• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Suara Akademisi

Menggagas Reformasi dari Kampus Biru

  • Suara Akademisi
  • 27 November 2010, 12.39
  • Oleh : Admin
Sony Warsono

EBNEWS – Suara seseorang yang terdengar di telepon sebenarnya hanya berupa kumpulan bits 0 dan 1. Luar biasanya, sistem bit menjadikan kita dapat mengenali pemilik suara dengan baik. Hal ini juga berlaku untuk komputer. Sayangnya, walau lebih dari 500 tahun akuntansi telah dikaruniai pengetahuan debet kredit tetapi kontribusinya belum optimal dalam kehidupan.

KRISIS & GELOMBANG REFORMASI

Krisis ekonomi dan keuangan merupakan fakta buruk yang berpeluang terjadi lagi di masa datang. Banyak faktor yang menyumbang terjadinya krisis (lihat Holthausen 2009; Ball, 2009). Pemerhati akuntansi sepatutnya bertanggungjawab atas terjadinya skandal keuangan dan berbagai tragedi keuangan yang menyebabkan krisis karena sistem perekonomian dewasa ini diukur secara keuangan. Sebagai bidang ilmu, akuntansi diharapkan menyajikan informasi keuangan yang dapat mencegah, mendeteksi, dan mengoreksi berbagai kesalahan yang terjadi.

Sayangnya, realitas berbeda dari harapan. Kalau pada awal abad 20 akuntansi mendapat serangan dari pakar non-akuntansi (Hatfield, 1924), saat ini akuntansi justru mendapat serangan dari dalam (Hopwood, 2007; Demski, 2007; Fellingham, 2007; Ball, 2008). Bahkan, pemerhati akuntansi Basu (2008) meminta beberapa pakar akuntansi untuk mendiskusikan topik “What is the most important accounting issue where we either think we understand it but in fact do not or have failed to consider the issue in anywhere near the depth it deserves?”

Gagasan untuk melakukan perubahan akuntansi sebenarnya sudah dimulai (Arnold, 2009; Mosso, 2010). Juga, saat ini dewan standar akuntansi IASB dan FASB bekerjasama mengimplementasikan International Financial Reporting Standards (IFRS) yang diharapkan berlaku secara global. Namun, gagasan-gagasan tersebut masih layak dipertanyakan keefektifannya, terutama implementasi IFRS, karena sulit meyakini bahwa 1 standar universal dapat menyelesaikan berbagai isu akuntansi yang dinamis. Disamping itu, hingga sekarang belum ada contoh standar yang berlaku secara global. Sebaliknya, beberapa industri, seperti misalnya telekomunikasi dan komputer, menggunakan beberapa standar yang berbeda tetapi justru dapat berinteraksi dengan baik.

AKUNTANSI DAN SEJARAHNYA

Setiap insan pemerhati akuntansi berhak sekaligus mengemban amanah untuk menggagas reformasi akuntansi. Berbeda dari gagasan-gagasan sebelumnya yang mengandalkan pemikiran masa kini, penulis mengajukan gagasan reformasi akuntansi berlandas pada sejarah akuntansi itu sendiri.

Akuntansi terdokumentasi di buku Matematika berjudul Summa de Arithmetica, Geometria, Proportioni et Proportionalita (Summa) oleh Luca Pacioli sebagai profesor matematika yang mengajar selama 30 tahun dan menerbitkan banyak buku matematika (Sangster et al., 2007) pada 516 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1494 (Peters and Emery, 1978; Weis and Tinius 1991).

Sayangnya, pengembangan akuntansi modern menunjukkan adanya sinyal pengingkaran terhadap sejarahnya. Pertama, Pacioli lebih dikenal sebagai tokoh agama ataupun pedagang, dibanding sebagai mathematician. Kedua, keberadaan akuntansi di buku Summa lebih dipandang sebagai ketidaksengajaan. Ketiga, pemerhati akuntansi lebih tertarik mengklaim akuntansi sebagai “language of business”. Keempat, pemerhati akuntansi menganggap double entry bookkeeping “hanya” sebatas warisan kuno yang terpaksa dilestarikan. Kelima, pengembangan akuntansi mengutamakan kepatuhan terhadap standar dan aturan. Pengembangan ilmu yang mengabaikan sejarah berisiko gagal. Terjadinya krisis ekonomi dan keuangan global dapat menjadi gambaran kegagalan akuntansi. Pengembangan akuntansi yang berakar pada sejarah, sebaliknya, berpeluang sukses.

