
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) membuka rangkaian pengenalan kampus FEB bagi mahasiswa baru 2025 melalui acara PIONIR SIMFONI, Rabu (6/8/2025) di Kampus FEB UGM. Kegiatan ini menjadi ajang penyambutan secara resmi bagi 586 mahasiswa baru program sarjana yang berasal dari 32 provinsi di Indonesia. Ke-586 mahasiswa baru program sarjana tersebut yang terdiri dari 419 mahasiswa jalur reguler dan 167 mahasiswa jalur International Undergraduate Program (IUP).
Kegiatan PIONIR SIMFONI berlangsung pada tanggal 6-7 Agustus 2025 mengangkat tema Meneguhkan Integritas Pelopor Muda Bangsa, Mewujudkan Dampak Kemasyarakatan. Pembukaan ditandai dengan peluncuran roket sebagai simbol yang menandakan bahwa Gamada siap menembus batas potensi melampaui rintangan melesat pada masa depan. Selama dua hari seluruh mahasiswa baru akan mengikuti serangkaian kegiatan pengenalan kampus FEB UGM yang menjadi rumah kedua bagi para Gadjah Mada Muda (Gamada), tempat mendidik dan menggembleng para Gamada untuk menjadi pemimpin masa depan.
Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com., C.A., mengatakan acara PIONIR SIMFONI merupakan simbol bagi para Gamada 2025 yang telah memulai langkah awal dalam perjalanan intelektual dalam celupan nilai-nilai ke-UGM-an.
“Ini yang membedakan Anda dengan mahasiswa dan lulusan dari kampus lain. Kalian tidak hanya akan menimba ilmu, tetapi juga dilatih untuk membangun nilai-nilai kepemimpinan, integritas, empati, dan inovasi, persaudaraan dalam bingkai merah putih,” ucapnya saat menyambut mahasiswa baru angkatan 2025 di Plaza FEB UGM, Rabu (6/8).
Lebih lanjut Didi menyampaikan bahwa tahun ini, FEB UGM menerima 586 mahasiswa baru program sarjana yang datang dari seluruh Indonesia. Mahasiswa baru yang diterima di FEB UGM tersebar dari berbagai wilayah Nusantara mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam di ujung barat, hingga Maluku Utara di timur, dari Sulawesi Utara di utara hingga Nusa Tenggara Timur di selatan. Kampus ini adalah Indonesia mini yang majemuk, inklusif, dan toleran.
Didi mengungkapkan FEB juga menjaga inklusivitas dengan memberi akses kepada para mahasiswa dengan berbagai latar belakang, termasuk kemampuan ekonomi. Lebih dari separuh mahasiswa baru yaitu 50,36% memperoleh subsidi UKT dengan 11,69% diantaranya mendapat subsidi UKT 100% atau gratis.
“Ini adalah wujud nyata dari komitmen FEB UGM untuk memberikan akses pendidikan yang berkeadilan, menjangkau potensi unggul dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan geografis,” tegasnya.
Ia pun berpesan kepada para Gamada untuk tidak hanya mengisi hari dengan kegiatan akademis. Mahasiswa juga diharapkan dapat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, baik keorganisasian, olah raga dan seni.
“Jangan hanya menjadi mahasiswa KUPU-KUPU atau kuliah pulang, kuliah pulang,” ucapnya.
Didi mengatakan keberhasilan perjalanan di FEB UGM ditentukan langkah para Gamada mulai hari ini. Oleh sebab itu, ia mengingatkan kembali para Gajahmada untuk meluruskan niat untuk dapat menjalani kuliah dengan baik dan menyelesaikan studi tepat waktu.
“Berjanjilah untuk menyelesaikan studi tepat waktu kepada diri sendiri, orang-orang yang mendukung anda sehingga bisa kuliah, atau orang tua anda yang akan selalu mendoakan kesuksesanmu dalam senyap. Selamat datang dan selamat bergabung menjadi keluarga besar FEB UGM,” pungkasnya.
Pada sesi bincang-bincang dengan mahasiswa baru, Efie Julian Hikmah, mahasiswa asal Kediri, Jawa Timur yang diterima di Prodi Akuntansi melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM) mengaku bersyukur sekaligus bangga dapat bergabung menjadi bagian dari FEB UGM. Sebab, masuk FEB UGM telah menjadi impiannya sejak kecil.
“Bersyukur dan bangga bisa bergabung di Prodi Akuntansi FEB UGM. Saya UGM garis keras sejak SMP,” jelas Efie.
Eifie merupakan salah satu mahasiswa baru FEB UGM yang mendapatkan subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) 100% atau gratis. Meskipun menjadi penyandang disabilitas daksa, ia berhasil menorehkan sejumlah prestasi di bidang olahraga atletik di antaranya juara 2 lari 200 meter di Walikota Cup Surabaya, meraih medali emas lompat jauh di Pekan Paralimpik Pelajar Nasional 2023, dan medali perunggu lari 400 meter di Pekan Paralimpiade Nasional 2024.
Sheril Kristiani Noya, mahasiswa baru asal Halmahera, Maluku Utara juga menyampaikan hal senada. Ia merasa senang dapat diterima di FEB UGM yang menjadi kampus impiannya dan berharap dapat menjalani studi dengan lancar nantinya.
Reportase : Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals