
Menjadi auditor internal bukan sekadar akuntansi dan keuangan. Profesi ini menuntut pemahaman mendalam tentang bisnis, manajemen risiko, hingga regulasi industri. Ida Bagus Rian Mahardhika, Head of Internal Audit hibank Indonesia yang juga alumni Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonmika dan Bisnis UGM Angkatan 2005 ini membagikan sejumlah tips penting yang perlu dipersiapkan bagi mahasiswa dan profesional yang ingin meniti karier di bidang ini.
Dagut, panggilan akrab Ida Bagus Rian Mahardhika, menjelaskan seorang auditor internal harus memiliki pemahaman yang luas tidak hanya di bidang akuntansi dan keuangan saja. Seorang auditor internal juga perlu memiliki pemahaman bisnis proses di berbagai sektor seperti perbankan, minyak dan gas, tambang, serta industri perkebunan.
Ia pun menceritakan pengalaman sebagai auditor internal perbankan tidak hanya berhubungan dengan lembaga keuangan. Dalam praktiknya, ia juga harus berhubungan dengan berbagai industri lainnya, sehingga seorang auditor perlu memiliki wawasan yang luas dan mendalam.
Dalam industri perbankan, lanjutnya, auditor internal wajib memiliki sertifikasi dari IAB (Institute of Internal Auditors). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 1 Tahun 2019 mengatur profesi internal auditor di perbankan. Selain itu, internal audit merupakan bagian dari Governance, Risk, and Compliance (GRC), yang mengharuskan auditor berinteraksi dengan berbagai unit pengendalian lainnya.
“Sertifikasi dan juga soft skills menjadi nilai tambah kita di hadapan HRD yang dapat meningkatkan peluang dalam dunia kerja,” jelasnya dalam episode FEBerkarya: Mengupas Karier Head of Internal Audit hibank Indonesia belum lama ini.
Selain sertifikasi internal audit, Dagut menyebutkan bahwa sertifikasi manajemen risiko dan akuntansi profesional juga dapat menjadi modal penting dalam berkarier di bidang ini. Berikutnya, auditor internal juga perlu menguasai teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dalam membantu mendeteksi potensi risiko sejak awal untuk mendukung dalam sistem pengawasan dan pengambilan keputusan.
Selain menguasai keahlian teknis, auditor internal juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Sebab, semakin tinggi jabatan yang diemban, semakin luas pula cakupan pekerjaan yang harus dilakukan. Di tingkat yang lebih tinggi, seorang auditor tidak hanya bertanggung jawab terhadap audit teknis, tetapi juga harus mampu mengelola tim, melakukan supervisi, serta menjaga hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Board of Directors, Board of Commissioners, Audit Committee, dan Chief Auditee.
Reportase: Orie Priscylla Mapeda Lumalan
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals: