Ratusan Alumni UGM Gelar Napak Tilas Pendirian 30 Tahun Prodi Magister Manajemen
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2163
Ratusan alumni, dosen dan tenaga kependidikan Program Studi Magister Managemen (MM) FEB UGM menggelar napak tilas dengan melakukan nitilaku atau berjalan kaki dari kampus MM di jalan Kaliurang menuju gedung FEB yang berada di kompleks Bulaksumur dalam rangka mengenang sejarah pendirian prodi MM UGM 30 tahun lalu, Minggu (1/7). Pelepasan para anggota nitilaku ini ditandai dengan pelepasan burung merpati dan burung emprit sebanyak 30 ekor sebagai simbol usia 30 tahun.
Rombongan peserta nitilaku diiringi oleh para penari Dolalak dari kelompok Tari Dolalak, Kaligesing, Kulonprogo. Selain itu, peserta juga membawa gunungan grebek salak yang dipanggul di sepanjang perjalanan.
Dekan FEB, Dr. Eko Suwardi, mengatakan pelepasan burung sebanyak 30 ekor menandai usia 30 tahun MM FEB UGM sebagai sekolah bisnis di Indonesia yang kini sudah menyandang akreditasi internasional AACSB. “Pelepasan burung ini juga untuk mendorong komitmen keberlanjutan dan kelestarian lingkungan dengan pengembangan pendidikan manajemen sustainability di MM UGM,” kata Eko.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Prodi MM UGM, Hany Handoko,MBA., Ph.D., mengatakan Prodi MM UGM didirikan pada 2 Juli 1988. Saat itu, Fakultas Ekonomi (FE), sekarang bernama Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) mendapat mandat dari Dirjen Dikti untuk merespons kebutuhan pendidikan pascasarjana untuk prodi manajamen. “Dulu mahasiswanya hanya 40 orang, sekarang sudah 2.000 lebih baik di kampus Jogja dan Jakarta dengan alumni mencapai 11 ribu orang,”katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh pengelola MM UGM Kampus Jakarta, Prof. Edward Tendellin, yang menyebutkan pemikiran awal pendirian MM UGM kampus Jakarta untuk memberikan kontribusi yang lebih besar pendidikan manajemen di Indonesia.
“Sebab, pusat bisnis Indonesia berada di Jakarta. Pemikiran awal ketika itu, bila ingin memberikan kontribusi untuk menghasilkan tenaga profesional bidang manajemen harus hadir di Jakarta,” ungkapnya.
Ia menerangkan Kampus MM UGM Jakarta sudah ada sejak 20 tahun lalu, atau persisnya sepuluh tahun setelah prodi MM ini berdiri. Pendirian sekolah bisnis di Jakarta ini tidak mudah dan penuh dengan tantanngan bahkan ada pihak yang masih menganggap prodi ini sebagai kelas jauh UGM dan lulusannya tidak diakui. Tendelin menepis anggapan tersebut. “MM FEB UGM kampus Jakarta diakui oleh Ristek Dikti dan memiliki penilaian akreditasi BAN PT terpisah dengan kampus induk,”imbuhnya.
Menurutnya, prasyarat mendidikan prodi MM UGM Kampus Jakarta ini setidaknya harus memiliki nilai akreditasi sama dengan kampus induk dan gedung perkuliahan pun tidak boleh sewa. “Akhirnya kita membangun kampus sendiri di Jakarta dan sekarang 80 persen mahasiswanya mayoritas sudah bekerja,” katanya.
Sumber: Gusti/UGM