Masih Pentingkah Autentik dalam Bermedia Sosial?
- Detail
- Ditulis oleh Merisa
- Kategori: Berita
- Dilihat: 1845
Pada Jumat (07/01), MD Research Forum (MD REFO) mengadakan webinar ke-6 yang mengangkat judul "Study on social media influencer from an experimental design perspective." Webinar ini dipimpin oleh Widya Paramita, Ph.D., dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM sebagai moderator. Pembicara pada acara ini ialah Vicky Andonopoulos, Ph.D., dosen pendamping jurusan marketing di Sekolah Bisnis Universitas Sydney. Dalam dunia riset, Vicky telah menerbitkan beberapa tulisan maupun penelitian yang sebagian besar membahas tentang psikologi, perilaku konsumen, dan sosial media. Ia mempublikasikannya melalui Journal of Retailing and Consumer Service dan Australian Marketing Journal.
Menurut Vicky berdasarkan eksperimental yang telah ia lakukan, melakukan riset tentang media sosial cukup sulit sehingga memerlukan seorang supervisor untuk mereview yang mereka lakukan. Dalam bidang marketing, media sosial merupakan platform yang paling sering digunakan untuk memasarkan produk. Dengan membuat konten yang kreatif, pemilik dapat meraih keuntungan melalui cara tersebut. Pemilik biasanya menggunakan influencer marketing untuk menarik minat para pembeli. Seorang Influencer pastinya memiliki banyak pengikut di akun miliknya, seperti YouTube dan Instagram sehingga pemasaran suatu produk akan dapat dengan mudah tersebar.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh socialpubli pada tahun 2019, jumlah uang yang dikeluarkan perusahaan untuk influencer marketing setiap tahunnya mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2016, nilainya sebesar $1,7 juta per tahunnya. Akan tetapi, adanya pandemi covid-19 tahun 2020, membuat pasar marketing influencer menjadi semakin meningkat sehingga diestimasikan mencapai $9,7 juta. Mengikuti tren sosial juga merupakan salah satu strategi bagi influencer marketing agar dapat menarik perhatian para konsumen.
Vicky menjelaskan bahwa butuhnya hipotesis untuk memperkirakan respons dari pembeli. Dalam hal tersebut, kepercayaan seorang konsumen dapat dibuktikan dengan jujur tidaknya influencer marketing. Semakin jujur influencer dengan ulasan produknya, semakin tinggi kepercayaan konsumen. Setelah melakukan penelitian, hipotesis yang dibuat sangat sesuai dengan hasil akhir. Autentik tidaknya influencer sangat mempengaruhi kepercayaan pengikut maupun konsumen.
Dari riset eksperimental yang dilakukan Vicky, dapat dikatakan bahwa influencer memiliki peran yang besar dalam marketing perusahaan atau brand. Influencer yang autentik dalam memasarkan akan memiliki kepercayaan yang tinggi dari konsumen. Sebaliknya, apabila influencer memasarkan dengan tidak autentik dengan cara tidak menjadi diri sendiri, maka akan membuat keraguan pada konsumen. Akan tetapi, dalam dunia marketing inauthentic juga diperlukan untuk memasarkan produk yang hedonis. Maka dari itu, keautentikan dari influencer di media sosial memiliki peran yang besar pada kepercayaan konsumen maupun pengikut.
Reportase : Merisa Anggraini