
Kisah inspiratif datang dari Shareent Violent Kusuma Ayu Wardhani (18), gadis asal Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur. Ia diterima sebagai mahasiswa baru Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) tahun 2025 tanpa tes melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP).
Tidak hanya itu, sebagai penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) ia juga dibebaskan dari biaya pendidikan hingga lulus nantinya. Ia menaruh harapan besar untuk memperbaiki masa depan dengan kuliah di Program Studi (prodi) Manajemen FEB UGM.
Keterbatasan Bukan Penghalang
Shareent merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara yang dibesarkan oleh sang ibu Ekowati Susilo Ningsih (47). Sejak kecil ia memiliki keinginan kuat untuk bisa menggapai bangku perkuliahan dan mengejar pendidikan setinggi mungkin. Ia yakin melalui pendidikan bisa mengubah hidupnya dan mengangkat derajat keluarga.
“Dari SD memang pengen kuliah untuk mengejar masa depan yang lebih baik lagi,” jelasnya saat ditemui di rumahnya yang berada di Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya belum lama ini.
Beruntungnya, keluarga Shareent memberikan dukungan penuh untuk mewujudkan impiannya itu. Shareent dibesarkan oleh sang ibu yang menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga. Kedua orang tuanya telah berpisah sejak ia duduk di bangku SMP. Sehari-hari ibunya bekerja membantu tetangga berjualan bubur ayam. Meski tumbuh dalam keluarga dengan keterbatasan ekonomi, tidak menyurutkan semangat Shareent untuk belajar dan berprestasi.
“Mama justru menjadi pendukung kuat untuk saya kuliah, terus mendoakan dan memberikan semangat untuk mengejar cita-cita,” ucapnya.
Perjuangan Menggapai Mimpi
Ia pun berusaha membuktikan tekadnya itu dengan rajin belajar dan berprestasi di sekolah. Dengan prestasi akademis yang dimiliki berhasil mengantarkan Shareent masuk SMP dan SMA melalui jalur prestasi dan mendapatkan beasiswa pendidikan selama sekolah. Tidak hanya berprestasi secara akademis, ia pun aktif dalam berbagai kegiatan sekolah seperti tergabung dalam paskibraka saat duduk dibangku SMA dan organisasi sekolah.
Shareent mengaku perjuangan untuk meraih mimpi kuliah di UGM tidaklah mudah. Namun ia berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan impiannya menjadi pengusaha sukses. Tidak menerapkan trik khusus dalam belajar, ia hanya menjaga konsistensi belajar dengan menyisihkan waktu 2 hingga 3 jam setiap harinya untuk mengulas kembali materi pelajaran di sekolah. Ia berusaha mengejar target nilai setiap semesternya bisa terus naik dan masuk rangking kelas agar dapat masuk universitas melalui jalur tanpa tes. Rupanya hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Kerja keras dan ketekunan dalam belajar berhasil mengantarkannya kuliah di Prodi Manajemen FEB UGM tanpa tes ditambah menerima beasiswa KIP-K.
“Saat tahu lolos SNBP sangat senang. Lalu tak lama setelahnya dinyatakan lolos KIP-K dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 0 rupiah, menjadi kabar menggembirakan karena sebelumnya takut membebani orang tua dengan biaya kuliah,” papar alumnus SMAN 5 Surabaya ini.
Shareent mengungkapkan alasan memilih prodi Manajemen sebagai pilihan utamanya. Ia menjatuhkan pilihan di prodi ini karena memang memiliki ketertarikan yang kuat pada mata pelajaran ekonomi sejak kelas X SMA.
Jangan Takut Gagal
Kini impiannya kian dekat dengan kenyataan. Tidak lama lagi ia segera merasakan bangku perkuliahan di FEB UGM. Hidup merantau, jauh dari keluarga dan berproses menjadi mahasiswa adalah hal baru bagi Shareent.
“Mungkin tidak mudah, tetapi saya harus belajar mandiri, mengatur waktu dengan baik, dan berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan dan pembelajaran yang berbeda,” tuturnya.
Shareent tak lupa mengucapkan rasa syukur atas hasil yang diraihnya kini. Ia tidak ingin menyiakan kesempatan yang diperolehnya sebagai pintu gerbang mewujudkan masa depan yang lebih baik.
“Bagi teman-teman yang sedang berjuang, terus usahakan, bekerja keras untuk apapun itu yang ingin dicapai. Jangan takut gagal, saat lelah istirahat namun jangan berhenti meraih cita-cita. Setelah berusaha jangan lupa berdoa dan sisanya serahkan pada Tuhan,” pesannya.
Ia pun tak lupa menyampaikan rasa terima kasih pada sang ibu yang terus memotivasinya untuk berprestasi dan meraih pendidikan setinggi-tingginya.
“Terima kasih Mama, selama ini sudah mendukung dan membantu doa. Perjuangan Shareent masih panjang dan tidak mudah, tapi insha allah ke depan dimudahkan dan bisa membantu mengangkat derajat keluarga,” ucapnya sembari menahan haru.
Dukungan Orang Tua
Sementara sang ibu menyampaikan ia memang mendorong seluruh putrinya untuk bisa kuliah. Ia ingin semua anaknya bisa mendapatkan pendidikan lebih darinya yang merupakan lulusan SMA. Alhasil ketiga putrinya pun bisa merasakan bangku perkuliahan.
“Inginnya anak bisa punya kehidupan yang lebih baik dari orang tua. Jadi bagaimanapun caranya saya usahakan agar anak-anak jadi sarjana. Saya percaya pasti akan ada jalan, ada rezekinya,” ucapnya.
Saat tahu Shareent dinyatakan lolos masuk UGM tanpa tes, ia tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya. Ia menyebut kabar itu sebagai berkah Ramadan karena pengumuman kelulusan saat Ramadan.
Melepas putri bungsunya kuliah jauh dari rumah tentunya tidak mudah. Ia hanya bisa mendoakan agar nantinya Sharent bisa lancar menjalani perkuliahan.
“Jangan lupakan salat, selalu berdoa agar dimudahkan menjalani kuliah, dan disiplin serta bertanggung jawab untuk setiap apa yang dilakukan. Harapan nantinya bisa menjadi orang sukses,” pungkasnya.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)