ANU Indonesia Project dan FEB UGM Gelar Mubyarto Public Policy Forum
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2990
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB-UGM) bekerjasama dengan Australian National University (ANU) Indonesia Project menyelenggarakan forum diskusi kebijakan yang bertajuk Mubyarto Public Policy Forum. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 10 Mei 2017 bertempat di Ruang Kertanegara FEB UGM dihadiri oleh lebih 150 orang yang terdiri dari beragam latar belakang, antara lain; akademisi, birokrat, praktisi, bankir, LSM serta mahasiswa. Kuliah umum ini merupakan kegiatan tahunan yang didedikasikan untuk Professor Mubyarto, seorang ekonom dari UGM yang memiliki ketertarikan di bidang ekonomi pedesaan.
Acara yang dibagi dalam dua sesi ini diawali dengan Sesi pertama yaitu Mubyarto Panel yang menghadirkan Prof. Boediono, Ph. D., Wakil Presiden Indonesia (Periode 2009-2014), sebagai pembicara. Disamping itu 3 orang akademisi dari FEB UGM dan ANU juga memberikan paparannya pada sesi pertama ini, yaitu Prof. Gunawan Sumodiningrat dan Elan Satriawan, Ph.D dari FEB UGM, serta (Assoc.) Prof. Budy P. Resosudarmo dari Indonesian Project ANU.
Keynote speech yang disampaikan oleh Prof Boediono, Ph. D., menggarisbawahi beberapa hal terkait pemerataan pembangunan. Dalam paparannya beliau menyimpulkan bahwa berhasil tidaknya mengatasi masalah pemerataan sepenuhnya tergantung pada apakah negara, melalui institusi-institusinya, dapat melakukan intervensi yang efektif. Pada tataran yang lebih tinggi, strategi itu juga tidak boleh mengabaikan, dan justru mengambil manfaat, adanya saling keterkaitan antar dimensi pembangunan, khususnya antara sasaran pemerataan, stabilitas dan pertumbuhan, pungkasnya.
Pada sesi kedua Mohammad Chatib Basri, Ph.D memaparkan perekonomian Indonesia dan India setelah 2013. Beberapa catatan yang diberikan diantaranya adalah meningkatnya aliran modal masuk dapat menyebabkan apresiasi nilai tukar riil dan pada akhirnya dapat berakibat defisit neraca berjalan. Tingginya defisit neraca berjalan ini akan menyebabkan perekonomian menjadi rentan jika pembiayaannya bergantung pada portfolio atau foreign direct investment yang hanya berfokus pada pasar domestik.
Paparan-paparan yang disajikan oleh para pembicara saling melengkapi untuk memperkaya pengetahuan tentang perekonomian Indonesia terkini. Semakin meningkatnya tantangan serta persaingan mengingatkan pada para peserta untuk tetap memperhatikan perekonomian rakyat seperti yang telah diperjuangkan oleh Prof. Mubyarto.
Sumber: Ika/FEB