Dua Sisi Mata Koin yang Timbul dari Penerapan Kecerdasan Buatan dalam Perusahaan
- Detail
- Ditulis oleh Rizal
- Kategori: Berita
- Dilihat: 976
Selasa (11/07), sesi ke-10 rangkaian program Global Summer Week 2023 diisi oleh Dr. Peter Verhezen, profesor asal University of Antwerp, Belgia. Sesi kali ini membahas berbagai dampak yang ditimbulkan dari implementasi kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam perusahaan. Sebagai pendahuluan, Dr. Peter menekankan bahwa sebuah komputer tidak akan mampu menyaingi intelegensi dari otak manusia. Menurutnya, berbeda dengan otak manusia, komputer tidak bisa memahami "konteks" dari suatu hal atau kondisi. Selain itu, komputer juga tidak memiliki beberapa fitur yang dimiliki oleh otak manusia, seperti komunikasi yang fleksibel, plastisitas (adaptasi secara otomatis), dan otonomi dalam pelaksanaan tugas.
Saat ini, negara-negara di dunia sedang berlomba-lomba dalam melakukan riset dan pengembangan kecerdasan buatan. Amerika Serikat, yang dahulu memimpin penelitian terkait kecerdasan buatan, kini telah disalip oleh negara-negara lain, menandakan makin maraknya kecerdasan buatan dalam lingkup global. Dr. Peter berpendapat bahwa implementasi kecerdasan buatan dalam kehidupan mungkin saja membuat kita menjadi lebih pintar, tetapi tidak lebih bijaksana. Oleh karena itu, penting bagi kita dalam mengutilisasi kecerdasdan buatan secara bijak. Dalam artian, kecerdasan buatan bukan hanya digunakan sebagai alat untuk maksimalisasi profit, tetapi juga memerlukan tujuan dan makna dalam penggunaannya.
Komersialisasi kecerdasan buatan turut menciptakan kolaborasi antara manusia dan teknologi tersebut. Dr. Peter mencontohkan bahwa saat ini, implementasi kecerdasan buatan telah berkembang secara pesat di bidang finansial. Namun, kecerdasan buatan tidak akan dapat secara sepenuhnya menggantikan kinerja dari manusia dalam sektor tersebut. Ia menyebutkan bahwa akan sukar bagi kecerdasan buatan untuk melaksanakan pekerjaan yang memerlukan perasaan dalam prosesnya, seperti manajemen risiko dan pengauditan.
Pada akhirnya, ibarat dua sisi mata koin, keberadaan kecerdasan buatan menimbulkan dampak yang beragam pula. Dari sisi positif, kecerdasan buatan mampu mempersonalisasi produk atau layanan, seperti Netflix yang memberikan rekomendasi hiburan bagi penggunanya. Akan tetapi, implementasi kecerdasan buatan dibarengi pula dengan tantangan, seperti dari segi kebiasan dan kecukupan data, keetisan, hingga permasalahan privasi. Oleh karena itu, jajaran direktur perlu bersikap bijaksana dalam mengambil keputusan, termasuk dalam mengutilisasi kecerdasan buatan untuk operasional perusahaan.
Reportase: Rizal Farizi
Simak video selengkapnya di https://youtu.be/xcXTuZdXng8