Perkuat Silaturahmi, FEB UGM Gelar Syawalan 1445 H
- Detail
- Ditulis oleh Adella
- Kategori: Berita
- Dilihat: 72
Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM menggelar syawalan dalam rangka silaturahmi Idulfitri 1445 H, Senin (29/4). Acara ini dihadiri oleh Senat FEB UGM, Perwakilan Dharma Wanita Persatuan, civitas FEB UGM, perwakilan mahasiswa FEB UGM, Perwakilan KAFEGAMA DIY, dan para mitra. Pelaksanaan syawalan dilaksanakan secara bauran yakni di Selasar Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM dan melalui Zoom Meetings.
Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com., Ak., CA., mengajak seluruh keluarga besar FEB UGM untuk menjadikan bulan Syawal menjadi momentum untuk saling memaafkan. “Tentu dalam suasana yang membahagiakan setelah berpuasa kita bisa bertemu dalam halalbihalal, kami atas nama pimpinan fakultas mengucapkan Selamat Hari Raya Idulfitri, taqabbalallahu minna wa minkum,” tuturnya.
Puncak acara syawalan 1445 H diisi dengan tausiyah yang disampaikan oleh Ustaz Prof. Ir. Muslikhin Hidayat, S.T., M.T., Ph.D., IPU, yang merupakan Wakil Dekan Fakultas Teknik UGM. Ia mengatakan bahwa syawalan merupakan momen penting bagi seluruh umat Islam untuk saling memaafkan. “Dengan hati yang dimudahkan oleh Allah untuk meminta maaf dan memaafkan, serta difasilitasi oleh lingkungan yang mengadakan halalbihalal, seperti di kantor dan perumahan, orang-orang yang awalnya sulit saling memaafkan menjadi lebih mudah melakukannya,” ujarnya.
Muslikhin menyampaikan apabila hati sudah saling memaafkan maka akan tercipta harmoni dan saat bekerja dalam tim akan terasa nyaman. Seperti yang tertera dalam Quran Surat Ali ‘Imran ayat 134 tentang ciri orang bertakwa salah satunya adalah bisa mengendalikan amarah atau emosi dan memaafkan kesalahan orang lain. “Setiap manusia pasti melakukan kesalahan, tetapi yang menjadi pembeda antara manusia yang bertakwa dan tidak adalah orang yang bertakwa akan mengingat Allah dan kemudian meminta ampunan atas dosanya. Kalau bisa dilakukan (memaafkan), subhanallah, balasannya di dunia dan di akhirat itu pasti,” tuturnya.
Reportase: Adella Wahyu Pradita