- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3683
Bertempat di Gedung Pertamina Tower Lantai 6 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Senin (1/10) berlangsung bedah buku "Koordinasi dan Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter: Tantangan ke Depan". Acara bedah buku menghadirkan dua pakar Perry Warjiyo, S.E., M.Sc., Ph.D (Bank Indonesia) dan Dr. Edhie Purnawan, M.A (FEB UGM) dengan Tri Widodo, M.Ec.Dev., Ph.D sebagai moderator, serta Dr. Sri Adiningsih sebagai penyunting buku.
Buku setebal 445 halaman ini merupakan kumpulan berbagai tulisan dari para penulis yang memiliki berbagai latar belakang, baik otoritas terkait ataupun mantan otoritas terkait, serta akademisi yang menggeluti dan memiliki keahlian di bidang kebijakan fiskal dan moneter. Tulisan yang disajikan dalam buku ini mencakup sejarah, perkembangan masa kini, studi empiris, masalah dan tantangan yang dihadapi serta perkembangan kedepan koordinasi kebijakan fiskal dan moneter di Indonesia. "Buku ini memuat 14 paper dari 18 penulis, delapan diantaranya dari FEB UGM dan yang menarik tiga tulisan berasal dari desertasi," ujar Dr. Sri Adiningsih, M.Sc, penyunting buku.
Menurut Sri Adiningsih, buku koordinasi dan interaksi kebijakan fiskal dan moneter sangat langka. Oleh karena itu penerbitan buku ini untuk mengisi kekosongan bahan bacaan yang mengulas koordinasi kebijakan Fiskal dan Moneter. "Penyusunan buku ini memakan waktu tiga tahun, dan selama itu pula kita mencari jurnal-jurnal dan tulisan-tulisan terkait koordinasi fiskal dan moneter," katanya.
Penerbitan buku ini menjadi sangat penting mengingat pada akhir 2011 seiring dengan dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan akan mengubah pola pengelolaan sistem keuangan dan juga mempengaruhi koordinasi kebijakan fiskal dan moneter. Sementara itu masih banyak pihak di Indonesia yang belum memahami dengan baik koordinasi kebijakan fiskal dan moneter.
Oleh karena itu diterbitkannya buku ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, akademisi, peneliti ekonomi, serta pengambil kebijakan yang ingin memahami dengan lebih baik koordinasi kebijakan fiskal dan moneter serta perkembangannya di Indonesia. "Kita semua menyambut baik peluncuran buku ini, kita berharap buku ini akan menjadi komponen dan komplemen bahan mata kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM," ujar Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama FEB UGM.
Sumber: www.ugm.ac.id
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3012
Pakar pemasaran UGM, Prof. Dr. Basu Swastha Dharmmestha, M.B.A., menggelar pameran tunggal lukisan batik bertajuk 'Kebangkitan Melukis Batik untuk Memayu Hayuning Bawana'. Dalam pameran yang digelar selama lima hari, 26-30 September 2012, di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM ditampilkan 54 lukisan batik karya Basu S.D. dalam rentang tahun 1968-2012. Beberapa lukisan batik menggambarkan wayang, merak, ikan, dan prajurit.
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2703
Dalam memulai bisnis, belajar untuk melahirkan kreativitas baru adalah sesuatu hal yang sangat penting. Bukan sekedar meniru, karena kebiasaan meniru tidak akan melahirkan kreativitas. Sehingga untuk menciptakan ide produk yang baru tentu harus berpikir di luar kotak. Ibarat belajar berenang, tidak cukup dengan tahu teorinya namun harus 'nyemplung' ke dalam air.
"Kreativitas itu ibarat berlian, anda harus mengasahnya agar tetap selalu bersinar. Jangan pernah memaki keadaan sebagai alasan karena anda belum siap menghadapinya," kata CEO General Eelectric (GE) Indonesia, Dr. Ir. Handry Satriago, MM., MBA., saat mengisi kuliah tamu di Auditorium MM UGM.
Menurut Handry prinsip itu yang selalu ia pegang dalam bekerja selama lima belas tahun di GE Indonesia. Hingga kini jabatan CEO pun disandangnya. Padahal hampir lebih 70 tahun GE ada di Indonesia, baru saat ini ada CEO dari Indonesia. Pengalaman menjadi CEO ini menurut Handry membuat ia sadar akan pentingnya putra-putri bangsa untuk memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang baik, agar bisa bersaing di tingkat global. "Jika tidak menjadi subjek dalam globalisasi, maka kita akan selalu menjadi objek," imbuhnya.
Dia mengakui, untuk saat ini SDM Indonesia belum tumbuh untuk bisa ikut dalam persaingan global. Baginya, kondisi ini tak ubahnya dengar masa penjajahan Belanda dulu. Sehingga perlu dibangun lewat nasionalisme baru. "Bukan karena batik dan reog kita diakui orang lain. Lalu kita marah. Tapi dengan nasionalisme baru, kita harapkan putra-putri bangsa ini menjadi pemain global dan bisa memenangkan persaingan global dan mendapatkan keuntungan dari globalisasi," tuturnya.
Untuk bisa menjadi wirausaha kelas dunia, kata Handry, tidak cukup menguasai teori berbisnis tapi berani untuk memulai sebagai bentuk tahap pertama dalam berbisnis. Baginya, bisnis tidak hanya bagan diagram chart, statistik, namun bisnis adalah eksekusi. "Para pengusaha ternama memulai berdasarkan perasaan. Memang tidak semua bisa berhasil, tapi semua dilakukan dengan memulainya dari awal. Jika punya mimpi besar, langkah pertama yang dibutuhkan adalah pengorbanan besar," tambahnya.
Sumber: www.ugm.ac.id
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3356
Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM memiliki fasilitas laboratorium ekonomi bernama Macroeconomic Dashboard dan Syariah Corner. Kedua laboratorium pembelajaran ilmu ekonomi tersebut merupakan hasil bantuan dari PT Bank Mandiri dengan FEB UGM senilai Rp 2,1 miliar yang ditandai dengan perjanjian kerjasama kedua instansi di Auditorium Pertamina Tower FEB UGM, Jumat (14/9).
Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., mengatakan, keberadaan fasilitas tersebut menjadikan misi UGM untuk mentransfer ilmu yang didapat kepada masyarakat agar dapat lebih mudah tercapai. “Bukan hanya memberi kemanfaatan langsung bagi civitas akademika di UGM tetapi juga menghasilkan analisis-analisis guidance yang bisa dimanfaatkan masyarakat,” katanya.
Direktur Institusional Bank Mandiri, Abdul Rachman menuturkan, pengembangan fasilitas laboratorium ekonomi tersebut merupakan salah satu komitmen perusahaan pada pengembangan dunia pendidikan dalam menciptakan generasi muda terbaik bangsa.”Kami melihat dunia pendidikan sebagai salah satu yang penting karena merupakan investasi masa depan. Sehingga apa yang kami berikan ini harus memberikan manfaat besar bagi bangsa dan sekaligus memberi impact ke bank Mandiri,”ujarnya.
Keberadaan fasilitas tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat mendorong munculnya ekonom-ekonom muda dengan latar belakang akademis dan wawasan yang luas tentang perkembangan ekonomi terkini. “Kedepan para ekonom-ekonom baru tersebut diharapkan bisa menghasilkan terobosan-terobosan kebijakan ekonomi terbaik," tuturnya.
Direktur Bank Syariah Mandiri, Amran Nasution mengatakan, melalui pengadaan laboratorium syariah di FEB UGM, selain untuk menghasilkan alumni berkualitas, juga BSM berharap mampu merangkul alumni UGM untuk ikut berperan mengembangkan bisnis perbankan syariah.
Sumber: www.ugm.ac.id
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2798
Hobi menulis sebelumnya tidak pernah ada di benak dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Tri Widodo, M.Ec.Dec., Ph.D. Namun, siapa sangka dari hobinya menulis termasuk menulis di jurnal internasional membuatnya masuk ke dalam 25 ekonom dunia dari Indonesia yang namanya masuk dalam jurnal IDEAS bulan Juli 2012 lalu. IDEAS selama ini dikenal sebagai salah satu jurnal ekonomi internasional terbesar dunia yang berisi lebih dari 1,2 juta item penelitian di bidang ekonomi.
"Ini berisi database terbesar tulisan ekonom dunia termasuk dari Indonesia,"kata Tri Widodo, Senin (10/9).
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi FEB UGM ini mengatakan dirinya masuk dalam 25 besar ekonom Indonesia dan bersanding dengan beberapa ekonom lain seperti dari UI, IPB, Universitas Syiah Kuala dan UNPAD Bandung. Menurut Tri Widodo selama ini dirinya memang cukup rajin menulis ke jurnal internasional baik yang online maupun yang dibukukan. Setidaknya ada 32 jurnal internasional yang selama ini sudah memuat tulisannya.
"Dari 32 jurnal internasional itu 6 diantaranya jurnal yang anggota IDEAS," katanya.
Pemeringkatan seperti di IDEAS ini, kata Tri Widodo, di luar negeri sangat berguna untuk menilai kinerja dosen. Ia mencontohkan gelar profesor di luar negeri bisa diperhitungkan ulang untuk dicopot jika tidak memenuhi jumlah tulisan yang dimuat dalam jurnal internasional. Menurutnya semakin banyak tulisan yang dimuat dalam jurnal internasional memungkinkan semakin banyak pula tulisan kita untuk disitasi (dirujuk) oleh peneliti lain.
"Gelar profesor di luar negeri saat ini ada yang sistem kontrak. Apalagi misalnya tidak bisa memenuhi jumlah tulisan di jurnal internasional," tegas pria kelahiran Yogyakarta, 28 Juni 1971 tersebut.
Tri Widodo yang mulai gemar menulis di jurnal internasional sejak tahun 2007 ini mengatakan tulisan yang dimuat dalam sebuah jurnal sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik. Di sisi lain ia juga menilai surat edaran dari DIKTI tentang publikasi karya ilmiah dalam jurnal sebagai pemicu agar dosen dan mahasiswa semakin rajin menulis.
"Kita ambil sisi positifnya saja agar mahasiswa dan dosen rajin menulis jurnal," katanya.
Dalam kesempatan itu ia juga menyebutkan beberapa artikelnya yang telah dimuat seperti : "Dynamic changes in comparative advantage: Japan 'flying geese' model and its implications for China" serta "Comparative Advantage:Theory, Empirical Measures and Case Studies".
Selain berisi 1,2 juta item penelitian jurnal IDEAS juga memiliki informasi tentang 12 ribu lebih lembaga ekonomi, 33 ribu penulis yang telah terdaftar dengan layanan penulis RePEc, dan sekitar 37 ribu NEP laporan dalam 92 bidang
Sumber: www.ugm.ac.id
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2597
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada pada bulan September 2012 ini akan genap berusia 57 tahun. Dalam pembukaan peringatan Dies Natalis ke-57, Prof. Marwan Asri MBA., Ph.D. selaku Dekan FEB dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema peringatan Dies Natalis ke-57 adalah "One Faculty One Family One Vision", tema ini mencerminkan komitmen kebersamaan serta pencapaian yang telah diperoleh hingga saat ini.
Disamping itu selaku Ketua Panitia Peringatan Dies Natalis ke-57, Gugup Kismono MBA., Ph.D. menjelaskan agenda kegiatan dimulai tanggal 27 Agustus dengan pertandingan Bola Voli antar unit di FEB kemudian akan diakhiri dengan Pameran Batik Basu Swastha pada tanggal 20-30 September (selengkapnya agenda kegiatan Dies Natalis dapat dilihat di agenda Dies Natalis ke-57).
Bersamaan dengan pembukaan acara Dies Natalis ke-57 tersebut diluncurkan pula Album Kompilasi Economics Session Band yang ke-4 dengan judul album "One Family One Vision".
Halaman 189 dari 217