menempuh pendidikan dengan tujuan yang sama, yaitu mencapai kesejahteraan ekonomi. Sayangnya, tidak semua orang memiliki kesempatan dan jalan yang sama. Masih banyak orang kecil yang perlu uluran tangan orang lain untuk mendongkrak perekonomiannya. Terlebih lagi hadirnya pandemi Covid-19 membuat perekonomian sebagian orang menjadi terpuruk.
Isu-isu tersebut menciptakan keresahan di kalangan masyarakat yang melatarbelakangi terselenggaranya acara webinar Magister Sains dan Doktor Research Forum (MD REFO) pada Kamis (23/12). Acara ini merupakan bentuk tanggung jawab dosen dan peneliti di FEB UGM untuk berbagi mengenai penelitian yang dilakukan dan sebagai pengabdian ke masyarakat. MD REFO sendiri dilaksanakan secara daring dan berperiode. Pada MD REFO ke-4 mengangkat tema tentang SONJO dan Ekonomi Kreatif yang menghadirkan Prof. Catur Sugiyanto, M.A., Ph.D., Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM, sebagai moderator dan Rimawan Pradiptyo, M.Sc., Ph.D., Kaprodi Program Doktor Ilmu Ekonomi FEB UGM, sebagai narasumber yang merupakan pencetus dan inisiator dari SONJO (Sambatan Jogja).
SONJO atau Sambatan Jogja adalah Gerakan kemanusiaan yang dibentuk pada tanggal 24 Maret tahun 2020 dengan misi untuk membantu masyarakat yang rentan dan berisiko terhadap dampak penyebaran Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Prinsip yang diterapkan ialah integritas, transparan, empati, dan sinergi. SONJO ini memanfaatkan WhatsApp groups sebagai sarana untuk memobilisasi sumberdaya, media koordinasi, dan komunikasi. Tujuannya ialah agar dapat memecahkan masalah secara efektif dan efisien. Dalam praktik nyata, SONJO telah menciptakan pasar virtual untuk membantu jalannya UMKM, menyalurkan bantuan kemanusiaan, dan kebutuhan alat kesehatan, serta memberikan bimbingan teknis ke daerah lain.
Dalam webinar, Rimawan juga memaparkan mengenai mobilisasi dari anggota profesional SONJO yang sangat beragam. Terdapat 3 acara webinar yang dilakukan, di antaranya SONJO Angkringan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh anggota SONJO, SONJO Migunani yang membahas tentang kemampuan dan pengalaman antar anggota SONJO, dan terakhir SONJO Solidarity Journey yang berisi tentang berbagi pengalaman dan praktik SONJO serta keberhasilan Bantul ke dunia Internasional. Selain itu, SONJO memiliki program kerja yang terdiri dari 7 program ekonomi dan 13 program Kesehatan. Meskipun tidak adanya bantuan dana yang diberikan ke SONJO, tetapi program kerja yang direncanakan tetap dapat berlangsung hingga sukses.
Rimawan menjelaskan mengenai cara kerja dalam SONJO yang tidak adanya blaming game sehingga fokus untuk mencari solusi yang dibutuhkan. Terdapat juga prinsip kerja SONJO yang bernama fairness equilibria, yaitu prinsip tentang membantu sesama manusia yang juga ingin dibantu. Adanya tujuan jangka panjang yang direncanakan SONJO menyebabkan perubahan kecil yang dilakukan setiap harinya dapat membuat perubahan besar untuk kedepannya.
Di akhir diskusi, Rimawan memaparkan kondisi akibat adanya pandemi Covid-19. Masyarakat diminta untuk terbiasa melakukan adaptasi dengan kondisi yang tidak terduga. Selain itu, kesadaran akan adanya pola dari pandemi setiap waktu membuat masyarakat mengerti sehingga siap untuk menciptakan suatu inovasi yang dapat berguna di masa mendatang. Rimawan juga berpesan kepada masyarakat agar tidak lengah dan terus menerapkan 3T, yaitu pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment).
Reportase: Merisa Anggraini