Dr. Rika Fatimah Raih Penghargaan dari Kementerian Desa, PDTT RI
- Detail
- Ditulis oleh kurnia
- Kategori: Prestasi
- Dilihat: 952
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) sekaligus Founder, Konseptor, dan Tenaga Ahli Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur, Rika Fatimah P. L., ST, M.Sc., Ph.D., menerima penghargaan sebagai Inisiator G2R Tetrapreneur di Kawasan Transmigrasi (G2RT - KT). Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Dr. (HC) Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd., Senin 5 Mei 2024 di sela kegiatan Rapat Koordinasi Transmigrasi 2024 di Makassar.
Rika Fatimah P. L. menerima penghargaan sebagai inisiator G2RT – KT atas inisiasi Program G2R Tetrapreneur yang telah dilaksanakan di kawasan prioritas nasional Kawasan Transmigrasi Muna Timur Raya (Mutiara), Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Program G2RT - KT dilaksanakan melalui pendanaan kompetitif Matching Fund Kedaireka 2023 bermitra dengan Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (Ditjen PPKTrans) Kemendes PDTT, bersama dengan Pemerintah Kabupaten Muna.
Dosen Departemen Manajemen ini menyampaikan pemberian penghargaan ini juga tidak lepas dari kiprah G2R Tetrapreneur sejak tahun 2019 silam membersamai inovasi transpolitan dalam penciptaan inovasi ikonik kawasan transmigrasi bersama Fakultas Geografi serta lintas fakultas lainnya di UGM. Perkembangan G2R Tetrapreneur pula termasuk sebagai pelopor G2RT DIY, G2RT pada Kawasan Dagang Aetropolis (G2RT - KDA) Kota Tangerang, G2RT Muhammadiyah (G2RT - MU), G2RT Kebumen, G2RT Aceh Jaya, G2RT Mandiri Jawa Timur, G2RT Kebumen, dan G2RT UMKM bersama produk gerakannya. Penghargaan yang diterima merupakan salah satu bentuk komitmen G2R Tetrapreneur sebagai perwujudan Standar Nasional Indonesia (SNI) termasuk kewirausahaan UMKM yang bergotong royong di kawasan transmigrasi dan desa. Selain itu, pembukaan pasar kebijakan pada akses global untuk produk-produk G2RT Indonesia di beberapa negara bekerjasama dengan KBRI dan ITCP setempat yaitu Kairo, Jedah, Abu Dhabi & Dubai.
Rika menjelaskan G2R Tetrapreneur merupakan model inovasi gotong royong dalam wirausaha yang bersifat organik dan berasaskan Pancasila. Model ini dilaksanakan secara berkelanjutan untuk penciptaan kemandirian dan kewibawaan desa menuju produk ikonik global yang berkelanjutan. Inovasi ini berbasis empat pilar wirausaha yakni rantai wirausaha (tetra 1), pasar wirausaha (tera 2), kualitas wirausaha (tetra 3), serta merek wirausaha (tetra 4).
“Inisiasi pertama di Indonesia dimulai pada tahun 2018 lalu yang dilaksanakan di Desa Wukirsari dan Desa Girirejo Kabupaten Bantul sebagai pilot village G2R Tetrapreneur di bawah Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY,” paparnya dalam keterangan tertulisnya yang diterima Selasa (20/5).
Berikutnya, di tahun 2019, dilaksanakan tahapan tetra 2 di Desa Wukirsari dan Girirejo di bawah naungan Bina Pemberdayaan Masyarakat Sekretariat Daerah DIY. Pada tahun yang sama, Dinas Koperasi dan UKM DIY juga mengusung program G2R Tetrapreneur dengan lebih mengedepankan kebudayaan sebagai akar dari kegiatan kewirausahaan desa yang selanjutnya dikenal dengan sebutan Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur Budaya. Kegiatan dilaksanakan menggunakan Dana Keistimewaan (Danais) DIY di 5 desa, yaitu Desa Bejiharjo dan Desa Putat (Kabupaten Gunungkidul), Desa Sabdodadi (Kabupaten Bantul), Desa Pagerharjo (Kabupaten Kulon Progo), serta Desa Bangunkerto (Kabupaten Sleman). “Jika pada umumnya Danais dimanfaatkan untuk kegiatan budaya dan pelestarian heritage, maka G2R Tetrapreneur merupakan inovasi budaya dalam aspek ekonomi yaitu Ekonomi Pancasila yang terwujud bukan hanya sekadar kegiatan ekonominya namun juga dalam penguatan kelembagaannya desa,” tuturnya.
Rika mengatakan unit G2R Tetrapreneur yang berada di desa merupakan satu unit usaha bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) atau kelembagaan mandiri sebagai salah satu unit usaha bersama Pokdarwis/Koperasi/ lainnya. Produk-produk unit G2R Tetrapreneur ini disebut sebagai produk unggulan (PU) yang syarat utamanya adalah 80 persen bahan baku terdapat di dalam desa. Beberapa contoh Produk Unggulan dari Unit G2R Tetrapreneur antara lain olahan pisang dari Girirejo, olahan gadung dari Wukirsari, olahan daging sapi dari Bejiharjo, olahan rempah dari Pagerharjo, olahan cabai dan kelor dari Karangwuni, olahan jagung dari Salamrejo, olahan bambu dari Sendangmulyo, dan lainnya. Selain menghasilkan produk unggulan berupa barang, terdapat produk unggulan budaya berupa kekayaan alam, kesenian, maupun kearifan lokal. Beberapa produk unggulan budaya yang dihasilkan antara lain Tari Lengger Tapeng dari Pagerharjo, Joglo Batur di Putat, Cafe Bale Langit di Salamrejo, dan lainnya. Hingga saat ini, Unit G2R Tetrapreneur telah tumbuh di 28 desa dan 3 wilayah perkotaan dengan kurang lebih menggandeng 26 mitra pendukung dan mitra retail.
Inisiasi Menjadi SNI
Sebelumnya, G2R Tetrapreneur bersama Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (Ditjen PPKTrans) Kemendesa PDTT melakukan audiensi pada Direktorat Pengembangan Standar Infrastruktur, Penilaian Kesesuaian, Personal dan Ekonomi Kreatif (PSIPPE) Badan Standardisasi Nasional (BSN). Audiensi tersebut merupakan langkah awal perumusan G2R Tetrapreneur sebagai Standar Nasional Indonesia (SNI) yang merupakan standar produk asli Indonesia yang berasaskan gotong royong. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pengoptimalisasian pembentukan standar tersendiri untuk pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Dalam kesempatan itu, Rika menyampaikan gerakkan G2RT ini diawali pada 2018 sebagai program inovasi perdana pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui fasilitasi Dana Keistimewaan (Danais) DIY. Harapannya, dengan konsistensi dan visioner, G2R Tetrapreneur ini dapat dikelola oleh pusat dan menjadi salah satu standardisasi produk pergerakan wirausaha asli Indonesia dengan proses bisnis berlandaskan ekonomi pancasila. Standar mutu mutlak menjadi suatu hal yang penting bagi pasar domestik maupun mancanegara. Kedepannya, G2R Tetrapreneur yang menjadi bagian dari standar mutu nasional diharapkan mampu untuk mendorong ekonomi desa dan UMKM yang berbasis kearifan lokal.
Sumber: Humas G2R Tetrapreneur
Sustainable Development Goals