REFORMASI BERBASIS MATEMATIKA

Di samping berakar pada sejarah, gagasan reformasi akuntansi berbasis matematika memberi banyak manfaat (lihat Warsono-bin-Hardono, 2010): Menegakkan kembali hukum dasar akuntansi. Fisika mengenal hukum “Reaksi samadengan Aksi” maka akuntansi memiliki hukum yang selama ini diabaikan, yaitu “Penggunaan dana samadengan Pemerolehan dana”. Akuntansi modern lebih suka menggunakan hukum “Sumberdaya samadengan Sumberdana”, padahal tidak semua sumberdana berwujud sumberdaya (aset), tetapi dapat diwujudkan langsung dalam pengorbanan (biaya).

Mengungkap “kecerdasan yang dibungkus dengan kearifan”. Debet itu kiri sedangkan kredit itu kanan. Peters and Emery (1978) berpendapat bahwa debet kredit digunakan karena pada masa itu angka negatif belum digunakan. Sebagian besar pakar menyimpulkan bahwa debet kredit digunakan karena kesepakatan. Penulis berpendapat bahwa akuntansi menggunakan debet kredit karena 2 alasan. Pertama, akuntansi mendasarkan diri pada persamaan aljabar. Kedua, akuntansi menggunakan alat ukur berupa nilai moneter yang tidak mengenal angka negatif. Oleh karena ketiadaan nilai negatif di satuan moneter maka old but true accounting scholars menyajikan nilai negatif dengan cara memindahkan ke sisi lain dalam persamaan aljabar. Misalnya, minus 5 (-5) di sisi debet persamaan dapat dituliskan menjadi plus 5 (+5) di sisi kredit. Menariknya, cara berpikir matematika ini juga menjadikan mekanisme debet kredit yang selama dianggap sesuatu yang harus dihafalkan oleh setiap pembelajar ternyata dapat dijelaskan secara logis dan mudah.

Mengidentifikasi Keterbatasan Standar. Menggunakan cara berpikir matematika, standar akuntansi keuangan yang telah berlaku lebih 25 tahun dapat diidentifikasi keterbatasannya. Sebagai contoh, transaksi barter terlewatkan oleh standar akuntansi keuangan sehingga berpeluang terjadinya earnings management. Menariknya, transaksi barter merupakan fenomena yang semakin sering dipraktikkan di bisnis.

Mengajukan Solusi atas Isu-isu Terkini. Menggunakan cara berpikir matematika, akuntansi berpotensi untuk dikembangkan agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang reliable sekaligus relevant, dan menyajikan informasi yang bermanfaat bagi stakeholders, bukanhanya stockholders.

SEGITIGA PENGEMBANGAN AKUNTANSI

Teknologi informasi (TI) dan akuntansi memiliki kesamaan dasar; keduanya berfungsi menyediakan informasi, dan keduanya berlandas matematika. Lebih mudah menganggap sistem bit (binary digits) sebagai aplikasi matematika dibanding sekedar “kesepakatan”, bukan? Di sisi lain, TI dan akuntansi memiliki perbedaan yang nyata. Di usianya yang relatif muda, peran TI semakin disegani seiring dengan semakin banyak individu mengandalkan TI untuk kehidupan, sedangkan di usia yang sudah mapan peran akuntansi justru dienggani seiring dengan penerapan akuntansi hanya jika dipaksakan oleh aturan.

Akuntansi selama ini diperlakukan sebagai ilmu atau teknologi sosial. Contoh teknologi sosial adalah lampu lalu-lintas. Dalam kondisi normal, lampu lalu-lintas berfungsi secara otomatis. Namun, polisi dapat melakukan intervensi dengan meniadakan fungsi lampu lalu-lintas jika ada “pihak penting” akan muncul. Persoalannya, intervensi di akuntansi harus diminimalkan karena menjadi sifat dasar manusia untuk melakukan intervensi jika berkaitan dengan keuangan. Jika intervensi mudah dilakukan maka akuntansi tidak lagi dapat diandalkan menyajikan realitas ekonomi.

Pengembangan akuntansi seharusnya berlandas 3 pilar utama. Pilar pertama berupa ilmu mapan, yaitu pengetahuan yang ditemukan manusia (bukan yang dibuat manusia). Pilar kedua berupa prinsip dasar yang dikembangkan berdasar kesepakatan. Dan pilar ketiga berupa rancang-bangun (seni) agar akuntansi dapat memberi kontribusi sesuai kebutuhan individu. Model ini dikembangkan berdasar perjalanan sejarah akuntansi sendiri. Awal pengembangan akuntansi, the founder mendasarkan pada pilar matematika (ilmu mapan). Dalam perjalanannya pengembangan akuntansi lebih berfokus pada seni (pilar rancang-bangun) dan selanjutnya bergeser sebagai ilmu sosial (pilar prinsip dasar). Sudah saatnya pemerhati akuntansi mengembangkan akuntansi berdasar ketiga pilar secara seimbang. TI berhasil dikembangkan berlandar tiga pilar secara seimbang, dengan pilar pertama sebagai pegangan utama dalam pengembangan pilar prinsip dasar dan rancang-bangun.

UNTUK KITA RENUNGKAN

Baik sebelum maupun sesudah Isaac Newton menemukan teori gravitasi, buah apel tetap jatuh ke bawah. Seandainya jatuhnya buah apel dipersepsikan sebagai “takdir” ataupun adanya “invisible hand” yang tidak menarik untuk dikaji, mungkin manusia sekarang belum menikmati pesawat terbang dan berbagai teknologi canggih lainnya. Sudah saatnya pemerhati akuntansi mempersepsikan mekanisme debet kredit sebagai cerminan dari ilmu mapan, yaitu matematika, dan termotivasi mengembangkan akuntansi berlandas matematika dengan sky as the limit.

Seperti halnya ilmu sosial lainnya, akuntansi dewasa ini terlalu fokus pada pengembangan standar dan aturan. Dianalogikan, 3 garis lurus yang panjangnya tidak proporsional (misal: 3m, 5m, dan 20m) maka tidak mungkin menghasilkan segitiga yang ideal. Oleh karena itu, reformasi akuntansi harus dilakukan berdasar 3 (tiga) pilar secara seimbang dengan pilar matematika sebagai pilar utama. Keberhasilan dalam mengembangkan akuntansi secara seimbang ini dapat memotivasi ilmu-ilmu sosial maupun eksakta lainnya di kampus biru ini untuk berlomba menemukan ilmu mapan yang betul-betul betul.

Jika diantara pembaca masih ragu atas keterkaitan akuntansi dan matematika, mungkin dapat belajar dari Soren, the owl dalam film Legend of the Guardians, yang meyakini bahwa “kisah (sejarah) yang diceritakan, meskipun tidak dapat ditemu-kenali jejaknya, bukan berarti tidak riil”. Kalau akuntansi jelas-jelas terdokumentasi di buku matematika oleh profesor matematika, mengapa kita justru lebih suka mengabaikannya?

DAFTAR PUSTAKA

Arnold, P.J. 2009. Global financial crisis: The challenge to accounting research. Accounting, Organizations and Society, 34: 803-804.
Ball, R. 2008. What is the actual economic role of financial reporting? Accounting Horizons, 22: 427-432.
Ball, R. 2009. Market and political/regulatory perspectives on the recent accounting scandals. Journal of Accounting Research. 47: 277-323.
Basu, S. 2008. Panel on big unanswered questions in accounting-Genesis. Accounting Horizons, 22: 425-426.
Demski, J.S. 2007. Is accounting an academic discipline? Accounting Horizons, 21: 153-157.
Fellingham, J.C. 2007. Is accounting an academic discipline? Accounting Horizons, 21: 159-163.
Hatfield, H. R. 1924. An historical defense of bookkeeping. Journal of Accountancy, 241-253.
Holthausen, R.W. 2009. Accounting standards, financial reporting outcomes, and enforcement. Journal of Accounting Research. 47: 447-458.
Hopwood, A.G. 2007. Whither accounting research? The Accounting Review. 82: 1365-1374.
Mosso, D. 2010. Transparency unveiled: Financial crisis prevention through accounting reform. Accounting Horizons, 24: 95-107.
Peters, R.M. & Emery, D.R. 1978. The role of negative numbers in the development of double entry bookkeeping. Journal of Accounting Research, 16: 424-426.
Sangster, A., Stoner, G.N., & McCarthy, P.A. 2007. Lessons for the classroom from Luca Pacioli. Issues in Accounting Education, 22: 447-457.
Warsono-bin-Hardono, S. 2010. Reformasi Akuntansi: Membongkar Bounded Rationality Pengembangan Akuntansi. Asgard Chapter. Facebook/email: asgard_chapter@yahoo.co.id
Weis, W.L. and Tinius, D.E. 1991. Luca Pacioli: Renaissance accountant. Journal of Accountancy, November: 91–102.

—

Artikel Dosen: Menggagas Reformasi dari Kampus Biru
Dimuat pada majalan EBNEWS Edisi 7 Tahun 2010

Views: 793

Related Posts

Sustainable Business School Framework

Perkuat Komitmen Keberlanjutan, FEB UGM Luncurkan Sustainable Business School Framework 

Berita Jumat, 19 September 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM)  meluncurkan Sustainable Business School Framework (SBSF), sebuah kerangka kerja yang dirancang untuk mendorong praktik  keberlanjutan di pendidikan tinggi, khususnya sekolah bisnis.

Rapat Senat Tahunan 2025

70 Tahun FEB UGM Komitmen Perkuat Dampak Bagi Masyarakat dan Keberlanjutan

Berita Jumat, 19 September 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) merayakan 70 tahun kiprahnya sejak berdiri pada 19 September 1955. Mengangkat tema “70 Years of Impact: Advancing Economics and Business Knowledge for Society and Sustainability”, peringatan Dies Natalis ke-70 (Lustrum XV) merefleksikan misi fakultas yaitu menumbuhkembangkan calon pemimpin masa depan dalam bidang ekonomika dan bisnis untuk mengembangkan aspek keberlanjutan.

Dekan FEB UGM, Prof. Didi Achjari, S.E., M.Com, Ak., CA., menyampaikan bahwa perjalanan tujuh dasawarsa FEB UGM menegaskan komitmen untuk terus menghadirkan ilmu pengetahuan dan praktik ekonomi serta bisnis yang bermanfaat nyata bagi masyarakat sekaligus berorientasi pada keberlanjutan.

Penyerahan Penghargaan GMDTGI

FEB UGM Beri Penghargaan Bagi Pemerintah Daerah dengan Kinerja Tata Kelola Transformasi Digital Terbaik 2025

Berita Jumat, 19 September 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) melalui Pusat Kajian Sistem Informasi (PKSI) memberikan penganugerahan Gadjah Mada Digital Transformation Governance Index (GM-DTGI) Tahun 2025.

Nezar Patria - Optimalisasi Big Data untuk Percepatan Transformasi Digital

Wamen Komdigi Tekankan Optimalisasi Big Data untuk Percepatan Transformasi Digital

Berita Kamis, 18 September 2025

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Nezar Patria, S.Fil., M.Sc., M.B.A, menekankan pentingnya optimalisasi big data dalam tata kelola pemerintah daerah.

Berita Terkini

  • Perkuat Komitmen Keberlanjutan, FEB UGM Luncurkan Sustainable Business School Framework 
    19 September, 2025
  • 70 Tahun FEB UGM Komitmen Perkuat Dampak Bagi Masyarakat dan Keberlanjutan
    19 September, 2025
  • FEB UGM Beri Penghargaan Bagi Pemerintah Daerah dengan Kinerja Tata Kelola Transformasi Digital Terbaik 2025
    19 September, 2025
  • Wamen Komdigi Tekankan Optimalisasi Big Data untuk Percepatan Transformasi Digital
    18 September, 2025
  • FEB UGM Gelar Seminar Nasional dan Penghargaan Gadjah Mada Digital Transformation Governance Index 2025
    18 September, 2025

Artikel Terkait

  • Perkuat Komitmen Keberlanjutan, FEB UGM Luncurkan Sustainable Business School Framework 
    19 September, 2025
  • 70 Tahun FEB UGM Komitmen Perkuat Dampak Bagi Masyarakat dan Keberlanjutan
    19 September, 2025
  • FEB UGM Beri Penghargaan Bagi Pemerintah Daerah dengan Kinerja Tata Kelola Transformasi Digital Terbaik 2025
    19 September, 2025
  • Wamen Komdigi Tekankan Optimalisasi Big Data untuk Percepatan Transformasi Digital
    18 September, 2025
  • FEB UGM Gelar Seminar Nasional dan Penghargaan Gadjah Mada Digital Transformation Governance Index 2025
    18 September, 2025
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju