Pengeluaran masyarakat Indonesia masih minim pada produk asuransi dan dana pensiun
- Detail
- Ditulis oleh Hayfaza
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2401
Menyongsong pertumbuhan, peluang, serta tantangan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di Indonesia, Jumat (21/10) Laboratorium Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) berkolaborasi dengan PT Indonesia Financial Group (IFG) menyelenggarakan Seminar dan Kuliah Umum (SinarKU) bertajuk "Peran Industri Asuransi dan Dana Pensiun bagi Perekonomian Indonesia" di Auditorium Learning Center FEB UGM. Acara diawali oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama, dan Alumni FEB UGM, Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D. Acara ini mengundang empat pembicara yaitu Ibrahim Kholilul selaku Senior Research Associate di IFG Progress, Nada Serpina selaku Research Associate di IFG Progress, M. Alvin Prabowosunu selaku Research Associate di IFG Progress, dan Rimawan Pradiptyo selaku Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM.
Ibrahim membuka sesi pemaparan dengan kelakar bahwa pada lagu Menabung karya Titiek Puspa, sang penyanyi tidak mencantumkan "asuransi". Selaras dengan hal itu, kita tahu bahwa secara popularitas, instrumen keuangan utamanya adalah menabung, sedangkan lembaga keuangan utamanya ya perbankan. Padahal terdapat lembaga keuangan lain yang juga dekat dengan kita misalnya asuransi. Untuk mengilustrasikan pentingnya asuransi, Ibrahim memaparkan Ando & Modigliani's life cycle theory (1963) yang menggambarkan bahwa di puncak karir kita (kisaran usia 40), kita cenderung menghabiskan banyak uang namun seringkali lupa menabung. Lantas, Ibrahim memaparkan bahwa aset sektor keuangan tahun 2021, peran IKB di perekonomian Indonesia masih relatif rendah dibanding negara lain. Padahal sektor keuangan memegang peran fundamental dalam perekonomian negara, salah satunya sebagai sumber pembiayaan untuk mendukung ambisi Indonesia menjadi 5 besar perekonomian dunia. Berkaitan dengan IKNB, Ibrahim mengenalkan IFG sebagai holding BUMN Asuransi dan Penjaminan yang memiliki tiga pilar pembentukan: Prudent, Power, Progress. Dalam lingkup IFG, terdapat IFG Progress sebagai lembaga thinktank dengan fokus penelitian seputar IKNB. Ibrahim juga memaparkan bahwa oportunitas mahasiswa FEB berkontribusi di IKNB cukup luas, mencakup investment expert, economist, hingga actuary and underwriter.
Nada Serpina melanjutkan sesi pemaparan mengenai peran, tantangan, dan upaya pembenahan asuransi bagi Perekonomian Indonesia. Nada memaparkan mengenai ekosistem asuransi yang sangat terkait dengan bisnis dan perekonomian sebab coverage risiko di hampir seluruh aktivitas manusia, mulai dari jiwa/kesehatan, bisnis, hingga bencana alam. Nada juga menjelaskan mengenai reasuransi yaitu penanggungan atau pembagian risiko yang ada di perusahaan asuransi. Lantas, Nada menjelaskan mengenai jenis usaha asuransi yang mencakup asuransi umum dan asuransi jiwa. Nada melanjutkan dengan subbagian mengenai peran industri asuransi di antaranya mendukung ketahanan perekonomian keluarga, menyediakan perlindungan finansial, mendukun Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan mitigasi risiko bisnis. Dari segi tantangan, Nada menjelaskan bahwa industri asuransi memiliki dua tantangan fundamental yaitu literasi dan pemanfaatan Ia memaparkan bahwa tingkat literasi keuangan Indonesia menunjukan bahwa hanya satu dari dua warga Indonesia yang memahami asuransi. Merespon tantangan tersebut, Nada mengusulkan pembenahan dari ketiga aspek dalam industri asuransi yaitu konsumen, regulator dan industri. Upaya pembenahan juga harus dibarengi dengan sinergitas regulator, industri, pelaku usaha, dan akademisi.
Alvin melanjutkan SinarKU dengan penjelasan tentang pentingnya Industri Dana Pensiun. Ia mengawali dengan cerita bahwa di Irlandia, profesional di industri dana pensiun sangatlah diapresiasi sebab vitalnya industri tersebut dalam perekonomian negara. Tak terkecuali, Indonesia saat ini sedang mengalami bonus demografi. Berakhirnya bonus demografi di tahun 2045 mendatang akan menyebabkan dana pensiun mendapat peningkatan beban secara signifikan dikarenakan beban usia produktif untuk menanggung usia tua yang akan bertambah. Lalu, Alvin menjelaskan mengenai sisi positif dari dana pensiun misalnya aset dana pensiun berkontribusi sebagai sumber pembiayaan jangka panjang untuk pembangunan ekonomi diantaranya pada pasar modal, deposito dan SBN. Alvin juga menjabarkan mengenai struktur sistem dana pensiun Indonesia yang dibagi menjadi dua yaitu dana pensiun wajib dan dana pensiun sukarela. Dana pensiun di Indonesia mencakup Taspen, Asabri, BPJS Kenaker, DPPK, dan DPLK. Namun, dana pensiun di Indonesia memiliki beberapa tantangan diantaranya cakupan dana pensiun dan tingkat kontribusi. Bahkan, proporsi kontribusi aktif angkatan kerja terhadap dana pensiun di Indonesia merupakan yang kedua terendah pada cross-country analysis dibanding beberapa negara. Terdapat pula isu kebijakan investasi sebagai salah satu tantangan industri dana pensiun. Sebagai solusi, Alvin memaparkan bahwa diperlukan SDM memadai untuk berkontribusi dalam upaya pembenahan industri dana pensiun. Kontribusi dapat dilakukan oleh berbagai elemen bisnis dan masyarakat mulai dari pembuat kebijakan, akademisi, entrepreneur, hingga pengelola investasi.
Rimawan Pradiptyo melanjutkan sesi seminar dengan presentasi berjudul "Ketika Industri Asuransi Menjadi Lender of the Last Resort". Rimawan mengawali pemaparan dengan kondisi pra pandemi yang menurut prediksi ekonom tidak akan kembali dalam 5-10 tahun kedepan sebab adanya Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity (VUCA), eskalasi, dan perubahan paradigma pembangunan. Rimawan mengungkapkan bahwa salah satu permasalahan penghambat pertumbuhan IKNB di Indonesia adalah narasi keberlimpahan, bahkan mengutip lagu Koes Plus "Tongkat kayu dan batu jadi tanaman". Narasi keberlimpahan ini menyebabkan minimnya pengeluaran masyarakat pada produk asuransi dan dana pensiun. Rimawan juga menjelaskan mengenai bargaining position dan supply network di IKNB. Lantas Rimawan memaparkan riset lebih mendalam mengenai antusiasme dan preferensi masyarakat terkait dana pensiun dan asuransi menggunakan Zaltman Metaphor Elicitation Technique (ZMET). Seusai pemaparan oleh keempat pembicara, SinarKU diakhiri dengan sesi tanya jawab.
Reportase: Hayfaza Nayottama