
Di era digital saat ini, keberhasilan dalam mengelola media sosial tidak hanya ditentukan dari seberapa sering konten dibagikan atau dipublikasikan, tetapi oleh seberapa efektif sebuah akun mampu membangun relasi yang bermakna dengan audiens. Pemahaman terhadap audiens, strategi penyusunan konten, serta pendekatan interaksi yang konsisten menjadi tiga pilar utama dalam membentuk kehadiran digital yang kuat.
Hal tersebut disampaikan oleh Social Media Strategist, sekaligus pakar Digital Marketing Mohammad Ryan Saputra membawakan materi tentang Social Media Fundamental dalam Workshop Digital Marketing dan Media Sosial pada 21 Maret 2025 di FEB UGM. Menurut Ryan, pemanfaatan media sosial saat ini tidak lagi sekadar tentang membagikan konten, melainkan juga bagaimana membangun keterlibatan dan interaksi yang berkelanjutan dengan audiens.
“Ada tiga hal fundamental dalam media sosial, yaitu audiens, konten, dan interaksi,” jelasnya Jum’at (21/3) di FEB UGM.
Kenali Audiens
Ryan menjelaskan bahwa pemahaman mendalam terhadap audiens adalah langkah awal yang krusial. Sebelum membuat konten, penting untuk mengenali siapa yang menjadi target audiens. Sebab dengan mengetahui karakteristik dan preferensi audiens akan membantu menciptakan konten yang lebih relevan dan menarik.
Lalu bagaimana agar bisa mengenal audiens dengan baik? Ryan mengatakan ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mengenal audiens. Salah satunya adalah analisis data dengan mengamati pola interaksi dan menyesuaikan konten sesuai kebutuhan audiens.
Berikutnya, melalui profiling untuk mengelompokkan karakteristik audiens berdasarkan data dari media sosial. Lalu, interaksi melalui komunikasi dengan audiens baik secara online maupun offline untuk memahami ekspektasi dan preferensi mereka.
Konten Menarik
Ryan menyebutkan konten yang menarik tidak hanya tentang desain visual yang bagus, tetapi juga bagaimana pesan yang disampaikan dapat membangun keterlibatan. Beberapa strategi yang bisa diterapkan antara lain menulis seperti berbicara agar lebih mudah dipahami dan terasa lebih dekat dengan audiens, memberikan ruang kosong dalam desain sebuah konten agar lebih enak dibaca dan membuat daftar poin agar lebih ringkas.
Disamping itu, dalam membuat konten upayakan untuk menggunakan pembuka yang menarik dan membuat penasaran agar audiens tertarik mengetahui lebih lanjut. Lalu, menggunakan pendekatan kreatif dengan audiens seperti visual yang ekstrem (sangat bagus atau sangat jelek), stand point atau polarisasi, fakta yang mengejutkan, hingga menyentuh emosi.
Bangun Interaksi
Setelah konten dibuat, langkah selanjutnya adalah membangun interaksi aktif dengan audiens. Ryan menyarankan penggunaan strategi $1.80, yaitu secara konsisten memberikan komentar bermakna di berbagai konten akun lain yang relevan setiap hari.
Ryan juga membagikan dua cheat sheet yang dapat diterapkan untuk menghadirkan lebih banyak engagement. Pertama, menugaskan satu orang yang senang berinteraksi untuk membalas komentar/DM dengan cepat, membuat IG story yang memicu percakapan, serta aktif secara online dan offline, mengomentari konten akun personal atau brand yang relevan, membuat broadcast pesan yang bersifat percakapan, membuat dan melaporkan insight dari interaksi dengan audience.
Kedua, melakukan kolaborasi dengan influencer atau brand lain dengan menggunakan fitur collaborative post, saling mention, atau bahkan social media barter untuk memperluas jangkauan. Terakhir, untuk menarik audiens untuk lebih interaktif interaktif melalui call to action dan dapat memanfaatkan fitur media sosial, riding the wave, dan “game” boosting.
“Ingat, ini adalah social media. Konten dan interaksi adalah keharusan,” tutupnya.
Reportase: Orie Priscylla Mapeda Lumalan
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals