
Asap tipis mengepul dari wajan besar berisi cairan gula cokelat pekat. Beberapa mahasiswa asing mencoba mengaduknya, lalu mencicipi potongan gula jawa yang masih hangat. Ekspresi terkejut segera muncul saat lidah mereka merasakan sensasi pedas jahe yang tak terduga dari gula jawa jahe yang diproduksi oleh sebuah pabrik pengolahan gula kelapa tradisional bernama Gubuk Kopi, di Desa Karangrejo, Magelang, Jawa Tengah.
Pengalaman ini menjadi salah satu momen berkesan yang dirasakan oleh 38 mahasiswa asing yang mengikuti Cultural Immersion Day (CID) pada 13 Agustus 2025 lalu. Mereka adalah mahasiswa internasional dari berbagai negara yang akan memulai perkuliahannya di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) pada semester gasal tahun ajaran 2025/2026. Kegiatan CID dirancang untuk mengenalkan secara lebih dekat budaya Indonesia.
Sebelumnya, para mahasiswa melakukan kegiatan outbound di Girli Cafe Resto, Magelang. Kegiatan ini diisi dengan lomba-lomba bernuansa Indonesia hingga puncaknya adalah permainan dengan strategi kerja sama antar tim.
Selepas outbound, para mahasiswa tampak antusias saat menaiki mobil VW menuju Balkondes Borobudur. Perjalanan melewati jalan raya, persawahan, hingga suasana pedesaan yang membuat pengalaman terasa istimewa.
Destinasi pertama yang mereka tuju adalah Tingal Art Batik, Borobudur yang menawarkan pengalaman belajar membatik dan berbelanja kain batik. Beberapa mahasiswa tampak mahir menorehkan cairan malam ke pola bergambar pada kain putih, sedangkan beberapa lainnya merasa kurang mahir karena ini pengalaman pertama mereka. Di akhir sesi mencanting, mereka tampak antusias menunjukkan hasil karyanya dan mengabadikannya sebagai kenang-kenangan.
Perjalanan kembali berlanjut menuju industri UMKM, Regginan Bu Yatin yang letaknya tidak jauh dari lokasi sebelumnya. Di tempat ini, mereka melihat bagaimana proses pembuatan regginan dari awal hingga menjadi matang. Beberapa mahasiswa juga berkesempatan untuk mencoba mencetak rengginan menjadi bentuk bulat.
Patrick Groffner, mahasiswa asal Jerman dari Reutlingen University mengaku baru pertama kalinya mencicipi rengginan sekaligus menjadi pengalaman unik bagiannya. Rengginan merupakan makanan ringan tradisional Indonesia yang terbuat dari beras ketan yang dikeringkan dan kemudian digoreng hingga renyah, berbentuk bulat seperti kerupuk dan memiliki rasa gurih.
“Ini adalah sesuatu yang baru bagi saya karena di Jerman tidak ada hal seperti ini,” jelasnya
Patrick menyampaikan melalui kegiatan CID ia mendapatkan banyak pengalaman baru dan menyenangkan. Selain itu, ia juga banyak belajar mengenai kebudayaan lokal mulai dari makanannya, tradisi, hingga kesenian tradisional.
Louise Liva Excelia, mahasiswi asal Prancis dari Excelia Business School turut menyampaikan pengalamannya mengikuti kegiatan CID. Ia merasakan kehangatan masyarakat Indonesia yang menyambut dengan baik dan ramah.
“Orang-orang di sini sangat baik dan ramah, tentunya makanan di sini juga unik dan enak. Kita banyak mengeksplor area baru dan menemukan banyak hal-hal baru,” tambahnya.
Sore itu, sebelum kembali ke Yogyakarta, mereka berfoto bersama dengan VW di Lapangan Senyum, tawa, dan rasa puas yang mengalir di wajah para peserta menjadi tanda bahwa Cultural Immersion Day tak hanya sekadar kegiatan belajar budaya, tetapi juga sebagai bekal pengalaman bagi mereka selama di Indonesia.
Reportase: Shofi Hawa Anjani
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals