
Selain program sarjana, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB UGM) juga menawarkan program pascasarjana yang unggul. Dua diantaranya adalah Program Magister Manajemen (MM) dan Magister Ekonomika Pembangunan (MEP) yang merupakan bagian dari enam program magister yang dimiliki FEB. Lalu apa keunggulan dari kedua program ini? Melalui program FEB Overview FEB UGM bertajuk “Kembangkan Kepemimpinan Bisnis dan Karir di Bidang Ekonomi bersama Program MBA dan MEP” yang disiarkan secara langsung melalui kanal media sosial FEB UGM pada Selasa (27/05) berbagai keunggulan, konsentrasi hingga perkuliahan dibahas secara mendalam.
Magister Manajemen
Sekretaris Prodi MM FEB UGM, Rocky Adiguna, SE., M.Sc., Ph.D., menjelaskan bahwa Magister Manajemen (MM) FEB UGM adalah program magister yang berfokus pada praktik langsung sehingga berbeda dari program Magister Sains Manajemen yang lebih menitikberatkan pada riset. MM FEB UGM menawarkan tujuh konsentrasi, yaitu Marketing, Operations, Human Resource, Finance, Strategic Management, Entrepreneurship, dan yang terbaru adalah Sustainability Management. Menariknya, konsentrasi Sustainability Management di MM FEB UGM ini merupakan salah satu yang pertama di ASEAN. Namun, sebelum adanya konsentrasi ini, MM FEB UGM telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Norwegia untuk penyediaan beasiswa penuh dalam program ASEAN Master in Sustainability Management.
MM FEB UGM memiliki dua lokasi kampus, yaitu kampus utama di Yogyakarta dan kampus kedua di Jakarta. Terdapat tiga jenis program yang ditawarkan, yaitu program MBA, International MBA, dan Executive MBA, yang dirancang khusus bagi mereka yang sudah memiliki pengalaman profesional. Hal ini pun semakin dipermudah dengan fleksibilitas pengajaran untuk kelas Executive MBA yang dilaksanakan di akhir pekan, yaitu di hari Sabtu (MM FEB UGM Yogyakarta) dan di hari Jumat-Sabtu (MM FEB UGM Jakarta).
Untuk peluang karir, lulusan MM FEB memiliki peluang karir yang sangat luas, mulai dari praktisi bisnis, akademisi, hingga pengusaha. Program studi di MM FEB UGM juga terbuka untuk calon pelamar dari berbagai latar belakang studi, tidak harus ekonomi dan bisnis saja karena untuk mahasiswa non-bisnis nantinya akan disediakan kelas matrikulasi selama satu semester sebagai pengantar sebelum memulai perkuliahan.
Mengenai daya tampung, Rocky mengatakan bahwa Kampus Yogyakarta menerima sekitar 120 mahasiswa per angkatan, sedangkan Kampus Jakarta sekitar 160 mahasiswa per angkatan untuk semua program MBA, IMBA, dan Executive Class.
Terakhir, Rocky memberikan saran kepada calon pelamar agar benar-benar mempersiapkan diri dengan baik, terutama di seleksi berkas dan wawancara. Ia menyarankan agar pelamar menyampaikan pengalaman atau kisah yang mencerminkan nilai dan visi yang jelas mengenai alasan memilih MM FEB UGM serta nilai tambah yang ingin diperoleh dari program tersebut.
Magister Ekonomi Pembangunan
Ketua Prodi MEP FEB UGM, Akhmad Akbar Susamto, S.E., M.Phil., Ph.D., menjelaskan bahwa Magister Ekonomika Pembangunan merupakan prodi ekonomika terapan yang berfokus pada isu pembangunan. Program ini berbeda dari Magister Sains Ilmu Ekonomi karena lulusannya akan memperoleh gelar M.Ec.Dev. (Master in Economic Development).
MEP FEB UGM menawarkan lima konsentrasi, yaitu Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Manajemen Keuangan dan Aset Daerah, Manajemen Aset dan Penilaian Properti, serta Manajemen Aset dan Penilaian Bisnis. Selain itu, MEP juga menghadirkan konsentrasi baru, yaitu Inovasi Digital dan Pembangunan Ekonomi yang merupakan program gelar ganda hasil kerja sama dengan beberapa universitas ternama di Jepang.
Untuk mendukung kompetensi lulusannya dalam menganalisis kebijakan ekonomi pembangunan yang kompleks, MEP FEB UGM membekali mahasiswa dengan berbagai pengetahuan mikroekonomi dan makroekonomi, keterampilan analisis data menggunakan perangkat lunak seperti Stata, R Studio, dan EViews, serta pengalaman praktik melalui program magang. Mengenai peluang karir sendiri, Akbar mengatakan bahwa lulusan MEP memiliki peluang karir yang beragam, tidak terbatas hanya menjadi aparatur sipil negara (ASN) atau bekerja di BUMN saja, tetapi juga di sektor swasta, wirausaha, bahkan profesi penilai publik. Menariknya, MEP FEB UGM merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan sertifikasi penilai melalui kerja sama dengan Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI).
Untuk mahasiswa yang berlatar belakang non-ekonomi tetap dapat mendaftar asalkan memenuhi persyaratan dan mengikuti program matrikulasi dari MEP. Adapun, di tahun ini, MEP FEB UGM menerima sekitar 40-50 mahasiswa per angkatan, dengan total empat gelombang pendaftaran setiap tahunnya. MEP membuka kelas reguler, internasional, serta kelas karyawan. MEP juga menyediakan kelas khusus untuk instansi yang mengirimkan pegawainya secara kolektif.
Pengalaman Berkuliah di MM dan MEP FEB UGM
Muhammad Hanif Ramadhan, mahasiswa MM FEB UGM angkatan 84, dan Aleina Namira Zalzabila, S.E., mahasiswi MEP FEB UGM angkatan 72, turut membagikan pengalaman mereka. Hanif, yang berasal dari latar belakang S1 Psikologi, memilih MM FEB UGM karena kebutuhan untuk mengelola bisnis keluarga. Sementara itu, Aleina tertarik melanjutkan studi di MEP karena adanya keseimbangan antara pembelajaran teoritis di kelaa dan praktik langsung di lapangan, seperti melalui program magang.
Keduanya mengakui bahwa tekanan akademik yang tinggi pada awal perkuliahan menjadi tantangan tersendiri. Namun, mereka juga mendapatkan banyak manfaat, mulai dari jaringan relasi, pengalaman berorganisasi, hingga pola pikir yang lebih terbuka.
Hanif yang menjabat sebagai CEO MBA Student Association, mengaku bahwa berkuliah di MM FEB UGM memberinya kesempatan yang luas untuk bertemu dan berjejaring dengan mahasiswa program MBA, baik dari dalam dan luar negeri. Selain itu, untuk melepas penat dari kesibukan kuliah, MM FEB UGM juga menyediakan berbagai klub, baik akademik maupun non-akademik.
Aleina merasakan manfaat serupa. Selama berkuliah di MEP FEB UGM, ia berhasil menjalin relasi dengan mahasiswa magister dari berbagai universitas dunia. Menurutnya, tekanan akademik justru melatih kemampuan manajemen waktu dan pengendalian stres. Aleina menjadi penerima Leaders in Economic Development Scholarships (LEDs), beasiswa penuh yang ditawarkan MEP FEB UGM bagi mahasiswa dengan kemampuan akademik dan non-akademik yang unggul.
Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals