
Ketika dihadapkan dengan dua produk yang sama-sama baru, mana yang lebih menarik untuk dipilih, produk dengan tampilan visual yang menarik atau yang tampak biasa saja? Sebagian besar orang akan cenderung memilih produk dengan tampilan visual yang lebih menarik. Produk yang dikemas secara menarik akan lebih mampu memikat perhatian dan mendorong minat beli dari konsumen.
Dalam upaya membantu UMKM dalam meningkatkan nilai jual produknya, FEB UGM melalui Bidang Kajian Kewirausahaan, Inovasi, dan UMKM FEB UGM berkolaborasi dengan Rumah BUMN di FEB UGM menyelenggarakan pelatihan terpadu bertajuk “Meningkatkan Nilai Jual Produk Melalui Desain Kemasan yang Efektif”, yang digelar di FEB UGM pada Rabu (23/07). Kegiatan ini menghadirkan Abang Edwin Syarif Agustin, S.Sn., M.Ds., yang merupakan konsultan desain produk.
Abang Edwin menjelaskan bahwa desain produk merupakan proses penciptaan dan pengembangan produk fisik yang mencakup berbagai aspek, seperti bentuk, fungsi, estetika, material, serta penggunaan teknologi. Tujuan utama dari desain produk adalah memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna, sembari memastikan bahwa produk memiliki kualitas, ketahanan, dan daya tarik visual yang mampu menarik perhatian pasar.
Namun, desain produk bukan hanya mencakup desain kemasan, melainkan desain produk itu sendiri maupun desain kemasannya. Keduanya memiliki peran penting dalam memperkuat identitas merek dan membedakan produk di tengah persaingan pasar. Namun, dalam mendesain produk yang menarik diperlukan pemahaman mendalam terhadap pasar, konsumen, serta tren industri yang ada. Sebab, desain bukanlah proses satu arah yang hanya ditentukan oleh penjual, melainkan perlu juga mendapatkan umpan balik dari konsumen sebagai end user dalam proses jual-beli produk.
Dalam mendesain produk, lanjutnya, terdapat beberapa tahapan kreatif yang bersifat iteratif dan berorientasi pada pengalaman pengguna. Dimulai dari membangun empati untuk memahami permasalahan yang dihadapi pelanggan, dilanjutkan dengan merumuskan definisi masalah secara jelas sebagai pedoman desain. Setelah itu, muncul fase pengembangan ide, yaitu mengembangkan beberapa sketsa awal produk untuk melihat rancangan desain kasar. Setelah itu, akan dipilih beberapa sketsa yang dijadikan prototype dalam bentuk fisik, agar produk bisa dirasakan secara nyata dan diuji dari sisi visual maupun fungsi. Pada tahap akhir, prototype diuji kepada pengguna untuk mendapatkan umpan balik, yang kemudian digunakan untuk menyempurnakan desain. Tahapan akhir ini biasanya dilakukan secara berulang hingga tercipta bentuk akhir yang optimal.
Di akhir sesi, Edwin menegaskan bahwa desain produk yang menarik bukan hanya bertujuan untuk mempercantik tampilan, tetapi juga untuk meningkatkan nilai jual produk. Sebab, dengan desain yang lebih unggul, pelaku usaha memiliki peluang untuk menaikkan harga produk karena adanya persepsi kualitas dan nilai yang lebih tinggi di mata konsumen.
“UMKM yang ingin bersaing secara berkelanjutan dan menciptakan nilai unik dalam produknya perlu mempertimbangkan desain, baik dari sisi kemasan maupun bentuk produk, merupakan langkah penting yang tidak bisa diabaikan,” jelasnya
Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals