
Dalam dunia pendidikan tinggi khususnya di lingkungan sekolah bisnis, penjaminan mutu dan akreditasi tidak hanya dipandang sebagai formalitas. Keduanya merupakan elemen kunci dalam menjaga dan meningkatkan kualitas, daya saing, dan reputasi institusi di tingkat nasional maupun global. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), sebagai salah satu institusi yang telah memperoleh akreditasi nasional dari Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA) dan akreditasi internasional dari Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB), menjadi rujukan bagaimana penjaminan mutu dapat membuka akses dan peluang yang lebih luas bagi mahasiswa, alumni, dan seluruh sivitas akademika.
Pentingnya Akreditasi
Kepala Unit Penjaminan Mutu dan Akreditasi FEB UGM, Aprilia Beta Suandi, S.E., M.Ec., Ph.D., menyampaikan bahwa penjaminan mutu merupakan instrumen penting dalam memastikan bahwa suatu institusi pendidikan telah memenuhi standar kualitas tertentu, baik yang ditetapkan secara internal maupun oleh badan akreditasi yang kredibel.
“Tanpa akreditasi, institusi hanya mengandalkan klaim internal tanpa adanya verifikasi dari pihak luar. Akreditasi dibutuhkan untuk memastikan bahwa semua proses akademik dan administratif berjalan sesuai standar yang diakui secara nasional maupun internasional,” ujar Aprilia.
Dalam konteks sekolah bisnis, akreditasi seperti LAMEMBA dan AACSB melibatkan proses evaluasi oleh pakar-pakar akademik di bidang ekonomi dan bisnis.Secara khusus, akreditasi AACSB bahkan mengharuskan asesor akreditasi merupakan dekan atau kepala sekolah bisnis yang telah memiliki pengalaman luas dalam dunia pendidikan dan manajemen institusi.
Lalu, manfaat apa yang diperoleh setelah meraih akreditasi? Aprilia menjelaskan bahwa akreditasi menghadirkan berbagai keuntungan strategis. , Sebagai contoh, akreditasi internasional AACSB menempatkan FEB UGM dalam jajaran institusi pendidikan bisnis berstandar internasional. Hal ini membuka peluang kerja sama internasional yang lebih luas, memperkuat reputasi sebagai sekolah bisnis unggulan, serta memberikan akses yang lebih besar bagi mahasiswa untuk mengikuti program pertukaran pelajar, double degree, hingga studi di universitas ternama di luar negeri.
Selain manfaat dari akreditasi internasional, Aprilia mengatakan bahwa LAMEMBA juga meberikan kontribusi signifikan. Proses akreditasi menghasilkan umpan balik dari asesor yang seringkali tidak dapat diperoleh hanya dari evaluasi internal.
“Feedback dari asesor eksternal sangat berarti karena bersifat lebih objektif. Asesor memberikan perspektif yang lebih luas dan mendalam, sehingga menjadi dasar bagi FEB UGM untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas secara berkelanjutan,” ujarnya.
Tingkatkan Reputasi dan Daya Saing Institusi
Aprilia menegaskan bahwa akreditasi tidak hanya berperan sebagai instrumen penjaminan mutu, tetapi juga sebagai strategi untuk memperkuat reputasi dan daya saing institusi di tingkat global. Akreditasi memberikan pengakuan formal dari institusi-institusi akademik dan industri, baik nasional maupun internasional, yang akhirnya memperluas peluang kolaborasi serta memperkaya pengalaman belajar mahasiswa dengan perspektif lintas budaya dan global.
“Dengan status akreditasi ini, FEB UGM memiliki kedudukan yang sejajar dengan sekolah-sekolah bisnis terkemuka di dunia. Dampaknya nyata, termasuk meningkatnya jumlah mahasiswa internasional yang memilih FEB UGM sebagai tempat studi. Selain itu itu, akreditasi juga memberikan jaminan bahwa lulusan FEB UGM memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar global, sehingga memperkuat daya saing mereka di pasar kerja,” tambah Aprilia.
Penjaminan Mutu sebagai Pilar Utama Sekolah Bisnis
Penjaminan mutu adalah salah satu elemen krusial dalam mempertahankan standar akademik dan operasional sebuah institusi pendidikan. Di FEB UGM, proses ini dijalankan secara sistematis melalui Unit Penjaminan Mutu dan Akreditasi (UPMA) yang berada di bawah koordinasi Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi Universitas (SPMRU). Sebagai bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) UGM sekaligus unit pendukung dekanat, UPMA memiliki peran strategis dalam memastikan mutu pendidikan terus meningkat, baik dari sisi proses, hasil, maupun dampaknya bagi masyarakat.
“Meskipun tidak sedang dalam periode visitasi, aktivitas penjaminan mutu tetap berjalan. Beberapa hal yang UPMA lakukan antara lain mengawal Audit Mutu Internal (AMI) secara berkala, menyusun dan memantau capaian pembelajaran mahasiswa melalui Assurance of Learning (AOL), dan mengikuti proses monitoring yang ditetapkan oleh badan akreditasi nasional dan internasional,” jelas Aprilia.
Proses penjaminan mutu diawali dengan penetapan standar, baik yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi, standar yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi, maupun standar internal UGM. Penyusunan standar ini mempertimbangkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pimpinan fakultas, pimpinan prodi, dan dosen. Setelah standar ditetapkan, proses dilanjutkan dengan monitoring, evaluasi, hingga proses audit yang terus berulang. Dalam lingkup yang lebih luas, umpan balik dari asesor eksternal dari proses akreditasi juga menjadi referensi penting untuk perbaikan berkelanjutan di FEB UGM.
“Feedback dari asesor yang berupa poin-poin perbaikan ini digunakan untuk menyempurnakan program yang telah berjalan maupun menyusun program baru sebagai bentuk respons terhadap masukan yang ada. Yang terpenting, setiap periode akreditasi harus menunjukkan improvement yang telah dilakukan, beserta bukti pelaksanaannya,” tegasnya.
Strategi Mempertahankan Akreditasi
Menghadapi dinamika dunia pendidikan tinggi yang terus berubah, tantangan utama bagi FEB UGM adalah memastikan seluruh elemen fakultas dapat beradaptasi dengan perkembangan kebutuhan pasar maupun standar pendidikan yang terus berkembang. Untuk itu, diperlukan sinergi kuat, komitmen dari seluruh staf akademik dan nonakademik, serta dukungan berkelanjutan dari universitas.
Tantangan tidak hanya berhenti pada pencapaian akreditasi, tetapi mempertahankan akreditasi dengan menunjukkan inovasi dan peningkatan keberlanjutan.FEB UGM merespon hal ini dengan menerapkan berbagai strategi adaptif, termasuk pembaruan kurikulum yang selaras dengan regulasi terkini sekaligus memastikan relevansinya dengan kebutuhan industri. Pendekatan ini memastikan bahwa lulusan FEB UGM tidak hanya memiliki keunggulan akademik, tetapi juga membuat mereka siap bersaing di pasar kerja global.
“Kami terus berusaha mengakomodasi kebutuhan di tengah perubahan yang begitu cepat. Tidak mudah, tetapi dengan ketangguhan dan inovasi, FEB UGM akan selalu berada di garis depan pendidikan bisnis global,” pungkasnya.
Reportase: Shofi Hawa Anjani
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals