• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Wamenkeu Anggito Tekankan Pentingnya Laporan Keberlanjutan bagi Ekonomi RI

  • Berita
  • 27 Juni 2025, 18.59
  • Oleh : shofihawa
Prof. Dr. Anggito Abimanyu memberikan paparan pentingnya laporan keberlanjutan pada Konferensi AAEE 2025 di Sanur, Bali, 26 Juni 2025.

Wakil Menteri Keuangan Indonesia, Prof. Dr. Anggito Abimanyu menekankan pentingnya laporan keberlanjutan dalam mendukung transformasi menuju ekonomi berkelanjutan. Pesan tersebut ia sampaikan dalam konferensi internasional “4th Biennial Emerging Scholars Colloquium and Conference on Accounting and Accountability in Emerging Economies (AAEE)” yang berlangsung Kamis, 26 Juni 2025 di Sanur Prama Sanur Beach Hotel, Bali.

Di hadapan ratusan peserta konferensi, Anggito menyampaikan bahwa konsep keberlanjutan kini tidak lagi terbatas pada isu lingkungan, tetapi juga mencakup keadilan sosial dan tanggung jawab pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah memiliki tanggung jawab penting dalam menyediakan regulasi yang kuat dan mekanisme pelaporan yang jelas agar pelaku usaha memiliki arah dan kepastian dalam menjalankan praktik bisnis yang bertanggung jawab.

Anggito mengatakan di tengah dinamika global yang kian kompleks membuat peran organisasi internasional semakin melemah, ditambah dengan meningkatnya kebijakan proteksionis yang memicu ketegangan antarnegara. Adapun, dampak dari meningkatnya dinamika global terhadap aktivitas ekonomi dapat dilihat dari penurunan pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,8 persen pada 2025, dari sebelumnya 3,2 persen di 2024.

“Kondisi ini tentunya memperkuat urgensi untuk mencari strategi pembangunan yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga bersifat berkelanjutan dan resilien terhadap goncangan dari luar,” tuturnya, Kamis (26/6) saat menjadi pembicara kunci AAEE 2025.

Menurutnya, laporan keberlanjutan memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih transparan dan inklusif. Melalui laporan ini, perusahaan dapat menunjukkan komitmen terhadap praktik hijau dan tanggung jawab sosial, sekaligus membangun kredibilitas usaha di mata publik. Selain itu, laporan yang transparan juga dapat menarik minat investor, terutama investor yang berfokus pada praktik bisnis dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG). Hal ini didukung dengan proyeksi aset ESG global yang mencapai $53 triliun pada 2025.

Di Indonesia, lanjutnya, sejumlah regulasi telah diterbitkan untuk mendorong praktik laporan keberlanjutan, seperti POJK No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik; Surat Edaran OJK No.16/SEOJK.04/2021 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik; serta Undang-Undang No. 4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK). Meskipun begitu, implementasi di lapangan masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya, belum adanya standar pelaporan yang seragam menyebabkan perusahaan menggunakan kerangka kerja yang berbeda-beda, seperti GRI (Global Reporting Initiative), SDGs (Sustainable Development Goals 2030), SASB (Sustainability Accounting Standards Board), atau bahkan kombinasi dari beberapa standar.

Tantangan lain adalah belum terdapat kewajiban untuk melakukan assurance atau penjaminan atas laporan keberlanjutan. Padahal, dengan adanya penjaminan dapat meningkatkan keandalan, akuntabilitas, dan kredibilitas laporan tersebut. Saat ini, standar penjaminan yang paling banyak diadopsi adalah AA1000AS (Accountability 1000 Assurance Standard), yang menilai transparansi dan performa keberlanjutan organisasi secara menyeluruh.

Lebih lanjut, Anggito menyoroti pentingnya kontribusi institusi pendidikan tinggi dalam menciptakan ekosistem pelaporan keberlanjutan yang matang. Salah satunya, yaitu The Institute of Certified Sustainability Practitioners (ICSP) yang menyediakan pendidikan sertifikasi profesional seperti CSRS (Certified Sustainability Reporting Specialist) dan CSRA (Certified Sustainability Reporting Assurer). Melalui pendidikan dan sertifikasi tersebut, diharapkan lahir tenaga profesional yang kompeten dan akuntabel dalam mendorong kualitas pelaporan keberlanjutan di Indonesia.

Anggito menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, profesional, dan institusi pendidikan tinggi sangat dibutuhkan untuk membangun ekosistem pelaporan keberlanjutan yang kuat. Ekosistem ini nantinya akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga resilien terhadap dinamika politik dan ekonomi global. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) untuk menciptakan dunia yang sejahtera, inklusif, dan berwawasan lingkungan.

Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekaptiningrum

Sustainable Development Goals

SDG 1 SDG 4 SDG 8 SDG 9 SDG 10 SDG 11 SDG 13 SDG 16 SDG 17

Views: 439
Tags: SDG 1: Tanpa Kemiskinan SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan SDG 11: Kota Dan Pemukiman Yang Berkelanjutan SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim SDG 16: Perdamaian Keadilan Dan Kelembagaan Yang Tangguh SDG 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 8: Pekerjaan Layak Dan Pertumbuhan Ekonomi SDG 9: Industri Inovasi Dan Infrastruktur SDGs

Related Posts

Hiram Ting

Prof Hiram Ting Serukan Transformasi Pariwisata Bertanggung Jawab

Berita Jumat, 8 Agustus 2025

Istilah pariwisata berkelanjutan (responsibility tourism) dan pariwisata hijau (green tourism) sering digunakan dalam dunia bisnis, khususnya dalam industri pariwisata. Presiden Responsible Borneo (Reborn), Prof. Dr.

Elizabeth Christy Go

Alumni FEB UGM Bagikan Tips Bertumbuh dan Bangun Karier 

Berita Jumat, 8 Agustus 2025

Rangkaian Pionir Sosialisasi dan Inisiasi Mahasiswa Baru Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (Simfoni) menggelar Sesi Pembelajaran Mahasiswa (SPM) untuk mahasiswa baru FEB UGM tahun 2025 pada Rabu (6/8) di Plaza FEB UGM.

Duck syndrome

Mengenal Fenomena Duck Syndrome di Kalangan Mahasiswa

Berita Jumat, 8 Agustus 2025

Di lingkungan kampus yang penuh semangat dan pencapaian, ada satu fenomena yang sering tak terlihat, namun diam-diam dirasakan banyak mahasiswa yaitu duck syndrome.

Abang Edwin Syarif Agustin

Meningkatkan Nilai Jual Produk dengan Desain yang Menarik 

Berita Kamis, 7 Agustus 2025

Ketika dihadapkan dengan dua produk yang sama-sama baru, mana yang lebih menarik untuk dipilih, produk dengan tampilan visual yang menarik atau yang tampak biasa saja? Sebagian besar orang akan cenderung memilih produk dengan tampilan visual yang lebih menarik.

Berita Terkini

  • Prof Hiram Ting Serukan Transformasi Pariwisata Bertanggung Jawab
    8 Agustus, 2025
  • Alumni FEB UGM Bagikan Tips Bertumbuh dan Bangun Karier 
    8 Agustus, 2025
  • Mengenal Fenomena Duck Syndrome di Kalangan Mahasiswa
    8 Agustus, 2025
  • Meningkatkan Nilai Jual Produk dengan Desain yang Menarik 
    7 Agustus, 2025
  • Kurangi Sampah Plastik, FEB UGM Bagi 586 Lunch Box Bagi Mahasiswa Baru
    6 Agustus, 2025

Artikel Terkait

  • Prof Hiram Ting Serukan Transformasi Pariwisata Bertanggung Jawab
    8 Agustus, 2025
  • Alumni FEB UGM Bagikan Tips Bertumbuh dan Bangun Karier 
    8 Agustus, 2025
  • Mengenal Fenomena Duck Syndrome di Kalangan Mahasiswa
    8 Agustus, 2025
  • Meningkatkan Nilai Jual Produk dengan Desain yang Menarik 
    7 Agustus, 2025
  • Kurangi Sampah Plastik, FEB UGM Bagi 586 Lunch Box Bagi Mahasiswa Baru
    6 Agustus, 2025
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Departemen

  • Akuntansi
  • Ilmu Ekonomi
  • Manajemen

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan