Bersiap Hadapi MEA dari Kacamata Pajak
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2503
Forum Dosen Perpajakan se-Indonesia mengikuti Seminar Nasional (SemNas) pada hari Jumat (27/5) di Ruang Kertanegara Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Seminar ini terselenggara atas kerjasama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), IAI KAPd, IAI KAPj, dan FEB UGM.
Mengangkat tema Peran Profesi Perpajakan di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), SemNas kali ini menghadirkan narasumber yang sangat membidangi Perpajakan. Pembicara yang hadir adalah Prof. John Hutagaol, Ir. Rudy Gunawan Bastari, M.Tax., M.Acc., M.M. , Darussalam, M.Si., LLM Int.Taxx., CA., Drs. Basri Musri, Dr. Eko Suwardi dan juga Dr. Dwi Martani.
Dibuka dengan sambutan oleh Dr. Eko Suwardi mewakili Dekan FEB UGM, beliau mengajak untuk bersiap bersama-sama dalam menghadapi MEA. Menurutnya kesiapan dalam menghadapi MEA yang akan menentukan nasib ke depan. “Saya selalu katakan ini kepada mahasiswa, wajah kita ke depan tergantung kita sendiri, kalau kita siap, MEA akan bagaikan gadis cantik molek atau laki-laki ganteng, tapi kalau tidak siap ya kita akan tergilas,” terang Dr. Eko.
Ada dua sesi dalam seminar, sesi pertama seminar dimoderatori oleh Arie Pratama selaku dosen dari UNPAD. Sesi ini diisi oleh Prof John Hutagaol dan Darussalam. Prof John menjelaskan MEA membuat semuanya tanpa ada batasan, bahkan semua bergerak didalam pasar tunggal. Prof John mengajak hal ini harus disikapi agar nantinya Indonesia mampu memenangkan persaingan. Salah satu cara adalah melalui pengajaran yang dilakukan dosen untuk lebih mendorong mahasiswa berfikir global. “MEA sudah datang, suka tidak suka harus kita hadapi bersama, sekarang bagaimana kita bisa mempersiapkan diri lebih dini yaitu melalui pembelajaran sehingga dosen dikelas harus mampu merubah mindset mahasiswa untuk berfikir lebih luas berfikir menjadi pemain global bukan lagi menjadi pemain lokal,” tegasnya.
Dilanjutkan oleh penjelasan Darussalam, beliau menganalogikan pajak itu ibarat air. Air akan akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Sama halnya dengan kesadaran untuk membayar pajak, subyek pajak pasti akan mencari tempat dimana yang mengenakan pajak paling kecil. Sehingga tugas dosenlah untuk menyampaikan ke mahasiswa agar nantinya ketika mereka menjadi subyek pajak mereka akan lebih peduli terhadap negaranya megingat pajak adalah tulang punggung negara. “Tidak dapat dipungkiri setiap orang pasti ingin bayar pajak murah, namun sekarang tugas dosenlah memberikan edukasi kepada mahasiswa untuk lebih aware terhadap pajak di negara sendiri,” ungkapnya.
Seminar ini memberikan banyak manfaat, Dewi salah satu peserta seminar dari Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Jakarta mengatakan acara ini merupakan tempat untuk mendapatkan banyak informasi baru. Sebagai dosen, Dewi menyadari perkembangan dunia pendidikan harus selalu diperbaharui agar nantiya bisa ditransfer ke mahasiswa untuk memberikan dorongan mereka agar lebih siap menghadapi perubahan.
“Perkembangan dunia pendidikan memang harus kita sikapi dengan positif salah satunya dengan memperbaharui informasi melalui seminar seperti ini, agar nantinya saya bisa memberikan lebih banyak gambaran kepada mahasiswa kedepannya,” papar Dewi.
Sumber: Meylia/febugm