
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menyambut hangat 81 mahasiswa internasional pada semester gasal Tahun Ajaran 2025/2026 dalam kegiatan Orientation Day yang diselenggarakan di Alumni Corner, Senin (11/8). Seluruh mahasiswa internasional tersebut merupakan mahasiswa program sarjana dan mahasiswa program magister yang akan mengikuti dual degree dan student exchange program selama 1-2 semester mendatang.
Selain 81 mahasiswa dari universitas mitra internasional, pada semester ini FEB UGM menerima 8 mahasiswa full degree WNA. Mereka berasal dari Chile, Pakistan, Timor Leste, Papua Nugini dan Kamboja yang menempuh studi di Magister Akuntansi, Magister Ekonomika Pembangunan dan Magister Manajemen.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FEB UGM, Bayu Sutikno, S.E., M.S.M., Ph.D., menyampaikan kebahagiaannya menyambut para mahasiswa yang berasal dari 22 negara yang tersebar di 31 universitas mitra internasional FEB UGM. Ke-81 mahasiswa internasional ini meliputi 65 mahasiswa program sarjana dan 16 mahasiswa program magister.
“Hal ini menunjukkan reputasi FEB UGM yang dipandang bereputasi baik oleh universitas mitra internasional. Upaya membangun keterlibatan dengan mitra internasional ini juga terus kita tingkatkan,” ucapnya.
Selain menerima 81 mahasiswa dari universitas mitra internasional, pada semester ini FEB UGM menerima 8 mahasiswa full degree warga negara asing. Mereka berasal dari Chile, Pakistan, Timor Leste, Papua Nugini dan Kamboja yang menempuh studi di Magister Akuntansi, Magister Ekonomika Pembangunan dan Magister Manajemen.
“Nikmati pengalaman selama di Yogyakarta, jangan hanya belajar, tetapi juga berteman dengan banyak teman dan eksplorasi destinasi. Kalian datang ke kampus ini sebagai ambassador dari negara dan kampus kalian. Setelah menyelesaikan pendidikan di sini dan kembali ke negara masing-masing, kalian juga akan menjadi ambassador FEB UGM dan Indonesia. See you to be Indonesia ambassador,” ujarnya.
Kegiatan Orientation Day yang merupakan wujud pengenalan kampus FEB UGM bagi mahasiswa internasional. Melalui acara tersebut para mahasiswa diberikan penjelasan tentang program studi di FEB UGM, proses pembelajaran, administrasi akademik, hingga tata tertib kampus serta FEB Ways. Selain itu mahasiswa juga dikenalkan dengan budaya dan lingkungan belajar, fasilitas kampus hingga aturan berkendara di lingkungan kampus maupun luar kampus.
RR. Tur Nastiti, M.Si., Ph.D., Dosen Manajemen FEB UGM dalam kesempatan tersebut memberikan pemaparan mengenai pengenalan budaya Indonesia. Salah satu fokus yang dibahas adalah nilai kolektivisme yang sudah mengakar pada masyarakat Indonesia. Ia juga menekankan para mahasiswa internasional untuk menghormati budaya di mana mereka berada.
Elana Gupffert dari University of Groningen mengaku mendapatkan banyak wawasan dari sesi ini. Menurutnya kegiatan orientation day menjadi forum yang banyak memberikan informasi seputar perkuliahan.
“Sangat informatif. Sebelumnya saya punya banyak pertanyaan terkait teknis di sini, tapi setelah mengikuti kegiatan ini, semua pertanyaan saya terjawab. Ini sangat menarik bagi saya dan menyenangkan berinteraksi dengan masyarakat lokal. Saya juga menantikan untuk belajar lebih banyak mengenai budaya Indonesia,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Roeland Kersten dari Erasmus University Rotterdam. Dari kegiatan pengenalan kampus ini ia mendapatkan banyak informasi tidak hanya soal dunia perkuliahan di FEB UGM, tetap juga tentang budaya di Indonesia, khususnya Yogyakarta.
“Sejauh ini sangat bagus karena kita belajar banyak mengenai budaya. Saya pikir dari acara ini kita bisa menggali banyak informasi. Sangat penting mendapatkan tips budaya seperti memahami kebudayaan Indonesia, bagaimana cara bertindak di publik, karena beradaptasi bisa menjadi hal yang cukup menantang,” tuturnya.
Selain mengikuti Orientation Day, para mahasiswa internasional ini nantinya akan mengikuti Cultural Immersion Day (CID) pada Rabu (12/8) di Kawasan Wisata Candi Borobudur, Jawa Tengah. Lewat kegiatan CID ini mahasiswa dikenalkan dengan budaya Indonesia, khususnya Yogyakarta dan sekitarnya.
Reportase: Shofi Hawa Anjani
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals