Rohinun (21) tidak pernah menyangka jika dirinya yang berasal dari sebuah desa kecil di Lombok Tengah, nun jauh pusat kota berhasil meraih mimpinya menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM). Bahkan, ia berhasil meraih predikat cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,70 pada wisuda di bulan Agustus 2025 dan menorehkan sederet prestasi di tingkat nasional hingga internasional.
Rohinun lahir dan tumbuh dalam keluarga sederhana dimana sang ayah sehari-hari bekerja sebagai petani. Ia pun telah terbiasa melihat bagaimana kerja keras dan ketulusan menjadi bagian dari hidup. Dari sanalah ia belajar arti kejujuran, kemandirian, dan ketekunan. Nilai-nilai itu perlahan membentuk karakternya, menjadi bekal berharga yang menuntunnya menapaki jalan pendidikan.
Keinginan untuk berkuliah di FEB UGM muncul sejak masa SMA. Akses internet membuatnya mengenal reputasi kampus dan peluang yang ditawarkan. Meski sempat mendapat penolakan dari orang tua karena kekhawatiran biaya, Rohinun bertekad mencari beasiswa dan membuktikan bahwa kuliah di UGM bisa dicapai tanpa membebani keluarga.
Perjalanan Rohinun mengejar impian tidaklah mudah. Berasal dari SMK, ia harus mengejar ketertinggalan akademik sekaligus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
“Ada banyak hal yang teman-teman sudah pahami sejak awal, sementara aku harus menghabiskan waktu ekstra. Rasanya seperti melihat kereta yang sudah melaju kencang, dan aku harus berlari kencang hanya untuk bisa naik ke dalamnya,” jelas alumnus Prodi Ilmu Ekonomi ini.
Belum lagi soal bertahan hidup di perantauan. Ia berusaha mencari penghasilan tambahan yang tentu membuat tenaga dan waktu sering terbagi. Namun dari situ ia belajar untuk tidak mudah menyerah.
“Awalnya memang melelahkan, bahkan sempat membuatku merasa tertinggal jauh. Tapi justru dari situ aku belajar untuk bergerak lebih cepat, mencari cara sendiri, dan memanfaatkan setiap celah peluang yang ada,” jelasnya.
Namun, melalui organisasi, program kewirausahaan, lomba, magang, hingga exchange program IISMA di Universitat Pompeu Fabra, Spanyol, ia berhasil mengubah tantangan menjadi pengalaman berharga. Salah satu pengalaman berkesan datang dari program kewirausahaan PMW dan P2MW. Dari sanalah ia menemukan ide bisnis, merancang produk, hingga menyusun strategi pemasaran. Pencapaian menonjol yang diraih Roninun salah satunya adalah meraih Juara II IDSC Business Case Competition. Menurutnya, kemenangan itu bukan semata hasil kemampuan teknis, melainkan keberanian mencoba, kecepatan belajar, dan ketekunan. Selain itu, pengalaman magang serta pengembangan bisnis seperti Scent of The Moment dan Got Meat Snack semakin memperluas wawasannya.
Bagi Rohinun, keberhasilan tidak datang dari keberuntungan, melainkan dari perencanaan dan keberanian untuk mencoba. Prinsip inilah yang membuatnya konsisten mengejar kesempatan baru, baik di bidang akademik maupun non-akademik.
“Lakukan apapun yang menurutmu menarik dan cobalah setiap kesempatan yang ada,” ucapnya.
Rohinun menyampaikan bahwa nilai profesionalisme yang ia pelajari di FEB UGM berperan penting dalam membentuk karakternya, khususnya dalam hal menjaga kualitas dan bertanggung jawab atas setiap peran yang dijalani. Selama menjalani studi di FEB UGM ia mengaku mendapatkan banyak pembelajaran baik saat perkuliahan maupun berorganisasi di kampus.
Ke depan, Rohinun berencana memperkaya pengalaman profesional sekaligus melanjutkan studi S2. Ia yakin setiap langkah, sekecil apa pun, membuka jalan menuju kesempatan yang lebih luas.
“Bagi saya, pengalaman ini bukan hanya untuk membangun karier, tetapi juga cara untuk lebih memahami diri sendiri, mengenali kekuatan dan kelemahan, serta membuka jalan menuju kesempatan yang lebih besar di masa depan,” pungkasnya.
Reportase: Orie Priscylla Mapeda Lumalan
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals: 1,4,8,9,10,17
